HALAMAN
PENGESAHAN
Laporan
lengkap praktikum Perkembangan Hewan dengan judul “ Siklus Reproduksi “ yang disusun oleh :
Nama : Adzhar Arsyad
Nim : 1214041004
Kelas : A (Pendidikan Biologi)
Kelompok : II ( Dua
)
Telah
diperiksa dengan seksama oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka dinyatakan
diterima.
Makassar, Desember 2013
|
|
|
A. Dasar Teori
Pada hewan betina yang dewasa seksual dikenal adanya siklus reproduksi.
Siklus reproduksi adalah siklus seksual yang terdapat pada individu betina
dewasa seksual dan tidak hamil yang meliputi perubahan-perubahan siklik pada
organ-organ reproduksi tertentu misalnya ovarium, uterus, dan vagina di bawah
pengendalian hormon reproduksi. Siklus reproduksi meliputi antara lain siklus esterus, siklus ovarium, dan
siklus menstruasi
(Adnan, 2010)
Pada kebanyakan vertebrata dengan pengecualian primata, kemauan menerima
hewan-hewan jantan terbatas selama masa yang disebut estrus atau berahi. Selama
estrus, hewan-hewan betina secara fisiologis dan psikologis dipersiapkan untuk
menerima hewan-hewan jantan, dan perubahan-perubahan struktural terjadi di
dalam organ assesori seks betina. Hewan-hewan monoestrus menyelesaikan satu
siklus estrus setiap tahun, sedangkan hewan-hewan poliestrus menyelesaikan dua
atau lebih siklus estrus setiap tahun apabila tidak diganggu dengan kehamilan (Adnan,
2010)
Menurut Anonim (2011), Siklus estrus terdiri dari proestrus, estrus, meteesrus, dan
diestrus.
1. Proestrus : Merupakan fase
persiapan. Tanda-tanda yang terlihat dari luar adalah sedikit gelisah, terjadi
peningkatan peredaran darah di vulva, dan masih menolak pejantan. Terdapat
leleran mucus.
Jika dilihat dari dalam maka,
Terjadi pertumbuhan folikel tertier menjadi de-graaf, oviduk dan dan uterus
mendapat vaskularisasi lebih banyak dan menegang, lumen serviks mulai
memproduksi lender, servik mulai merelak, Progestron turun dan estrogen naik.
Estrus : Mrupakan periode terhadi
kopulasi. Terdapat lender yang mengalir ke vagina dan vulva dari uterus dan
vulva berwana kemerah-merahan, bengkak dan hewan sering bengak-bengok. Uterus
jika dipegang menggulung dan keluar lender. Estrogen tinggi dan FSH tinggi.
Jika dilihat dari dalam folikel de-graff akan teraba,
2. Meteestrus : Pada periode ini betina
sudah menolak pejantan untuk melakukan kopulasi. Folikel sudah pecah, dan
membentuk corpus haemoragikum. Kelenjar seviks merubah sifat hasil sekresi dari
cair ke kental untuk membentuk sumbat cervik. Terjadi ovulasi dengan kadar LH
yang tinggi. Biasanya terdapat perdarah pada periode ini atau metbleeding
akibat penurunan kadar estrogen yang mendadak yang menyebabkan kapiler darah di
uterus pecah.
3. Diestrus : Merupakan periode yang
paling panjang, tidak ada kebuntingan dan sifat hewan tenang. Uterus mulai
kendor dan relaksasi dan kelenjar endometrium berdegenerasi. Korpus luteum
teraba, corpus haemoragikum mengerut diawal fase ini karena dicauda sel
haemoragikum tumbuh sle-sel luteum/kuning
a) Badak
: 23-24 hari sekali, Lama estrus
12-24 jam
b) Orangutan : 26-44 hari, lama estrus 2-3 hari
c) Anjing
:
Dewasa kelamin/Birahi pertama 8-12 bulan
Sedangkan menurut Adnan (2010), Siklus
estrus adalah siklus reproduksi yang berlangsung pada hewan non primata betina
dewasa seksual yang tidak hamil. Pada mencit, siklus estrus terdiri atas
beberapa fase utama adalah fase diestrus,
fase proestrus, fase estrus, dan fase metestrus.
1.
Fase diestrus, adalah fase yang ditandai
dengan adanya sel-sel epitel berinti dalam jumlah yang sangat sedikit dan
leukosit dalam jumlah yang sangat banyak. Lamanya fase ini kurang lebih 55 jam
(Billet dan Wild, 1975)
2.
Fase proestrus, adalah fase yang
ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti berbentuk bulat, leukosit tidak
ada atau sangat sedikit. Lamanya fase ini kurang lebih 18 jam (Billet dan Wild,
1975)
3.
Fase estrus, adalah fase yang ditandai
dengan adanya sel-sel epitel menanduk yang sangat banyak, dan beberapa sel
epitel dengan inti yang berdegenerasi. Lamanya fase ini kurang lebih 25 jam
(Billet dan Wild, 1975).
4.
Fase metestrus adalah fase yang ditandai
dengan adanya sel-sel epitel menanduk dan leukosit yang banyak. Lamanya fase
ini kurang lebih 8 jam (Billet dan Wild, 1975)
B. Tujuan Praktikum
1. Membedakan
sel-sel apusan vagina
2. Menentukan
tahap siklus yang sedang dialami oleh hewan
betina
C. Prosedur kerja
1. Memasukkan
spatula yang sudah diusap dengan alkohol 70% kedalam vagina mencit kira-kira
sedalam ½ cm, lalu putar dengan hati-hati. Lalu semprotkan larutan NaCl 0,9% kedalam vagina mencit dengan menggunakan
pipet halus, semprot dan sedot berulang kali hingga cairan didalam pipet tampak
keruh.
2. Ke atas
kaca objek oleskan spatula tadi atau teteskan sedikit cairan keruh dari
pipet penyemprot.
3. Teteskan
larutan metilen blue 1% dalam aquades ke atas kaca objek tersebut biarkan
selama 3-5 menit.
4. Buang
kelebihan zat warna, kemudian bilas dengan air ledeng.
5. Tutup
dengan kaca penutup dengan menggunakan Canada balsam
6. Keringkan
dan amati dibawah mikroskop.
7. Tentukan
gambaran sitology apusan vagina dan tahap siklus reproduksi seperti disetrus,
proestrus, estrus, metestrus.
D. Hasil pengamatan
1. Estrus
|
Keterangan:
1. Epitel
menanduk
|
Gambar
pembanding
|
Keterangan:
1. Sel
epitel menanduk
|
2. Diestrus
|
Keterangan:
1.
Sel epitel berinti
2.
Leukosit
3.
Inti sel
4.
Epitel menanduk
yang terbongkar
|
Gambar
pembanding
|
Keterangan:
1. Sel
epitel berinti
2. Leukosit
3. Inti
sel
|
3. Metestrus
|
Keterangan:
1. Sel
epitel menanduk
2. Leukosit
|
Gambar
pembanding
Sumber: http://www.nature.com/onc/journal/v22/n52/fig_tab/1206888f3.html
|
Keterangan:
1. Sel
epitel menanduk
2. Leukosit
|
4. Proestrus
|
Keterangan:
1. Sel
epitel berinti
2. Leukosit
3. Lendir
|
E. Pembahasan
1. Fase
Estrus
Pada pengamatan ini, apusan vagina mencit terlihat memiliki sel epitel
dengan inti yang berdegenerasi dan sel epitel yang menanduk. Hal ini sesuai
dengan teori Adnan (2006), bahwa fase estrus adalah fase yang ditandai dengan
adanya sel-sel eitel menanduk yang sangat banyak, dan beberapa sel epitel
dengan inti yang berdegenerasi. Lamanya fase ini urang lebih 25 jam.
Estrus
awal, pada tahap inti di ovarium terjadi ovulasi, sedangkan di uterus dinding
endometrium akan bergranular dan membengkak mencapai ketebalan maksimum, lama
tahap ini adalah 12 jam. Estrus akhir, tahap ini di ovarium terjadi ovulasi,
sedangkan di uterus dinding endometrium akan bergranular dan membengkak
mencapai ketebalan maksimum, lama tahap ini adalah 18 jam (Suarsini, 2000).
Pada saat fase ini vulva hewan betina
biasanya merah dan bengkak. Adanya sumbat vagina setelah penyatuan menandakan
bahwa kopulasi telah berlangsung, dan hari itu ditentukan sebagai hari
kehamilan yang ke nol. Saat fase inilah betina siap menerima jantan dan saat ini
pula terjadi ovulasi ( Adnan, 2012 ).
2. Fase
Diestrus
Berdasarkan dari
hasil pengamatan, apusan vagina mencit terlihat memiliki banyak epitel berinti
dan leukosit yang sedikit. Hal ini sesuai dengan teori Adnan (2006), bahwa pada
fase diestrus adalah fase yang ditandai adanya sel-sel epitel berinti dalam jumlah
sedikit dan leukosit yang banyak pada apusan vagina mencit. Lamanya fase ini
kurang lebih 55 jam. Pada saat hewan betina berada pada fase diestrus makan
pada saat itu hewan tersebut tidak aktif secara seksual. Fase ini disebut pula fase istirahat karena mencit betina
sama sekali tidaktertarik pada mencit jantan. Pada apusan vagina akan terlihat
banyak sel epitelberinti dan sel leukosit. Pada uterus terdapat banyak mukus,
kelenjar menciutdan tidak aktif, ukuran uterus kecil, dan terdapat banyak
lendir.
3. Fase
Metestrus
Berdasarkan hasil pengamatan pada apusan
vagina mencit yang mengalami fase metestrus, terlihat adanya epitel menanduk
dan leukosit yang banyak. Hal ini sesuai dengan teori Adnan (2006), bahwa fase
metestrus adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel menanduk dan
leukosit yang banyak. Lamanya fase ini yaitu kurang lebih 8 jam. Tahap ini di
ovarium tampak adanya korpus luteum yang mulai berdegenerasi dan di uterus
dinding endometrium meluruh. Lama tahap ini adalah 6 jam (Suarsini, 2000). Pada tahap metestrus birahi pada mencit mulai
berhenti,aktivitasnya mulai tenang, dan mencit betina sudah tidak reseptif pada
jantan.Ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran yang paling kecil karena
uterusmenciut. Pada ovarium korpus luteum dibentuk secara aktif, terdapat
sel-selleukosit yang berfungsi untuk menghancurkan dan memakan sel telur
tersebut.Fase ini terjadi selama 6 jam. Pada tahap ini hormon yang terkandung
palingbanyak adalah hormon progesteron yang dihasilkan oleh korpus leteum.
4. Fase
Proestrus
Berdasarkan hasil pengamatan pada apusan
vagina mencit yang mengalami fase proestrus, tampak adanya leukosit yang
sedikit, epitel berinti berbentuk bulat,. Lamanya fase ini kurang lebih 18 jam.
Hal ini sesuai dengan teori dari Adnan (2006), fase proestrus adalah fase yang
ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti, dan leukosit yang sedikit. Pada fase proestrus ovarium terjadi pertumbuhan
folikeldengan cepat menjadi folikel pertumbuhan tua atau disebut juga dengan
folikelde Graaf. Pada tahap ini hormon estrogen sudah mulai banyak dan
hormon FSH danLH siap terbentuk.
F. Kesimpulan
Berdasarkan
dari tujuan percobaan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Sel-sel
hasil apusan vagina terdiri dari sel epitel dan leukosit. Dalam hal ini sel
epitel itu terdiri dari sel epitel berinti berbentuk bulat, sel epitel
menanduk, dan sel epitel yang berdegenerasi. Sedangkan leukositnya ada yang
banyak dan ada yang sedikit. Hal itu bergantung pada fasenya tersendiri.
2. Tahap-tahap
siklus yang dialami hewan betina (pada mencit) meliputi:
a. Tahap
diestrus, ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti yang sedikit dan
leukosit yang banyak.
b. Tahap
proestrus, ditandai dengan adanya sel-sel epitel berbentuk bulat dan
leukositnya sedikit.
c. Tahap
estrus, ditandai dengan sel-sel epitel menanduk dalam jumlah yang banyak dan
leukositnya sudah tidak ada.
d. Tahap
metestrus, sel-sel epitel menanduk dan leukosit yang banyak.
G. Saran
Sebaiknya
praktikan selanjutnya lebih berhati-hati dan lebih memahami cara pengambilan
apusan vagina agar tigak melukai organ dalam mencit.
Daftar Pustaka
Adnan. 2012. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar : Jurusan Biologi
FMIPA UNM.
Anggraeni, Bettie Retno. 2011. Siklus
Reproduksi. http://blog.uin-malang.ac.id, Diakses
pada tanggal 2 Desember 2013.
Adnyana, Dewa Anom. 2012. Siklus Reproduksi Hewan. http://dewa2384.lecture.ub.ac.id, Diakses
pada tanggal 2 Desember 2013.
Campbell, dkk. 2004. Biologi
Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
0 comments:
Post a Comment