Saturday 26 April 2014

Laporan Praktikum Perkembangan hewan Siklus Reproduksi

HALAMAN PENGESAHAN
                                                    
            Laporan lengkap praktikum Perkembangan Hewan dengan judul “ Siklus Reproduksi “ yang disusun oleh :
            Nama                     : Adzhar Arsyad
            Nim                       : 1214041004
            Kelas                     : A (Pendidikan Biologi)
            Kelompok             : II ( Dua )
            Telah diperiksa dengan seksama oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka dinyatakan diterima.





Makassar,    Desember  2013
Koordinator Asisten,


Achmad Faqih
         NIM: 101404003


 
Asisten



Yunandar
           NIM: 111404

 
 

                      










Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab,



Drs. H. Adnan, M.S
NIP.19650201 198803 1 003


















 
 
























A.    Dasar Teori
Pada hewan betina yang dewasa seksual dikenal adanya siklus reproduksi. Siklus reproduksi adalah siklus seksual yang terdapat pada individu betina dewasa seksual dan tidak hamil yang meliputi perubahan-perubahan siklik pada organ-organ reproduksi tertentu misalnya ovarium, uterus, dan vagina di bawah pengendalian hormon reproduksi. Siklus reproduksi meliputi antara  lain siklus esterus, siklus ovarium, dan siklus menstruasi (Adnan, 2010)
Pada kebanyakan vertebrata dengan pengecualian primata, kemauan menerima hewan-hewan jantan terbatas selama masa yang disebut estrus atau berahi. Selama estrus, hewan-hewan betina secara fisiologis dan psikologis dipersiapkan untuk menerima hewan-hewan jantan, dan perubahan-perubahan struktural terjadi di dalam organ assesori seks betina. Hewan-hewan monoestrus menyelesaikan satu siklus estrus setiap tahun, sedangkan hewan-hewan poliestrus menyelesaikan dua atau lebih siklus estrus setiap tahun apabila tidak diganggu dengan kehamilan (Adnan, 2010)
Menurut Anonim (2011), Siklus estrus terdiri dari proestrus, estrus, meteesrus, dan diestrus.
1.      Proestrus : Merupakan fase persiapan. Tanda-tanda yang terlihat dari luar adalah sedikit gelisah, terjadi peningkatan peredaran darah di vulva, dan masih menolak pejantan. Terdapat leleran mucus.
Jika dilihat dari dalam maka, Terjadi pertumbuhan folikel tertier menjadi de-graaf, oviduk dan dan uterus mendapat vaskularisasi lebih banyak dan menegang, lumen serviks mulai memproduksi lender, servik mulai merelak, Progestron turun dan estrogen naik.
Estrus : Mrupakan periode terhadi kopulasi. Terdapat lender yang mengalir ke vagina dan vulva dari uterus dan vulva berwana kemerah-merahan, bengkak dan hewan sering bengak-bengok. Uterus jika dipegang menggulung dan keluar lender. Estrogen tinggi dan FSH tinggi. Jika dilihat dari dalam folikel de-graff akan teraba,
2.      Meteestrus : Pada periode ini betina sudah menolak pejantan untuk melakukan kopulasi. Folikel sudah pecah, dan membentuk corpus haemoragikum. Kelenjar seviks merubah sifat hasil sekresi dari cair ke kental untuk membentuk sumbat cervik. Terjadi ovulasi dengan kadar LH yang tinggi. Biasanya terdapat perdarah pada periode ini atau metbleeding akibat penurunan kadar estrogen yang mendadak yang menyebabkan kapiler darah di uterus pecah.
3.      Diestrus : Merupakan periode yang paling panjang, tidak ada kebuntingan dan sifat hewan tenang. Uterus mulai kendor dan relaksasi dan kelenjar endometrium berdegenerasi. Korpus luteum teraba, corpus haemoragikum mengerut diawal fase ini karena dicauda sel haemoragikum tumbuh sle-sel luteum/kuning
a)      Badak            :  23-24 hari sekali, Lama estrus 12-24 jam
b)      Orangutan     : 26-44 hari, lama estrus 2-3 hari
c)      Anjing           : Dewasa kelamin/Birahi pertama 8-12 bulan
Sedangkan menurut Adnan (2010), Siklus estrus adalah siklus reproduksi yang berlangsung pada hewan non primata betina dewasa seksual yang tidak hamil. Pada mencit, siklus estrus terdiri atas beberapa fase utama adalah fase diestrus, fase proestrus, fase estrus, dan fase metestrus.
1.         Fase diestrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti dalam jumlah yang sangat sedikit dan leukosit dalam jumlah yang sangat banyak. Lamanya fase ini kurang lebih 55 jam (Billet dan Wild, 1975)
2.         Fase proestrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti berbentuk bulat, leukosit tidak ada atau sangat sedikit. Lamanya fase ini kurang lebih 18 jam (Billet dan Wild, 1975)
3.         Fase estrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel menanduk yang sangat banyak, dan beberapa sel epitel dengan inti yang berdegenerasi. Lamanya fase ini kurang lebih 25 jam (Billet dan Wild, 1975).
4.         Fase metestrus adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel menanduk dan leukosit yang banyak. Lamanya fase ini kurang lebih 8 jam (Billet dan Wild, 1975)
B.     Tujuan Praktikum
1.    Membedakan sel-sel apusan vagina
2.    Menentukan tahap siklus yang sedang dialami oleh hewan  betina
C.    Prosedur kerja
1.      Memasukkan spatula yang sudah diusap dengan alkohol 70% kedalam vagina mencit kira-kira sedalam ½ cm, lalu putar dengan hati-hati. Lalu semprotkan larutan NaCl  0,9% kedalam vagina mencit dengan menggunakan pipet halus, semprot dan sedot berulang kali hingga cairan didalam pipet tampak keruh.
2.      Ke atas kaca objek oleskan spatula tadi atau teteskan sedikit cairan keruh dari pipet  penyemprot.
3.      Teteskan larutan metilen blue 1% dalam aquades ke atas kaca objek tersebut biarkan selama 3-5 menit.
4.      Buang kelebihan zat warna, kemudian bilas dengan air ledeng.
5.      Tutup dengan kaca penutup dengan menggunakan Canada balsam
6.      Keringkan dan amati dibawah mikroskop.
7.      Tentukan gambaran sitology apusan vagina dan tahap siklus reproduksi seperti disetrus, proestrus, estrus, metestrus.
D.    Hasil pengamatan

1.      Estrus





Keterangan:
1.     Epitel menanduk










Gambar pembanding
Text Box: 1
Keterangan:
1.      Sel epitel menanduk


2.      Diestrus

Keterangan:
1.          Sel epitel berinti
2.          Leukosit
3.          Inti sel
4.          Epitel menanduk yang  terbongkar


Gambar pembanding
Text Box: 2Text Box: 1Text Box: 3
Keterangan:
1.      Sel epitel berinti
2.      Leukosit
3.      Inti sel



3.      Metestrus

Keterangan:
1.      Sel epitel menanduk
2.      Leukosit

Gambar pembanding
            Sumber: http://www.nature.com/onc/journal/v22/n52/fig_tab/1206888f3.html
Text Box:  2Text Box: Text Box: 1
Keterangan:
1.     Sel epitel menanduk
2.     Leukosit

4.      Proestrus
Description: Description: D:\pro estrus.jpg
Keterangan:
1.       Sel epitel berinti
2.       Leukosit
3.       Lendir



E.     Pembahasan
1.   Fase Estrus
         Pada pengamatan ini, apusan vagina mencit terlihat memiliki sel epitel dengan inti yang berdegenerasi dan sel epitel yang menanduk. Hal ini sesuai dengan teori Adnan (2006), bahwa fase estrus adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel eitel menanduk yang sangat banyak, dan beberapa sel epitel dengan inti yang berdegenerasi. Lamanya fase ini urang lebih 25 jam.
Estrus awal, pada tahap inti di ovarium terjadi ovulasi, sedangkan di uterus dinding endometrium akan bergranular dan membengkak mencapai ketebalan maksimum, lama tahap ini adalah 12 jam. Estrus akhir, tahap ini di ovarium terjadi ovulasi, sedangkan di uterus dinding endometrium akan bergranular dan membengkak mencapai ketebalan maksimum, lama tahap ini adalah 18 jam (Suarsini, 2000).
  Pada saat fase ini vulva hewan betina biasanya merah dan bengkak. Adanya sumbat vagina setelah penyatuan menandakan bahwa kopulasi telah berlangsung, dan hari itu ditentukan sebagai hari kehamilan yang ke nol. Saat fase inilah betina siap menerima jantan dan saat ini pula terjadi ovulasi ( Adnan, 2012 ).
2.      Fase Diestrus
Berdasarkan dari hasil pengamatan, apusan vagina mencit terlihat memiliki banyak epitel berinti dan leukosit yang sedikit. Hal ini sesuai dengan teori Adnan (2006), bahwa pada fase diestrus adalah fase yang ditandai adanya sel-sel epitel berinti dalam jumlah sedikit dan leukosit yang banyak pada apusan vagina mencit. Lamanya fase ini kurang lebih 55 jam. Pada saat hewan betina berada pada fase diestrus makan pada saat itu hewan tersebut tidak aktif secara seksual. Fase ini disebut pula fase istirahat karena mencit betina sama sekali tidaktertarik pada mencit jantan. Pada apusan vagina akan terlihat banyak sel epitelberinti dan sel leukosit. Pada uterus terdapat banyak mukus, kelenjar menciutdan tidak aktif, ukuran uterus kecil, dan terdapat banyak lendir.
3.      Fase Metestrus
   Berdasarkan hasil pengamatan pada apusan vagina mencit yang mengalami fase metestrus, terlihat adanya epitel menanduk dan leukosit yang banyak. Hal ini sesuai dengan teori Adnan (2006), bahwa fase metestrus adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel menanduk dan leukosit yang banyak. Lamanya fase ini yaitu kurang lebih 8 jam. Tahap ini di ovarium tampak adanya korpus luteum yang mulai berdegenerasi dan di uterus dinding endometrium meluruh. Lama tahap ini adalah 6 jam (Suarsini, 2000). Pada tahap metestrus birahi pada mencit mulai berhenti,aktivitasnya mulai tenang, dan mencit betina sudah tidak reseptif pada jantan.Ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran yang paling kecil karena uterusmenciut. Pada ovarium korpus luteum dibentuk secara aktif, terdapat sel-selleukosit yang berfungsi untuk menghancurkan dan memakan sel telur tersebut.Fase ini terjadi selama 6 jam. Pada tahap ini hormon yang terkandung palingbanyak adalah hormon progesteron yang dihasilkan oleh korpus leteum.
4.      Fase Proestrus
        Berdasarkan hasil pengamatan pada apusan vagina mencit yang mengalami fase proestrus, tampak adanya leukosit yang sedikit, epitel berinti berbentuk bulat,. Lamanya fase ini kurang lebih 18 jam. Hal ini sesuai dengan teori dari Adnan (2006), fase proestrus adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti, dan leukosit yang sedikit. Pada fase proestrus ovarium terjadi pertumbuhan folikeldengan cepat menjadi folikel pertumbuhan tua atau disebut juga dengan folikelde Graaf.  Pada tahap ini hormon estrogen sudah mulai banyak dan hormon FSH danLH siap terbentuk.
F.     Kesimpulan
Berdasarkan dari tujuan percobaan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.      Sel-sel hasil apusan vagina terdiri dari sel epitel dan leukosit. Dalam hal ini sel epitel itu terdiri dari sel epitel berinti berbentuk bulat, sel epitel menanduk, dan sel epitel yang berdegenerasi. Sedangkan leukositnya ada yang banyak dan ada yang sedikit. Hal itu bergantung pada fasenya tersendiri.
2.      Tahap-tahap siklus yang dialami hewan betina (pada mencit) meliputi:
a.   Tahap diestrus, ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti yang sedikit dan leukosit yang banyak.
b.  Tahap proestrus, ditandai dengan adanya sel-sel epitel berbentuk bulat dan leukositnya sedikit.
c.   Tahap estrus, ditandai dengan sel-sel epitel menanduk dalam jumlah yang banyak dan leukositnya sudah tidak ada.
d.  Tahap metestrus, sel-sel epitel menanduk dan leukosit yang banyak.
G.    Saran
Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih berhati-hati dan lebih memahami cara pengambilan apusan vagina agar tigak melukai organ dalam mencit.



 




























Daftar Pustaka

Adnan. 2012. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Anggraeni, Bettie Retno. 2011. Siklus Reproduksi. http://blog.uin-malang.ac.id, Diakses pada tanggal 2 Desember 2013.

 Adnyana, Dewa Anom. 2012. Siklus Reproduksi Hewan. http://dewa2384.lecture.ub.ac.id, Diakses pada tanggal 2 Desember 2013.

 Campbell, dkk. 2004. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.







0 comments:

Post a Comment