Thursday 26 February 2015

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Tugas Metodelogi Penelitian Pendidkan Lanjutan

RINGKASAN  MATERI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


OLEH:
ADZHAR ARSYAD
1214041004
PENDIDIKAN BIOLOGI (A)



JURUSAN BIOLOGI 
FAKULTAS MATEMATKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015



1.Pengertian PTK
     Menurut Arikunto (2003), penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh gutu atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. 
      Selain itu, menurut  Sukaryana (1999) bahwa PTK merupakan studi sistematis terhadap praktik pembelajaran dikelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran dengan melakukan tindakan tertentu. 
2.Karakteristik PTK
a.Adanya masalah rancangan pemecahan masalah, pelaksanaan tindakan, observasi atau pengumpulan data, analisis data, perolehan temuan, serta penerapan temuan dilakukan segera dan ditelaah kembali efektivitasnya sesuai dengan situasi dan keadaan di tempat penelitian.
b.Sampel penelitian tindakan kurang representative, sehingga temuan penelitian tindakan tidak dapat digeneralisasikan.
c.Bersifat luwes, adaptif, kolaboratis, praktis dan evaluative. 
d.Penelitian adalah orang atau kelompok orang yang menginginkan perubahan perilaku dalam situasi dan kondisi yang spesifik; sedangkan kelompok sasaran adalah orang atau kelompok orang yang ingin diubah perilakunya pada situasi dan kondisi yang spesifik.
e.Adanya refleksi yang sistematis, sehingga dapat dibangun komunitas inkuiri atau komunitas belajar.
f.Berbeda dengan penelitian eksperimen, dalam PTK perubakan perilaku kelompok sasaran berjalan alami, sesuai dengan situasi dan kondisi yang spesifik, serta tidak ada rekayasa.
g.Semua peneliti dapat melaksanakan penelitian tindakan.
3.Tujuan PTK
Adapun tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai berikut:
a.Untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran dikelas  dan hasil pembelajaran siswa dengan melakukan tindakan tertentu (Sukaryana, 1996)
b.Untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan professional guru dalam menangani proses pembelajaran.
c.Untuk memberdayakan guru dan meningkatkan kemampuan guru dalam membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya.
4.Manfaat PTK
Manfaat dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai berikut:
a.Memberikan berbagai inovasi dalam proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas belajar siswa dan kualitas mengajar guru. 
b.Sebagai upaya dalam pengemabangan kurikulum, baik dalam aspek pengembangan materi, metode dan alat evaluasi pembelajaran ditingkat kelas dan sekolah.
c.Meningkatkan professional guru, karena selain bertugas sebagai pendidika, guru juga dituntut untuk dapat melakukan dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian pendidikan.
5.Prinsip-prinsip pelaksanaan PTK
Menurut Hopkins (2009), Prinsip-prinsip pelaksanaan dalam PTK adalah  sebagai berikut:
a.Pekerjaan utama guru adalah mengajar dan apaun metode yang digunakan dalam penelitian tindakan tidak mengganggu komitmennya sebagai pengajar.
b.Metode pengumpulan data yang tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran.
c.Metode yang digunakan harus reliable sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan.
d.Masalah penelitian yang diusulkan oleh guru seharusnya merupakan masalah yang cukup merisaukannya, dan bertolak belakang dari tanggung jawab profesionalnya, guru sendiri juga diperlukan sebagai motivator intrinsic bagi guru untuk bertahan dalam pelaksanaan kegiatan yang jelas jelas menuntut lebih dari sekedar pelaksanaan tugas mengajar secara rutin. Dengan kata lain, pendorong utama pelaksanaan PTK adalah komitmen professional untuk memberikan layanan yang terbaik kepada siswa.
e.Dalam penyelenggaraan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh perhatian/ kepedulian tinggi terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya.
6.Desain PTK
a.Model Kurt Lewin; merupakan model yang dianggap sebagai cikal bakal penelitian tindakan kelas. Pada model ini ada beberapa konsep pokok dalam pelaksanaan penelitiannya yaitu:
1)Perencanaan (planning) 
2)Tindakan (acting)
3)Pengamatan (observing)
4)Refleksi (reflecting)
b.Model kemmis dan Mc. Taggart
       Dalam  desain penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc. Taggart lebih memfokuskan pada aspek individu dalam penelitian tindakan. Alur fikir dan alur kerjanya ada tiga yaitu perencanaan, tindakan dan observasi, serta refleksi. Ketiga langkah  yang ditawarkan oleh Kemmis dan Mc Taggart ini pada dasarnya sama dengan yang ditawarkan oleh Lewis 
c.Model John Elliot 
     Menurut John Elliot, yang dimaksud dengan PTK ialah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya
      Model PTK dari John Elliot ini lebih rinci jika dibandingkan dengan model Kurt Lewin dan model Kemmis-Mc Taggart. Dikatakan demikian, karena di dalam setiap siklus terdiri dari beberapa aksi, yaitu antara tiga sampai lima aksi (tindakan). Sementara itu, setiap tindakan kemungkinan terdiri dari beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada PTK Model John Elliot ini, supaya terdapat kelancaran  yang  lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanan aksi atau proses belajar-mengajar.


Wednesday 11 February 2015

Morfologi dan Anatomi Kelinci (Lepus nigricollis)

Lepus nigricollis
a. Morfologi
Ukuran tubuh agak kecil, badan dan kaki berbulu. Ekor pendek atau tidak ada. Dibungkus oleh kulit yang berbulu atau berambut dan terdiri atas: caput cervix, dan truncus. Terdapat empat extremitas liberae. Pada caput terdapat rima oris. Di atas mulut terdapat organon visum berupa orbita, nares dan di belakang organon visus terdapat auriculae atau pinnae sebagai corong dari porus acusticus externa. Truncus dibagi atas beberapa daerah yaitu thorax, abdomen, dorsum, glutea, pirenium. Pada permukaan sebelah kanan kiri linea mediana terdapat glandula mamae. Di bagian belakang truncus terdapat cauda dan anus (Jasin, 1992).
b. Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Superfilum : Chordata
Filum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Ordo : Lagomorpha
Famili : Leporidae
Genus : Lepus
Species : Lepus nigricollis


4. Anatomi dan fisiologi
a. System pencernaan
Umumnya mamalia mempunyai gigi, bibir umumnya dapat digerakkan. Kelenjar oral khususnya berhubungan dengan sekresi lender. Lidah berkembang sangat baik dan bisa bergerak menjulur dan retraksi karena adanya sejumlah otot intrinsic. Pada mencit yang merupakan hewan pengerat kecil kelenjar pencernaannya terkonsentrasi di bagian fundus. Usus kecil secara proporsional panjang dan bergulung-gulung usus kecil hewan herbivore termasuk didalamnya mencit, marmot, dan kelinci cenderung lebih panjang dari herbivore. Ada caecum pada persambungan antara kolon dan usus kecil atau halus (Sukiya, 2003).
b. System respirasi
Udara masuk ke nares anterior (nostril) terus melalui cavum nasi yang dipisahkan oleh septum nasi menjadi rongga kanan dan kiri. Di belakang rongga yang lunak itu melalui dua celah nares posterior (Choane) masuk rongga simpangan pharynx ke dalam glottis masuk larynx yang tersusun atas beberapa tulang rawan dan berisi tali suara. Dari larynx udara lewat ke bawah dalam saluran udara yang disebut trachea terus bercabang menjadi dua bronchi yang berada dalam cavum thoracalis. Tiap bronchi bercabang lagi dalam pulmo menjadi bronchioli dan berakhir dengan alveoli gelembung alveoli ini diliputi oleh pembuluh kapiler dan padanya terjadi pertukaran zat O2 – CO2 sebagai respirasi luar           (Jasin, 1992).
c. System sirkulasi
System sirkulasi mamalia memiliki empat ruangan jantung yang terdiri atas 2 atrium dan 2 ventrikel. Sempurnanya sekat rongga interatrium dan interventrikel, menyebabkan pembagian yang sempurna antara darah venosus dan darah arteriel. Atrium kanan dihubungkan dengan ventrikel kanan oleh katub trikuspidalis, sedangkan atrium kiri dan ventrikel kiri dihubungkan oleh katub mitral atau bikuspidalis (Sukiya, 2003).
d. System urogenital
Testis mamalia terletak jauh di posterior tubuh. Testis tersebut ada yang berada di dalam rongga tubuh, atau di luar rongga tubuh yaitu dalam kantung kantung yang disebut skrotum. Mamalia jantan hanya memiliki satu penis. Kedua ovarium pada mamalia biasanya fungsional dalam menghasilkan ovum, ada sepasang oviduk (tuba fallopi). Bagian distal tuba fallopi diperluas sampai uterus menjadi tempat perkembangan embrio (Sukiya, 2003).

Morfologi dan Anatomi ikan mujair (Oreochromis massambicus)

Morfologi dan Anatomi ikan mujair (Oreochromis massambicus)
A. Morfologi
        Berdasarkan hasil pengamatan pada ikan Oreochromis massambicus, secara morfologis ikan mujair memiliki cavum oris, nostril yang terletak pada bagian dorsal kepala di depan mata  yang berfungis untuk mendeteksi rangsangan berupa bau, memiliki 5 macam sirip yaitu pinna dorsal, pinna pectoralis, pinna pelvicalis, pinna analis, dan pinna caudalis. Sisik ikan mujair merupakan sisik tipe sisik Ctenoid yang memiliki bentuk menyerupai kipas. Serta linea lateralis /gurat sisi, operculum sepasang terdapat dibangian kiri dan kanan bagian belakang caput.
B. Anatomi
        Berdasarkan pengamatan, secara anatomis ikan mujair memiliki jantung berbentuk piramida yang berhubungan dengan insang, pneumatocyt (gelembung renang) atau vessica natoria terletak di bagian dorsal perut berfungsi untuk menentukan dan mengetahui tinggi rendah letaknya di dalam air dengan mengurangi dan menambah isi pneumatocyt. Gonad pada ikan mujair jantan berwarna putih sedangkan pada ikan betina seperti agar agar, jernih sehingga pada saat terakhir pada saat bertelur akan tampak jelas. Hati berwarna merah, vesical fellea (kantung empedu) berwarna kehijauan, ginjal berwarna merah tua dan terletak dibagian ventral columna vertebralis. Mekanisme pernapasan ikan mujair sama dengan pernapasan ikan pada umumnya dimana cara membuka dan menutup mulut secara bergantian dengan membuka dan menutup insang.







Morfologi dan Anatomi Ikan Pari (Dasyatus Sabina)

Morfologi dan Anatomi Dasyatus Sabina
A. Morfologi 
      Berdasarkan hasil pengamatan ikan pari Dasyatus Sabina, secara morfologi memiliki bentuk tubuh yang pipih dorsal dan ventral, tidak memiliki duri/ pina dorsalis seperti pada ikan Squalus acanthias. Tubuh bagian dorsal memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan tubuh bagian ventral dengan bitnik-bintik. Ikan pari Dasyatus Sabina memiliki ekor yang digunakan untuk pertahanan diri, berbentuk memanjang dengan permukaan yang agak kasar. Ekor ikan Dasyatus Sabina biasanya mengandung toksik yang dapat mematikan.
B. Anatomi
     Berdasarkan hasil pengamatan Dasyatus Sabina, secara anatomis system pencernaan ikan Dasyatus Sabina hamper sama dengan ikan hiu namun struktur pada ikan hiu lebih panjang. Selain itu ikan Dasyatus Sabina memiliki mulut yang terletak dibagian ventral, dimana gigi ikan Dasyatus Sabina berjumlah lebih kurang 800 berbentuk pasak dan nyaris tersenyembunyi dibawah kulit. Hati dengan struktur 2 buah lobus dan pancreas terdapat diantara lambung dan usus hingga anus. System respirasi dengan menggunakan insang yang terletak dibagian ventral tubuh, tepat dibawah mulut. System sirkulasi oleh jantung dibungkus pericardium. Jantung berhubungan dengan insang sebagai organ tempat difusi udara. 



















Tuesday 10 February 2015

Morfologi dan Anatomi Squalus acanthias

Morfologi dan Anatomi Ikan Squalus acanthias
A.Morfologi 
    Berdasarkan hasil pengamatan, Ikan Squalus acanthias. Secara morfologi, bentuk ikan Squalus acanthias adalah berbentuk torpedo dimana ikan ini memiliki dua pina dorsalis masing masing memmpunyai duri, ikan Squalus acanthias memiliki sirip punggung (Sirip Dorsal/ Pina Dorsalis) berjumlah dua, sirip pektoralis, sirip pelvis, sirip analis, dan sirip caudalis.
    Memiliki garis lateral (linea lateralis) pada tubuhnya yang umumnya dimiliki juga oleh ikan lainnya, berfungsi untuk mendeteksi pergerakan air. Insang ikan Squalus acanthias tanpa operculum, mulut terletak dibagian ventral dengan igig yang runcing merupakan adaptasi morfologi bagia hewan pemakan daging yang berguna dalam mengoyak/menghancurkan mangsanya sebelum menelannya terlebih lanjut. Ikan Squalus acanthias jantan sirip analis akan berubah fungsi menjadi Clasper. Clasper merupakan hemipenis yang berfungsi sebagai alat kopulasi bagi ikan Squalus acanthias. Lubang hidung berjumlah 2 terletak di bagian ventral kepala. Sebelah dorsal depan mata ada Spirakulum yang merupakan peninggalan celah insang. 
B. Anatomi
   Berdasarkan hasil pengamatan, anatomi ikan Squalus acanthias  ditemukan adanya cavum oris (mulut) dengan dents, pharnyx, esophagus, ventriculus, cloaca. 
  1. System pencernaan, terdiri dari cavum oris, esphagus, hati, empedu, lambung, usus, dan kloaka. Berdasarkan pengamatan hati ikan Squalus acanthias berwarna agak kecoklatan terdiri dari dua buah. 
  2. System respirasi, dengan insang tanpa operculum yang berfungsi sebagai tempat difusi gas O2 dan CO2 lalu menuju jantung yang beruang dua yang berfungsi untuk memompa darah kaya O2 ke seluruh bagian tubuh.
  3. System urogenitalis. Ikan Squalus  acanthias jantan terdiri dari sepasang testis, kantung sperma, dan clasper. Ikan Squalus  acanthias betina terdiri dari ovarium, oviduk, uterus dan cloaca. 

Klasifikasi:
Kingdom        : Animalia
Phylum          : Chordata
Sub Phylum   : Vertebrata
Super Classis : Pisces
Classis            : Chondrichtyes
Ordo               : Squalida
Familia           : Squalidae
Genus             : Squalus
Spesies           : Squalus acanthias 




Kelas Aves


Ciri Khusus:

  1. Tubuh terbungkus oleh bulu
  2. Mempunyai 2 pasang ekstremitas, ekstremitas anterior mengalami modifikasi sebagai sayap,ekstremitas posterior disesuaikan untuk hinggap dan berenang
  3. Masing-masing kaki berjari 4 buah, pada ujung kaki terdapat cakar yang terbungkus oleh kulit yang menanduk dan bersisik
  4. Skeleton baik, kecil, kuat dan penulangannya sempurna
  5. Cor terdiri atas 4 ruang yakni dua auricular dan dua ventrikular
  6. Respirasi dilakukan dengan paru-paru yang menempel pada costae dan berhubungan dengan kantung udara
  7. Tidak memiliki vesica urinaria, hewan betina biasanya hanya memiliki ovarium kiri dan oviduct kiri
  8. Memiliki 12 nervi cranialis
  9. Suhu tubuh tetap (homoiothermis)
  10. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh, telur memiliki yolk besar terbungkus oleh cangkok yang keras. Anak-anak masih muda dierami,disuapi dan dijaga oleh induknya.


STRUKTUR DAN MORFOLOGI

  • Badan terdiri atas  : Caput, Collum (Cervix), Truncus dan Cauda
  • Caput  relatif kecil, terdapat :


  1. Rostrum (paruh) yang dibentuk oleh maxilla dan mandibula
  2. Nares, terletak pada bagian lateral rostrum
  3. Cera, terletak pada rostrum bagian atas
  4. Organon visus, dikelilingi oleh kulit yang berbulu, terdapat iiris yang berwarna kuning atau jingga, terdapat pupil dan membrana nictitans
  5. Porus acusticus-externus (lubang telinga luar), terletak disebelah dorso caudal mata. Sebelah dalam terdapat membrana tympani yang berguna untuk menangkap getaran suara


  • Collum (cervix) panjang, mudah digerakkan, diselubungi oleh bulu
  • Truncus, diselubungi oleh bulu
  • Cauda, pendek disebut uropygium. Pada uropygium terdapat glandula uropygialis yang berfungsi meminyaki bulu-bulu.


SKELETON

  • Skeleton dibedakan atas : eksoskeleton dan endoskeleton
  • Eksoskeleton terdiri atas bulu, sisik pada kaki dan kuku (falcula)


  1. Bulu berfungsi untuk melindungi badan terhadap cuaca yang tidak cocok dan berfungsi untuk terbang.
  2. Menurut susunan anatomisnya, bulu dapat dibedakan ke dalam :
a.Plumae terdiri atas calamus, rachis, umbilicus inferior, umbilicus superior dan vexillum
b.Plumulae terdiri dari calamus, rachis, barbae dan barbulae. Tidak mempunyai vexillum. Terdapat pada burung yang masih muda, kadang-kadang terdapat pada burung yang mengerami telurnya
c.Filoplumae, fungsinya belum jelas, tumbuh diseluruh tubuh tetapi jaraknya sangat jarang mempunyai tangkai panjang dan pada puncaknya ada beberapa barbae

-Menurut letaknya bulu digolongkan menjadi :

1.Remiges, bulu-bulu yang terdapat pada sayap, remiges dapat dibedakan :
   a)Remiges primer, terdapat pada digiti dan metacarpalia
   b)Remiges sekunder, terdapat pada ulna
   c)Remiges tertier, terdapat pada humerus
   d)Rectrices, bulu-bulu yang terdapat pada daerah ekor, vexillumnya simetris
2.Tectrices, bulu-bulu yang menutupi badan
3.Parapterium, bulu-bulu yang terdapat di daerah bahu antara badan dan sayap
4.Ala spuria, bulu-bulu kecil yang melekat pada jari ke II dari ekstremitas superior

-Menurut umurnya, bulu dibagi ke dalam : Neosaptyle, bulu burung saat menetas, sedangkan pada saat dewasa diganti oleh Teleoptyle

ENDOSKELETON
Endoskleton, memiliki bentuk yang unik, secara umum tulang ringan dan berongga.

  • Tulang tempurung kepala terdiri atas tempat otak, rongga mata dan rahang (maksilla dan mandibula). Rahang bawah bersendi dengan tulang kuadrat yang mudah digerakkan
  • Persendian antara tulang kepala dan leher disebut occipital condyle
  • Leher tersusun ± 16 vertebrae cervicalis yang masing-masing mempunyai persendian bentuk sadel, sehingga mudah digerakkan. Sambungannya disebut herocoelous
  • Pada vertebrae toracalis melekat sepasang costae toracalis, dimana setiap costa terbagi dua bagian :

           a.pars sternalis, bagoan costa yang melekat pada sternum
          b.pars vertebralis, bagian costa yang melekat pada columna vertebralis
             Pada pars vertebralis terdapat tonjolan yang berguna untuk memperkuat dinding toraks,     disebut processus uncinatus
  • Caudal terdiri atas 12 vertebrae yang bersatu, disebut synsacrum
  • Sternum mempunyai sauatu crista medialis yang disebut carina sterni. 
  • Pada carina sterni terdapat tonjolan-tonjolan yang disebut : spina sterni, processus lateralis anterior, processus lateralis obliqus, processus lateralis posterior, processus mediana posterior.
  • Cingulum anterior terdiri atas :

         1.Scapula, berjumlah sepasang dan menempel pada coracoid
         2.Coracoid, bersendi pada sudut muka sternum antara scapula dan sternum
         3.Clavicula, menggantung secara vertical membentuk V disebut forcula 
  • Cingulum posterior terdiri atas : os. Ilium, os ischium, os pubis. Ketiga tulang ini bertemu membentuk mangkokan acetabulum sebagai tempat kepala femur.
  • Pada burung yang sedang berjalan atau sedang hinggap titik berat tubuhnya pada ilium yang terikat kuat pada synsacrum
  • Ekstremitas anterior merupakan sayap, skeletonnya terdiri atas:  humerus, radius, ulna serta ossa carpalia

  1. Ossa carpalia terdiri atas : os scapodium menempel pada ulna, os cuniforme menempel pada radius
  2. Carpo metacarpus, merupakan persatuan antara ossa carpalia dengan ossa metacarpalia.
  3. Digiti pada Aves tinggal 3 jari saja, yaitu jari II, III, IV; nomor ini sesuai dengan banyaknya jari yang ada 

  • Ekstremitas posterior , terdiri atas : femur, patella, crus (fibula dan tibiotarsus), pes (tarsometatarsus dan digiti) pada ujung phalanges terdapat falcula.
  1. Empat jari itu 3 mengarah ke muka dan 1 mengarah ke belakang.
  2. 6 Vertebrae caudalis tumbuh dan melekat satu dengan lainnya. 4 vertebrae terakhir bersatu membentuk tulang memipih yg disebut pygostyle


Sumber : 
1. Materi Perkuliahan  RACHMAWATY, S.SI, M.P " Zoologi vertebrata- Aves"
2. Jasin Maskoeri.1992 Zoologi Vertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya

Materi Perkuliahan Fisiologi Hewan

Bagaimanakah Nasib Sel Darah merah yang Sudah Tua ?

     
Apabila sel darah merah menjadi tua, membrannya menjadi bertambah rapuh dan akhirnya sobek, mengakibatkan pecahnya sel darah merah menjadi fragmen-fragmen di dalam kapiler. Selanjutnya sel-sel dari sistem retikulo endotelium (Rtikulo Edothelial System/RES)  yang berasal dari hati, limpa dan sum-sum tulang akan mengfagositosisnya dan memecah hemoglobinnya menjadi :
  1. Globin, yaitu bagian yang tidak mengandung Fe yang kemudian dipecah menjadi unsur asam amino yang dikembalikan ke darah untuk digunakan lagi bila diperlukan.
  2. Heme, yaitu bagian yang mengandung Fe (hemosiderin). Heme selanjutnya terurai menjadi bilirubin dan biliferin serta zat besi. Bilirubin akhirnya disekresikan ke usus dan keluar bersama feces, sedangkan Fe disimpan lagi sebagai cadangan dan kembali digunakan dalam bentuk ferritin dan hemosiderin, kemudian disimpan di hati, limpa, dan sum-sum tulang.


Proses Pembentukan dan Perkembangan Tanah

PROSES PEMBENTUKAN DAN PERKEMBANGAN TANAH 

A. Faktor-Faktor Pembentukan Tanah
    Dalam mempelajari proses pembentukan tanah penting sekali memperhatikan pengaruh alam lingkungan. Seorang ahli tanah berkebangsaan rusia yang bernama Duckuchaeiv (1870) telah mengemukakan pendapat bahwa tanah tidak terjadi secara kebetulan, tetapi biasanya terbentuk menurut pola bentuk wilayah, selanjutnya ia mengatakan bahwa perkembangan tanah terjadi sebagai hasil perpaduan dari lima faktor yaitu:
  1. Bahan induk
  2. Iklim
  3. Organisme tanah
  4. Topografi
  5. Waktu

      Bahan mineral mengalami pelapukan akibat pengaruh Iklim dan organisme hidupselama beberapa waktu atau berabad-abad lamanya, bentuk wilayah juga penting dimana hal tersebut berkaitan dengan keadaan dan pergerakan air.
    Seorang ahli tanah Amerika yang bernama Jenny (1941) mengemukakan pendapat yang sama Dukuchaeiv (1870) mengenai faktor-faktor pembentuk tanah, selanjutnya Jenny mengatakan proses pembentukan tanah dihubungkan dalam bentuk persemaian.
S=F (BI,I,O,Bw,W)
Ketarangan:
S = Sifat tanah yang terbentuk
F = Fungsi dari faktor pembentuk tanah 
Bi = Bahan induk
BW = Bentuk wilayah
W = Waktu lamanya pembentukan tanah

B. Proses Pelapukan Bahan Induk
    Bahan induk adalah batuan yang masih pejal maupun yang sudah lunak dan terpecah-pecah. Batuan yang ada di permukaan bumi menurut cara pembentukannya dibagi menjadi 3 golongan batuan yaitu:
1. Batuan beku (igneous rocks)
     Batuan ini terbentuk dari suatu proses pembekuan suatu massa cairan panas yang keluar dari gunung api (magma) karena mengalami pendinginan. Batuan beku terdiri dari batuan beku luar (effisive) contoh batuan beku dalam: Adesit, Basalt, Liparit, trachit, batu apung dan batuan beku dalam (pltonic). Contoh batuan beku dalam adalah Gabroit, Granit, Diroit, Senit.
Proses pembekuan batuan beku ada 2 proses
  • Proses pendinginan relatif berlangsung cepat dan terjadi dipermukaan bumi, sehingga mineral-mineral berkristal kecil.
  • Proses pendinginan berlangsung lambat dan tersusun dan mineral-mineral berkristal besar.

2. Batuan endapan (Sedimentary rocks)
      Batuan yang terdiri dari proses endapan dan atau pemadatan dari hasil-hasil pelapukan batuan beku dan atau berubah bentuk bila hasil endapan tersebut sudah keras maka di sebut batuan endapan, bila masih lunak disebut aluvial atau bahan endapan.
Contoh: bau pasir, batu liat, batu kapur, Breksi dan lain-lain.

3. batuan berubah bentuk (Metamorfhic rocks)
     Batuan yang terjadi karena adanya perubahan dari batuan beku dan atau batuan endapan yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dan tekanan yang sangat tinggi, sebagai contoh dari batuan ini adalah marmer atau batu pualam yang berasal dari batu kapur.

Proses Pelapukan Batuan
     Faktor iklim merupakan penyebab utama terjadi proses pelapukan batuan, penyinaran matahari yang terik, perubahan temperatur di musim dingin dan panas, gerakan air tanah, dan peredaran angin semua itu dapat merusak batuan. Pada perinsipnya proses pelapukan batuan dibagi kedalam 3 jenis pelapukan, yaitu:
1. Pelapukan Fisis
     Merupakan proses awal dari proses pelapukan batuan yaitu proses pemecahan batuan pejal menjadi bagian-bagian yang berukuran sangat bervariasi, kemudian proses selanjutnya terjadi pelembutan. Pemecahan lagi menjadi lebih kecil dan agak merata ukurannya. Proses ini tidak mengalami proses susunan kimia dan tidak ada lagi proses penyusunan mineral baru. Pelapukan ini akan cepat apabila terjadi didaerah-daerah yang mempunyai perbedaan temperatur udara yang besar antar siang dan malam, antara musim dingin dan panas, contoh AS, Eropa, Afrika dan beberapa daerah Australia.
2. Pelapukan Biologis
     Merupakan proses pemecahan atau penguraian bahan/batuan induk akibat adanya kegiatan binatang dan tumbuhan, di celah-celah batuan yang pecah pengaruh iklim seiring dengan tumbuhnya akar tanaman, keadaan ini bisa membantu mempercepat proses pelapukan batuan. Jasad-jasad hidup yang terdapat dalam tanah, seperti rayap, semut, serangga dsb, dapat merombak bahan organik dan mencampurkannya dengan baham mineral dari batuan dengan demikian dapat mempercepat proses pelapukan.
3. Pelapukan Kimia
     Merupakan tahap pelunakan dan penguraian pecahan-pecahan batuan dan mineral ke dalam elemen-elemen penyusunnya, yang sering-sering diikuti dengan pembentukan mineral baru yang kemudian disebut dengan mineral skunder (Mineral Liat yang berfungsi sebagai penyangga penyimpanan dan pengatur pelepasan unsur hara tanaman) Yaitu dengan adanya air dan senyawa lain yang terlarut didalamnya seperti asam-asam (Organik dan anorganik) CO2 dll. Reaksi kimia yang terjadi di sini adalah reaksi reduksi, oksidasi, hidrolisa, pembentukan senyawa-senyawa karbonat, pelarutan dan hidratasi yaitu reaksi mineral air.
     Jadi pada prinsipnya pelapukan merupakan suatu proses pelunakan yang dilanjutkan dengan proses penguraian mineral-mineral primer dan kemudian membentuk mineral baru.

SUMBER : Ismail. 2014. Fisiologi Tumbuhan. Makassar ; Jurusan Biologi FMIPA UNM

Germinasi

PERKECAMBAHAN
 
     Bagi banyak orang perkecambahan sebuahbiji menandakan permulaan kehidupan, akan tetapi pada kenyatannya biji itu sudah menganudng tumbuhan ukuran miniatur, lengkap dengan akar dan tunas embrionik. Perkecambahan biji tumbuhan tidak memulai kehidupan akan tetapi meneruskan pertumbuhan dan perkembangan yang secara temporer dihentikan ketika biji menjadi dewasa dan embrionya menjadi tidak aktif (dorman).
     Biji akan menjadi dewasa dalam buah. Setelah buah matang dan bijinya dikeluarkan, biasanya biji dalam keadaan dorman untuk waktu lama atau pendek saja. Hal ini berarti bahwa meskipun biji tersebut mendapat cukup air dan diberi kondisi yang baik untk perkecambahan, biji tersebut tetap tidak akan berkecambah. Dormansi dapat diakibatkan oleh terbentuknya senyawa-senyawa kimia penghambat pada permukaan biji, kurangnya zat-zat perangsang yang penting atau disebabkan oleh kulit biji yang keras sehingga air dan oksigen tidak masuk. 
     Dormansi ini dapat hilang dengan berbagai macam cara seperti dengan melakukan pembekuan, memperpaanjang perioda pendinginan, memperpanjang pendedahan pada keadaan dingin, memberikan kelembaban yang tinggi dengan adanaya oksigen, melakukan pemanasan secaran intensif (dibakar), melalui usus burung atau mamalia, dilakukan secara mekanik (ampelas, dipecah), atau dibiarkan ditumbuhi jamur.
    Apabila kondisi yang diperlukan untuk menghilangkan dormansi ini berjalan, embrio akan mulai membuat giberelin dan sitokinin, yang diperlukan untuk mengungguli efek kerja penghambat pertumbuhan (growth inhibitor), sehingga pertumbuhan pun dapat dimulai. Kalau pada saat tersebut air diberikan, maka bij pun akan berkecambah.
13.1. KONDISI UNTUK PERKECAMBAHAN
    Faktor utama yang diperlukan untuk perkecambahan adalah air, oksigen, suhu dan cahaya.
1. Air
   Air merupakan faktor yang paling penting, karena biji berada dalam keadaan terdehidrasi. Secara normal biji mengandung sekitar 5-20% dari berat totalnya, dan harus menyerap sejumlah air sebelum perkecambahan dimulai. Tahap awal perkecambahan adalah pengambilan air dengan cepat yang disebut imbibisi. Ada indikasi bahwa sampai batas kadar air tertentu (berbeda untuk biji dari spesies yang berbeda) pertumbuhan tidak akan terjadi. Apabila air dikeluarkan sebelum mencapai titikkritis dicapai, biji tidak akan rusakm tetapi apabila batas titik ini dilewati da metabolisme telah dimulai, biji yang sedang berkecambah ini akan mati apabila dikeringkan kembali.
2. Oksigen
     Oksigen penting untuk perkecambahan. Metabolisme pada tingkat awal perkecambahan mungkin dilakukan secara anaerob, tetapi akan dengan cepat diubah mernjadi aerob segera setelah  kulit biji pecah dan oksigen dapat berdifusi ke dalam.
3. Suhu.
   Suhu yang tepat sangat penting untuk perkecambahan. Biji biasanya tidak akan berkecambah di bawah suhu tertentu yan gspesifik untuk spesies.
   
    Cahaya juga penting untuk perkecambahan beberapa biji. Biji-biji kecil yang hanya memiliki cadangan makanan sangat sedikit untuk menunjang pertumbuhan awal embrionya, maka perubahan menjadi autotrof secepatnya menjadi penting bagi dirinya. Apabila biji tersebut berkecambah terlalu dalam di dalam tanah, mereka mungkin akan kehabisan cadangan makanan sebelum mampu mencapai permukaan tanah, dan kecambah mungkina akan mati karena tidak sempat berfotosintesis. Untuk biji-biji kelompok ini cahaya sangat penting, sehingga perkecaambahannya harus terjadi di permukaan atau di dekat permukaan. Di sampin gitu suatu pigmen yang sensitif terhadap cahaya yang disebut fitokrom, memegang peranan penting dalam perkecambahan biji spesies tertentu.
 SUMBER : Ismail. 2014. Fisiologi Tumbuhan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM