“STRUKTUR SEKRESI”
Oleh:
Kelompok VIII
1.
Adzhar Arsyad
2.
Evika Melia LP.
3.
Aulia Nur Safitiri
4.
Ayu Rendri Utari
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar
Tahun Akademik 2012/2013
STRUKTUR
SEKRESI
Sekresi
adalah peristiwa terpisahnya substansi dari protoplas, yang dikeluarkan adalah
berupa kelebihan ion, hasil fotosintesis, sisa metabolisme berupa alkaloid,
tanin, terpen, kristal., juga zat khusus seperti enzim dan hormon.
Pemisahan atau pembuangan zat yang tidak turut dalam
metabolisme kadang-kadang disebut ekskresi. Namun, pada tumbuhan tidak dapat
dibuat pemisahan yang jelas anatar sekresi dan ekskresi. Karena, sel yang sama
menghimpun berbagai zat, sebagian sebagai produk saja, yang lain berupa bahan
yang dipakai kembali. Selain itu, peran khusus sebagian zat yang diekskresikan,
tidak diketahui. Istilah sekresi dipakai dalam arti yang luas mencakup
sintesis, pemisahan, dan pembebasan bahan yang terspesialisasi secara
fungsional atau dimaksudkan untuk disimpan atau untuk diekskresikan. Jadi,
sekresi meliputi baik pelepasan bahan dari sel maupun akumulasi sekret ke dalam
suatu bagian sel.
Peristiwa sekresi pada tumbuhan biasanya merupakan
aktivitas dari struktur sekresi khusus. Struktur sekresi dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu struktur luar dan dalam.
1.
Struktur sekresi luar/ eksternal
Dalam kelompok ini termasuk rambut
kelenjar serta kelenjar dipermukaaan tumbuhan, nektarium atau kelenjar madu
serta hidatoda.
a. Trikoma dan kelenjar
Struktur sekresi luar bervariasi komplekitasnya,
kadang-kadang sederhana misalnya bagian dari epidermis sebagai struktur
sekresi. Kadang kadang sel-sel sekresi adalah komponen yang berasal dari
epidermis dan lapisan subepidermis, merupakan trikoma berkelenjar atau berupa
kelenjar. Trikoma sering terdiri atas kepala bersel satu atau bersel banyak yang menghasilkan sekresi
dan melekat pada tangkainya yang terdiri dari sel-sel yang tidak berkelenjar (Muhammadiyah,
2013).
Bagian kepala
merupakan bagian yang mensekresikan substansi, tersusun dari satu sel atau
dapat pula multiseluler. Trikoma kelenjar terdiri atas satu sel panjang,
misalnya terdapat pada jelatang (Fleurya
interrupta) terdapat pada epidermis daun. Trikoma ini mengeluarkan cairan
yang menyebabkan rasa gatal pada kulit yang menyentuhnya. Pada daun sirih (Piper betle L.). trikoma kelenjar
terdiri atas bagian tangkai dan kepala, masing-masing terdiri atas satu sel.
Pada epidermis daun Mentha sp,
trikoma kelenjar terdiri atas satu sel tangkai tapi tetapi mempunyai kepala
yang multiseluler (terdiri dari 8 sel). Dan apabila diamati dari permukaan
tampak seperti sisik. Pada daun ganja (Cannabis
indica) mempunyai kepala yang mirip dengan yang terdapat pada tumbuhan Mentha tetapi mempunyai tangkai yang
multiseluler (Setjo dkk, 2004)
Menurut Muhammadiyah (2013), Variasi dari
trikoma dan kelenjar, adalah sebagai berikut:
1. Trikoma yang mensekresikan minyak, tampakk
sebagai tetesan-tetesan bahan osmiofilik di dalam sitoplasma, seperti Mentha.
2. Trikoma bersel banyak mensekresikan minyak
yang terdapat dalam plastida, seperti pada Dictmus.
3. Trikoma gatal pada Urtica Urens .
Pada pangkal yang menggelembung menonjol keatas permukaan sel-sel epidermis. Bagiam
atas rambut yang menyerupai tabung kapiler yang halus yang ujungya membulat.
4. Kelenjar lavandula vera, sekret di simpan
dahulu diantara kutikula dan dinding luar sel sebelum dibebaskan.
5. Kelenjar pada vitis vinifera, bulat mirip
mutiara, bagian epidermis yang menutup sel sekresi memiliki trikoma terbuka
yang memungkinkan pelepasan sekret ke luar.
6. Trikoma pada tumbuhan insektivora seperti
pingiucula, mensekresikan mukopolisakarida dan enzim-enzim proteolitik dan
dapat menangkap serta mencernakan makanan.
7. Kelenjar garam terdapat pada atriplex.
Kelenjar garam dianggap sebagai alat untuk mempertahankan kadar garam dalam
daun dengan mensekresikan kelebihan garam.
8. Trikoma berkelanjar dan kelenjar pada tumbuhan
berkayu lebih kompleks disebut koleter. Koleter terbentuk pada
primordium daun dan menghasilkan sekesi lengket yang menembus dan menutupi
seluruh tunas.
b. Nektarium
Nektarium/
kelenjar madu, yang berisi gula, biasanya terletak dekat xylem dan floem pada
jaringan epidermis atau dibawah nya, ditemukan pada bunga atau diluar bunga.
Nektarium dapat dibedakan atas:
1.
Nektarium floral, ditemukan pada kelopak
daun, daun mahkota, benang sari, bakal buah, atau pada dasar bunga
(reseptakulum).
2.
Nektarium ekstra floral, terdapat pada
batang, daun, daun penumpu, dan tangkai bunga.
Jaringan sekresi dari nektarium yang ada terbatas pada
epidermis dan ada pula beberapa lapisan sel dibawahnya. Jaringan sekresi
tertutup oleh kutikula dibagian luarnya dan didekat terdapat jaringan pembuluh.
Jumlah gula dalam nektar, berhubungan erat dengan jumlah floem dalam jaringan
pembuluh yang memasok nektarium. (Muhammadiyah, 2013).
c.
Osmofor
Pada bunga sering
tercium bau yang harum. Keharuman dari bunga ini biasanya
dihasilkan dari subtansi yang mudah menguap terutama minyak-minyak atsiri.
Substansi ini tersebar melalui epidermis
dari bagian periantium. Pada beberapa tanaman, keharuman terdapat pada kelenjar
khusus yang disebut osmofor. Osmofor merupakan kata yang bersaal dari bahasa
latin yang berarti bau dan pembawa. Osmofor pada berbagai bagian bunga. Contoh
osmofor terdapat pada spadix yang memanjang dari Araceae, juga jaringan yang
dapat disentuh serangga pada bunga anggrek. Osmofor mempunyai jaringan seketori
bebrapa lapis, jaringan ini dapat kompak dan hasilnya dapat diangkut atau
diserap oleh uang antarsel. Minyak yang merupakan substansi yang sangat cepat
menguap tapi dapat juga Nampak dalam butiran-butiran (Setjo dkk, 2004)
d.
Hidatoda
Beberapa tumbuhan mempunyai struktur khusus yang mengeluarkan air
pada kondisi transpirasi lambat dan kelembapan tanah tinggi. Struktur
modifikasi ini dikenal sebagai hidatoda. Hidatoda terjadi pada daun, pada
umumnya berhubungan dengan ujung tepi daun. Hidatoda mengeluarkan air dari
bagian dalam daun ke permukaan. Proses ini disebut gutasi (Setjo dkk, 2004).
2. Struktur sekresi dalam/ internal
a. Sel sekresi
Sel sekretori
umumnya terdiferensiasi dari sel parenkima dan mempunyai kandungan
bermacam-macam seperti balsam, resin, minyak, dan tanin. Sel sekretori sering
tampak sebagai sel khusus yang berbeda dengan sel tetangga di antaranya sehingga
disebut idioblas. Sel sekretori berbentuk isodimetrik atau seringkali lebih
luas, mungkin memanjang menjadi kantung atau buluh. Sel sekretori umumnya
digoloongkan berdasarkan isi selnya, tetapi pengelompokan semacam ini kurang
tepat karena banyak dari sel ini mengandung campuran zat-zat atau mungkin
isinya belum dapat diidentifikasi secara kimiawi. Satu tipe yang umum dikenal
berdasarkan isi selnya adalah sel minyak. Sel sekretori terjadi pada semua
bagian tumbuhan baik organ vegetative maupun organ generative (Setjo dkk, 2004).
Sel sekresi atau sekretori biasa disebut
idioblas. Idioblas dapat diklasifikasikan berdasarkan isinya ,sebagai berikut:
-
Idioblas minyak adalah sel-sel sekresi yang berisi
minyak. Misalnya pada familia: Lauraceae, dan Calycantaceae.
-
Idoblas lendir adalah sel sekresi yang berisi lendir.
Misalnya pada familia: Cactaceae, dan Magnoliaceae.
-
Idioblas tanin adalah sel sekresi yang berisi tanin.
Misalnya terdapat pada familia: Crassulaceae, dan Fabaceae.
-
Idioblas kristal adalah sel sekresi yang berisi kristal.
Misalnya pada daun Ficus Elastica.
b.
Ruang Sekresi
Ruang sekresi baik dalam bentuk
kantung atau saluran terbentuk secara sizogen atau lisigen, dan terkadang
keduanya secara bersama disebut sizolisigen. Ruang terbentuk secara sizogen
terjadi karena menjauhnya sel yang satu dengan sl lainnya. Ruang tersebut
dikelilingi oleh sel epitel kelenjar yang berasal dari parenkima yang terdesak
dan memipih. Ruang lisigen yaitu ruang antarsel yang terjadi karena lisisnya
dinding dan dikelilingi oleh sel-sel yang hancur dan pecah di sekitar ruangan.
Sedangkan ruang sizolisigen terjadi baik secara sizogen maupun lisigen. Ruang
sekretori dapat terjadi pada banyak bagian tanaman (Setjo dkk, 2004)
c. Latisifer
Latisifer adalah sel-sel atau sederetan
sel-sel yang berhubungan dengan satu dengan yang lain yang berisi sel lateks,
suatu cairan yang komposisinya kompleks.
Menurut Muhammadiyah (2013) Ditinjau dari asalnya, latisifer dapat
dibedakan atas:
-
Latisifer sederhana, adalah sel-sel tunggal dan biasa
disebut latisifer tak beruas.
-
Latisifer majemuk, berasal dari deretan-deretan sel-sel
dan biasa disebut latisifer beruas. Karena deretan sel-sel saling berhubungan
dengan terjadinya panghancuran dinding sel yang berbatasan.
Daftar pustaka
Muhammadiah, Asia dan Hilda Karim. 2013. Bahan
Ajar Anatomi Tumbuhan. Makassar: jurusan biologi FMIPA UNM
Setjo, setyadi. 2010. Anatomi Tumbuhan.
Malang: jurusan biologi FMIPA Universitas negeri makassar
0 comments:
Post a Comment