Saturday, 26 April 2014

Laporan Praktikum Pemberian Obat pada Hewan UJi

HALAMAN PENGESAHAN
                                                    
            Laporan lengkap praktikum Perkembangan Hewan dengan judul “ Pemberian Obat pada Hewan Uji “ yang disusun oleh :
            Nama                     : Adzhar Arsyad
            Nim                       : 1214041004
            Kelas                     : A (Pendidikan Biologi)
            Kelompok             : II ( Dua )
            Telah diperiksa dengan seksama oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka dinyatakan diterima.


Makassar,    November 2013
Koordinator Asisten,


Achmad Faqih
         NIM: 101404003


Asisten


Ifa Safira
           NIM: 101404017

 

                      



Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab,



Drs. H. Adnan, M.S
NIP.19650201 198803 1 003


















 













A.    Dasar Teori
Mencit ( Mus musculus ) merupakan hewan laboratorium yang paling luas dan paling banyak digunakan untuk praktikum. Mencit merupakan anggota dari Muridae ( tikus-tikusan) yang berukuran kecil. Mencit mudah dijumpai di rumah-rumah dan dikenal sebagai hewan pengganggu karena kebiasaannya menggigiti mebel dan barang-barang kecil lainnya, serta bersarang di sudut-sudut lemari. Hewan ini diduga sebagai mamalia terbanyak kedua di dunia, setelah manusia. Mencit sangat mudah menyesuaikan diri dengan perubahan yang dibuat oleh manusia, bahkan jumlahnya yang hidup liar di hutan barangkali lebih sedikit daripada yang tinggal di perkotaan. Mencit percobaan (laboratorium) dikembangkan dari mencit, melalui proses seleksi. Sekarang mencit juga dikembangkan sebagai hewan peliharaan  (Amori, 1996).
Pemberian obat pada hewan uji dapat diberikan secara per oral, subkutan, intramuscular, intravena,dan intraperitonial. ‘Secara per oral dapat dilakukan dengan mencampurkan dengan makanan, bisa juga dengan menggunakan jarum khusus berukuran khusus 20 dan panjang 5 cm untuk memasukkan obat langsung pada bagian esophagus hewan uji. jarum ini ujungnya bult dan berlubang ke samping. Rute sebkutan paling mudah dilakukan pada mencit. Obat-obat dapat diberikan kepda mencit dengan jarum yang panjangnya 0,5-1,0 cm dan ukuran 22-24 gauge. Obat bisa disuntikkan di bawah kulit di daerah punggung atau di daerah perut. Kekurangan rute ini adalah obat harus dapat larut dalam cairan hingga dapat disuntikkan. Rute pemberian obat secara intramuscular lebih sulit dikarenakan  otot mencit sangat kecil, obat bisa disuntikkan ke otot paha bagian belakang dengan jarum panjang 0,5-1,0 cm dan ukuran 24 gauge. Suntikan tidak boleh terlalu dalam agar tidak terkena pembuluh darah. Cara interperitonial hampir sama dengan cara intramuscular, yaitu suntikan dilakukan di daerah abdomen di antara cartilage xiphoidea dan symphisis pubis (Siswandono, 1995)
Factor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi hasil percobaan adalah faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil percobaan meliputi variasi biologic (usia dan jenis kelamin) pada usia hewan semakin muda maka semakin cepat reaksi yang ditimbulkan, ras dan sifat genetik, status kesehatan dan nutrisi, bobot tubuh dan luas permukaan tubuh. Factor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil percobaan meliputi suplai oksigen, pemeliharaan lingkungan fisologik (keadaan kandang,suasana asing atau baru, pengalaman hewan dalam pemberian obat, keadaan rangan tempat hidup seperti sush, kelembaban, ventilasi, cahaya, kebisingan serta penempatan hewan), pemeliharaan keutuhan struktur ketika menyiapkan jaringan  atau organ untuk percobaan (Adnan, 2013).
B.     Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui cara pemberian obat pada hewan percobaan dengan baik dan benar dengan cara intra muscular, intra peritoneal, sub kutan dan per oral.
C.    Prosedur kerja
1.    Cara memegang hewan percobaan sehingga siap diberi sediaan uji  
-          Mengangkat ujung ekor mencit dengan tangan kanan.
-          Meletakkan pada suatu tempat yang permukaannya tidak licin (missal rem kawat pada penutup kandang), sehingga bila ditarik mencit akan mencengkeram.
-          Lalu kulit pada bagian tengkuk mencit dijepit dengan telunjuk dan ibu jari tangan kiri sedangkan ekornya tetap dipegang dengan tangan kanan kemudian tubuh mencit dibalikkan sehingga permukaan perut menghadap ke kita dan ekor dijepit di antara jari manis dan kelingking tangan kiri.
2.    Cara memberikan obat pada hewan percobaan
a)      Oral
-          Pemberian obat dilakukan dengan menggunakan jarum suntik yang ujungnya tumpul (sonde oral).
-          Memegang mencit dengan menjepit bagian tengkuk menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, dan ekornya dijepit diantara jari manis dan kelingking.
-          Memerhatikan posisi kepala mencit. Pastikan posisi kepala menengadah atau posisi dagu sejajar dengan tubuh dan mulut terbuka sedikit.
-          Menempelkan sonde oral pada langit-langit mulut atas mencit kemudian memasukkannya perlahan-lahan sampai ke  esophagus kemudian memasukkan cairan obat.
b)      Subkutan
-          Pemberian obat dilakukan dengan menggunakan jarum suntik yang ujungnya runcing.
-          Memegang mencit dengan mencubit bagian tekuk menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, dan ekornya dijepit diantara jari manis dan kelingking.
-          Mencit yang akan disuntik tidak dalam keadaan terbalik (tetap telungkup)
-          Membersihkan bagian yang akan disuntikkan dengan alkohol 70 %.
-          Menyuntikkan cairan obat dari arah depan pada bagian kulit tengkuk belakang telinga  mencit yang telah dicubit
-          Usahakan penyuntikan dilakukan dengan cepat agar tidak terjadi pendarahan.
c)      Intra muscular
-          Pemberian obat dilakukan dengan menggunakan jarum suntik yang ujungnya runcing.
-          Memegang mencit dengan menjepit bagian tekuk menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, dan ekornya dijepit diantara jari manis dan kelingking.
-          Memposisikan hewan dalam keadaan terbalik dan menarik keluar kaki belakang agar paha posterior lebih terlihat.
-          Membersihkan bagian tubuh mencit yang akan disuntik dengan alkohol 70 %.
-          Menyuntikkan obat pada otot paha bagian posterior dengan kemiringan  jarum suntik tidak lebih 40°.
d)     Intra peritoneal
-          Pemberian obat dilakukan dengan menggunakan jarum suntik yang ujungnya runcing.
-          Memegang mencit dengan menjepit bagian tekuk menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, dan ekornya dijepit diantara jari manis dan kelingking.
-          Memposisikan tubuh mencit dalam keadaan terbalik dengan kepala lebih rendah dari abdomen
-          Membersihkan bagian abdomen bagian agak tepi yang akan disuntik dengan menggunakan alkohol 70 %.
-          Menyuntikkan obat dengan kemiringan 10° berlawanan arah dengan kepala (arah jarum ke bagiann perut) pada bagian abdomen agak menepi dari garis tengah perut agar jarum suntik tidak terkena kandung kemih dan tidak terlalu tinggi agar tidak penyuntikan pada hati.
D.    Hasil pengamatan
1.      Cara memegang hewan percobaan sehingga siap diberi sediaan uji
2. cara pemberian obat pada hewan uji
Oral

Gambar praktikum

Gambar pembanding
Sub kutan

Gambar praktikum

Gambar pembanding
Intra muscular

Gambar praktikum

Gambar pembanding
Intra peritoneal

Gambar praktikum

Gambar pembanding



E.     Pembahasan
1.    Cara memegang hewan percobaan sehingga siap diberi sediaan uji
Pada praktikum pemberiaan obat pada hewan uji, pertama kali yang dilakukan adalah memegang mencit dengan benar. Adapun cara memengang menccit yang benar yaitu itu dengan mengangkat ujung ekor mencit dengan tangan dan mengeluarkannya dari kandang kemudian meletakkannya  di tempat yang permukaannya kasar (misalnya pada rang kawat pada penutup kandang), kemudian menjinakkannya dengan cara mengelus-elus bagian tekuk mencit menggunakan jarin telunjuk. Stress pada mencit ditandai dengan mekarnya rambut pada tubuh mencit lalu tubuhnya bergetar, mencitpun jadi liar. Kemudian setelah mencit tenang kita menarik kulit pada bagian tengkuk mencit dengan jari tengah dan ibu jari tangan kiri, dan tangan kanan memegang ekornya lalu membalikkan tubuh mencit sehingga menghadap ke atas dan menjepit ekor dengan kelingking dan jari manis tangan kiri. Pada percobaan yang kami lalukan sebanyak 3 dari 4 mencit yang coba kami jinakkan terlihat stress sehingga bertindak liar.
2.    Cara memberikan obat pada hewan percobaan
a)      Oral
Pemberian obat secara oral pada mencit dilakukan dengan alat suntik yang dilengkapi jarum berujung tumpul sonde oral), dengan cairan obat sebanyak (aquades) 1 ml. Kita menarik kulit pada bagian tengkuk mencit dengan jari tengah dan ibu jari tangan kiri, dan tangan kanan memegang ekornya lalu membalikkan tubuh mencit sehingga menghadap ke kita dan menjepit ekor dengan kelingking dan jari manis tangan kiri. Dimana posisi kepala mencit menengadah dan mulutnya sedikit terbuka, sonde oral (jarum tumpul) ditempatkan pada langit langit mulut atas mencit kemudian memasukkan perlahan sampai ke esophagus dan cairan obat dimasukkan.
b)      Subkutan
         Pemberian obat secara Subkutan yaitu dengan melakukan penyuntikan di bawah kulit pada daerah tengkuk,denga terlebih dahulu tengkuk dicubit dengan jempol dan telunjuk. kemudian bersihkan area kulit yang akan disuntik dengan alcohol 70%. Masukkan cairan obat sebanyak 0,5 ml dengan menggunakan alat suntik 1 ml secara horisontal dari arah depan menembus kulit. Penyuntikan ini dilakukan dengan cepat untuk menghindari pendarahan yang terjadi dengan kepala mencit.
c)      Intramuscular
         Pemberian cairan obat disuntikkan pada paha posterior. Mencit dipegang dengan cara menyamping. Dimana ibu jari dan telunjuk memegang kepala mencit dengan tangan kiri kemudian kelingking dan jari manis memegang paha dan perut bagian kiri mencit. Bersihkan area kulit yang akan disuntik dengan alcohol 70%. Masukkan obat dengan menggunakan alat suntik 1 ml sebanyak 0,05 ml.
d)     Intraperitoneal
         Pemberian obat secara intraperitoneal yaitu dengan cara Mencit dipegang dan diposisikan telentang, pada penyuntikan posisi kepala lebih rendah dari abdomen. Jarum disuntikkan dari abdomen yaitu, pada daerah yang menepi dari garis tengah, agar jarum suntik tidak terkena kandung kemih dan tidak terlalu tinggi supaya tidak terkena penyuntikan pada hati. Masukkan obat dengan menggunakan alat suntik 1 ml sebanyak 1 ml.
F.     Kesimpulan
Adapun cara pemberian obat terhadap hewan uji dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu:  
a.       Cara oral yaitu memasukkan obat melalui mulut hingga mencapai esophagus.
b.      Cara intramuscular yaitu  menyuntikkan obat pada bagian posterior paha.
c.       Cara intraperitoneal yaitu menyuntikkan obat pada bagian abdomen.
d.      Cara subkutan yaitu menyuntikkan obat pada bagian bawah kulit pada daerah tengkuk
G.    Saran
Sebaiknya praktikan lebih berhati-hati pada saat melakukan pemberian obat, baik itu melalui mulut, maupun melalui penyuntikkan sehingga kegiatan praktikum tidak membahayakan bagi praktikan maupun bagi hewan uji.




 



















Daftar Pustaka
 Adnan, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM.

       Amori, G. 1996. Mus musculus IUCN Red List of Threatened Species. Makassar. Diakses
                      pada tanggal 23 November 2013.

Siswandono, B .1995. Kimia Medisinal. Surabaya : Airlangga Press







0 comments:

Post a Comment