Monday 12 May 2014

mamalia besar dan mamalia kecil

Rangkuman Respirasi Seluler Tumbuhan

RANGKUMAN
Jika karbohidrat seperti sukrosa, fruktan atau pati yang digunakan sebagai substrat pada proses respirasi dan jika senyawa tersebut teroksidasi secara sempurna, maka jumlah 02 yang digunakan akan sama persis dengan jumlah CO2 yang dihasilkan.
1.      Glikolisis
Rangkaian reaksi untuk mengkonversi glukosa, glukosa-1-p, dan fruktosa menjadi asam piruvat pada sitosol disebut reaksi glikolisis.
 Glikolisis secara harfiah berarti penguraian gula. Gula yang diurai adalah heksosa, beberapa tahap dari reaksi glikolisis meungkin berlangsung pada kloroplas atau plastid lainnya, tetapi reaksi pada plastid plastid ini tidak lengkap. Glikolisis merupakan tahap pertama dari 3 tahap proses respirasi. Glikolisis kemudian diikuti oleh reaksi reaksi pada siklus krebs danb selanjutnya transfer elekrton yang berlangsung pada mitokondria.
Secara singkat glikolisis dapat ditulis sebagai berikut:
Glukosa + 2 NAD+ + 2 ADP + 2 H2PO4   2 piruvat + 2 NADH + 2 H+ + 2 ATP3- + 2 H20
Glikolisis memberikan beberapa manfaat yakni:
a.       Mereduksi 2 molekul NAD+ menjadi nadh untuk setipa molekul heksosa yang dirombak.
b.      Setiap molekul heksosa yang dirombak akan menghasilkan 2 molekul atp, jika substratnya berupa glukosa -1-p, glukosa 6-p atau fruktosa 6-p maka akan menghasilkan 3 molekul ATP.
c.       Melalui glikolisis akan menghasilkan senyawa senyawa antara yang dapat menjadi bahan baku sintesis berbagai senyawa yang terdapat dalam tumbuhan.
2.      Fermentasi
Walaupun glikolisis dapat berlangsung dengan tanpa kehadiran O2, tetapi tahap berikutnya yakni oksidasi piruvat dan NADH membutuhkan O2. Jika oksigen tidak tersedia, maka piruvat dan nadh akan terakumuolasi dan tumbuhan akan melangsungkan proses fermentasi (respirasi anaerobic) yang akan menghasilkan etaanol atau asam malat. Proses fermentasi ini umum dijumpai pada system perakaran tumbuhan jika mengalami penggenangan. Pada proses fermentasi akan dihasilkan asetaldehida melalui proses dekarboksilasi, kemudian asetaldehida direduksi oleh nadh untuk menghasilkan etanol. Reaksi terakhir ini tergantung pada kativitas enzim alcohol dehydrogenase. Aktivitas enzim ini akan menentukan apakah etanol atau asam malat yang akan dihasilkan sebagai prooduk fermentasi.
3.      Siklus krebs
siklus krebs disebut juaga siklus asam sitrat, karena asam sitrat merupakan sennyawa antara yang penting; dan juga disebut siklus asam tirkarboksilat, karena asam sitrat atau asam isositrat sebagai senyawa antara tersebut memiliki 3 gugus karboksil.

Gambar (2) Fermentasi
Reaksi reaksi siklus krebs ini berlangsung pada mitokondria. Tahap awal dari siklus krebs adalah oksidasi (dan lepasnya satu CO2) dari piruvat (yang dihasilkan dari reaksi glikolisis). Kemudian unit asetat dengan 2-C yang tersisa bergabung dengan suatu senyawa yang mengandung belerang yang disebut koenzim A untuk membentuk asetil CoA. Reaksi dekarboksilasi okksidatif piruvat ini melibatkan thiamin (vitamin B1) dalam bentuk terfosforilasi sebagai gugus prostetik. Peran ini menjelaskan fungsi esensial vitamin B1 bagi tumbuhan. Disamping kehilangan C02, juga dibebaskan 2 atom H dari assam piruvat selama pembentukan asetil coa. Enzim yang berperan dalam reaksi pembentukan asetil coa ini adalah piruvat dehydrogenase.
Pada reaksi reaksi siklus krebas akan dbebaskan elekrton dari asam asam organic senyawa senyawa dan electron yang dibebaskan tersebut ditransfer ke NAD+ atau FAD.
Fungsi utama siklus krebs adlaah :
1.      Mereduksi NAD+ dan FAD menjadi NADH dan FADH2 yang kemudian dioksidasi untuk menghasilkan ATP.
2.      Sintesis atp secara langsung yakni 1 molekul atp untuk setiap molekul piruvaat yang dioksidasi.
3.      Pembentukan kerangka karbon yang dapat digunakan untuk sintesis asam asam amino tertentu yang kemudian dapat dikonversi untuk membentuk senyawa yang lebih besar.
Gambar (3) siklus krebs
4.      Transport elektron
Jika nadah dan fadh2 yang dihasilkan dari glikolisis maupuan siklus krebs dioksidasi, maka akan menghasilkan atp. Walaupun dalam reaksi oksidasi ini akan diserap o2 dan dihasilkan h20, namun nadh dan fadh2 tidak dapat bereaksi langsung dengan oksigen dan molekul air tersebut. Electron yang terlibat ditransfer melalui beberapa senyawa perantara sebelum h2o dibentuk. Senyawa senyawa yang berperan ini membentuk system pengangkutan electron pada mitokondria. Pengangkutan electron berlangsung mulai dari senyawa perantara yang secara termodinamis sulit direduksi menuju senyawa yang mempunyai kecendrungan yang lebih besar untuk menerima electron. Oksigen mempunyai kecendrungan tertinggi untuk menerima electron. Setiap senywa pembawa electron dalam system ini hanya menerima electron dari senyawa pembawa lainnya yang letaknya berdekatan dengannya. Senyawa pembawa electron ini tersusun secara terbaris pad bagian dalam membrane mitokondria. Pada setiap mitkondria terdapat ribuan system pengangkutan electron.

Gambar (4) Transpor elektron

Deskripsi Bixa Orellana


 BIXA ORELLANA
Spesies : Bixa orellana Linn.
Nama Inggris : Annatto tree
Nama Indonesia : batang kesumba, buah prada
Deskripsi : Pohon kecil, tingginya 2 - 8 m. Bentuk daun bundar telur hampir seperti jantung, warna merah tua keunguan. Perbungaan bentuk malai 8 - 50 bunga warna merah gelap. Buah seperti buah rambutan warna merah tua/gelap yang umumnya bagian ujung terlihat merekah sehingga biji-bijinya dapat keluar cepat.  Penyebaran : Terdapat di Jawa, Madura, Sulawesi Selatan dan Ambon.  Habitat : Tumbuh di dataran rendah sampai 2200 m dpl. Menyukai tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung.  Perbanyakan : Di Indonesia pembudidayaan di perkebunan untuk tumbuhan kesumba belum ada. Banyak ditanam di tepi-tepi jalan raya, pagar/pembatas kebun sebagai tanaman hias dan peneduh.  Manfaat tumbuhan : Biji-biji kesumba masih dipakai untuk mewarnai bahan anyaman dan kipas menjadi warna merah untuk daerah Singaparna, Jawa Barat Buah Bixa orellana mengandung zat pewarna yang disebut bixin. Zat ini dapat diekstraksi dengan merendam biji dalam air. Biji biasa digunakan untuk mewarnai produk-produk makanan.
Tumbuhan perdu, tinggi 2-9 m. mempunyai daun tunggal bertangkai panjang, bentuknya bulat telur, ujung runcing, pangkal rata kadang berbentuk jantung, tepi rata, panjang 8-20 cm, lebar 5-12 cm, dan warna hijau berbintik merah Bunga tumbuhan ini berwarna merah muda atau putih, diameter 4-6 cm Buahnya triangularis (segi tiga) seperti buah rambutan, tertutup rambut sikat berwarna merah tua atau hijau, pipih, panjang 2-4 cm dan berisi banyak biji kecil berwarna merah tua 

2.      PASSIFLORA FOETIDA
Deskripsi
:
Terna merambat, panjang 1,5-5 m. Memiliki alat pembelit yang beruntaian seperti spiral.
Daun
:
Berwarna hijau kekuningan hingga hijau muda mengkilat seperti ada lapisan lilin, berambut halus, bertangkai 2-10 cm. Unit & Letak: sederhana dan bersilangan. Bentuk: seperti jantung, lebar menjari dengan tiga lekukan. Ujung: meruncing. Ukuran: 5-13 x 4-12 cm.
Bunga
:
Warna agak putih hingga ungu muda/pucat, pada bagian tengahnya jauh lebih ungu. Letak: di ketiak tangkai daun. Formasi: soliter. Daun mahkota: berbentuk bulat telur terbalik, diameter hingga 5 cm. Benang sari: banyak, putih dan panjangnya dapat melampaui ukuran panjang mahkota bunga.
Buah
:
Bulat seperti kelereng, kadang agak lonjong. Kulit buah hijau jika mentah dan menjadi getas dan kuning ketika matang. Buah dibungkus oleh serabut yang berambut banyak. Di dalam buah banyak dijumpai biji. Ukuran: diameter buah 1,5-3,0 cm.
Ekologi
:
Tumbuh liar di dekat pantai berpasir yang bukan rawa, tanah lapang terlantar, merambat di pagar dan menyenangi lokasi yang mendapat cahaya matahari yang kuat.
Penyebaran
:
Berasal dari Amerika Tropis dan di Indonesia tumbuh secara liar.
Kelimpahan
:
Manfaat
:
Daun muda dapat digunakan sebagai sayur, buahnya enak dimakan (manis seperti markisa, tapi agak sedikit pahit). Seluruh bagian tanaman juga dapat digunakan sebagai obat batuk, koreng, borok, kencing berlemak dan pembesaran kelenjar limfa di leher.


 Akar
Akar rambusa (Passiflora foetida L.) termasuk ke dalam sistem perakaran serabut, akar rambusa berwarna kuning kecoklatan dan akarnya tumbuh menjalar. Akar rambusa biasanya tumbuh menjalar pada tanaman lain. Pada akar rambusa memiliki banyak percabangan dan banyak terdapat bulu – bulu halus.
b.      Batang
Batang rambusa (Passiflora foetida L.) tumbuh menjalar atau tumbuh memanjat, batangnya agak lunak, berpenampang bulat dan di tumbuhi rambut-rambut yang rapat, panjangnya 1,5 – 5 m. Duduk daun tersebar secara spiral, pada buku-bukunya terdapat sulur cabang pembelit untuk memanjat.
c.       Daun
Daun rambusa (Passiflora foetida L.) helai daun berbentuk hati dengan tiga tonjolan membulat yang ujungnya runcing, tonjolan di tengah lebih besar, permukaannya berambut halus dan rapat, ukurannya 4,5-14,5 cm panjang dan 3,5-13 cm lebar, tangkai daun berambut halus dan rapat, panjangnya 2-10 cm.
d.      Bunga
Bunga rambusa (Passiflora foetida L.) merupakan bunga tunggal yang tumbuh dari ketiak daun, merupakan bunga sempurna (hermaprodit), helaian ganda, kelopak lonjong, berlepasan, ujung membulat,panjang 2-3 cm, hijau, benang sari jumlah banyak, ungu, mahkota berlepasan, bentuk oval, ujung membulat.
e.       Buah
Buah rambusa (Passiflora foetida L.) merupakan buah buni, seluruhnya diselubungi oleh daun pembalut yang menyerupai lumut, berbentuk bulat, warnanya hijau bercorak hijau tua dan merah kuning bila masak, panjangnya 1,5 – 2 cm diameter 5-8 cm, permukaan licin. Sewaktu buah masak setelah daun pembalut lepas.
f.       Biji
Biji rambusa (Passiflora foetida L.) memiliki bentuk bulat pipih. Biji rambusa memiliki selaput yang keras. Biji rambusa memiliki warna hitam. Biji rambusa di kelilingi oleh daging nya. Biji rambusa tidak memiliki rambut-rambut atau bulu-bulu halus di seluruh permukaan bijinya.


3.      Carica papaya
.1  Akar (Radix)
Akar adalah bagian pokok yang nomor tiga (disamping batang dan daun) bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan komus. Akar papaya merupakan akar serabut(radix advencita), karena akar-akar ini bukan berasal dari calon akar yang asli atau yang disebut dengan akar liar, dan bentuknya seperti serabut. Sistem akar serabut yaitu jika akar lembaga dalamperkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akaryang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang.
1.2  Batang (Caulis)
Batang (caulis) merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting,dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan. Bentuk batang pada tanaman pepaya yaitu berbentuk bulat, dengan permukaanbatang yang memperlihatkan berkas-berkas daun. Arah tumbuh batang yaitutegak lurus yaitu jika arahnya lurus keatas. Permukaan batang tanamanpepaya yaitu licin. Batangnya berongga, biasanya tidak bercanbang, dantingginya dapat mencapai 10 m.
1.3  Daun (folium)
Daun merupakan tumbuhan yang paling penting dan umunya tiaptumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Daun pepaya merupakan dauntunggal, berukuran besar, dan bercangap, juga mempunyai bagian-bagiandaun lengkap
(falicum completum) beruapa pelepah atau upih daun (vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun pepaya dikatakan mempunyai bangun bulat (orbicularis), ujungdaun yang meruncing, tangkai daun panjang dan berongga. Dilihat darisususnan tulang daunnya, daun pepaya termasuk daun-daun yang bertulangmenjari (palmineruis). Daun yang muda terbentuk dibagian tengah tanaman.
1.4  Bunga  (flos)
Bunga merupakan bagian-bagian yang secara langsung berguna untuk mempertahankan kehidupan (untuk penyerapan makanan, pengolahan,bahan-bahan yang diserap menjadi bahan-bahan yang digunakan olehtumbuhan untuk keperluan hidupnya : paernafasan, pertumbuhan, dll).Pepaya termasuk golongan tumbuhan poligam (polygamus), karena pada satutumbuhan terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna.Biasanya poligam dimaksud untuk menunjukan sifat tumbuhan bertaliandengan sifat bunga tali yang memperlihatkan suatu kombinasi bukanberumah satu dan juga bukan berumah dua.
 Perbedaan antara Bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna yaitu :
Bunga Jantan (masculus)
Bunga jantan biasanya terdapat pada pohon jantan. Pohon jantanmudah dikenal karena memiliki malai, bunga bercabang banyak yangmengantung dengan bunga-bunga jantan yang lebat. Jenis pohon initidak akan menghasilkan buah karena bunganya tidak mempunyai bakalbuah. Pohon jantan hanya bermanfaat sebagai penyerbuk pohon betina.
Bunga Betina (feminus)
Bunga betina biasanya terdapat pada pohon betina. Pohon betinamemiliki inflorensa dengan 3-5 bunga betina yang bertangkai pendek.Bahkan sering hanya dengan sebuah bunga betina yang duduk diketiak daun. Ukuran bungannya agar besar. Tanpa adanya pohon jantan ataupohon sempurna, pohon betina ini tidak dapat menghasilkan buah.Bungasempurna menjamin terjadinya penyerbukan secara sempurna.
Bunga Sempurna (hermaprodit)
Bunga sempurna memiliki inflorensia yang terdiri dari beberapabunga sempurna dan 1-4 bunga jantan. Masing-masing bunga tersebutbertangkai pendek.
Bakal Buah (ovarium)
Buah yaitu bagian putik yang membesar, dan biasanya terdapatditengah-tengah dasar bunga. Pepaya merupakan salah satu bentuk bakalbuah berumah satu (unilocularius). Bakal buah berumah satu dapattersusun atas satu daun buah saja, misalnya pada bunga tumbuhan yangberbuah polong, dapat pula tersusun atas lebih dari pada satu daun buah.
1.5  Buah (fructus)
Pepaya termasuk dalam golongan buah sungguh (buah sejati) tunggal.Buah sejati tunggal yaitu buah sejati yang terdiri dari bunga denga satu bakalbuah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula tersusun darisatu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak naungan. Dalam buahpapaya terjadi dari beberapa daun buah dengan satu ruang dan banyak biji.
Pepaya juga termasuk buah buni (bacca). Yang disebut dengan buah buni adalah buah yang dagingnya mempunyai dua lapisan, ialah lapisan luar yangtipis agak menjangat atau kaku seperti kulit (belulang) dan lapisan dalamyang tebal, lunak dan berair, sering kali dapat dimakan. Biji-biji terdapatbebas dalam bagian yang lunak itu. Buah buni dapat terjadi dari satu ataubeberapa ruang. Pepaya termasuk buah buni yang berdiding tebal dan dapat  dimakan. Buah papaya juga bentuknya bulat sampai lonjong.
1.6  Biji (semen)
Yang dimaksud dengan biji yaitu penyerbukan yang diikuti denganpembuahan, bakal buah tumbuh menjadi buah, dan bakal biji tumbuhmenjadi biji. Melihat asal jaringan yang menjadi tempat penimbunan zatmakanan cadangan biji pepaya termasuk putih lembaga dalam (endospermium
). Maksud dari putih lembaga dalam yaitu jika jaringanpenimbun makanan itu terdiri atas sel-sel yang berasal dari onti kandunglembaga sekunder yang kemudian setelah dibuahi oleh salah satu inti spermalalu membelah-belah menjadi jaringan penimbun makanan ini. Melihatasalnya putih lembaga dalam ini, maka biji dengan bagian ini hanya dapatbiji tumbuhan tertutup (angiospermae).
4.      Cucurbita muscahata
Habtius                : Semak, merarnbat, panjang ± 25 m.
Batang                 : Berkayu, lunak, segi lima, berambut, berbuku-buku, panjang ± 25 cm, hijau muda.
Daun                    : Tunggal, bulal, bertangkai, tangkai berlubang, ujung runcing, tepi berombak, pangkal membulat, berbulu, panjang 7-35 cm, lebar 6- 30 cm, beralur, pertulangan menyirip, hijau.
Bunga                  : Tunggal, di ketiak daun, bentuk corong, panjang + 15 cm, kuning, kelopak bentuk lonceng, pangkal berlekatan, bertaju empat.
Habtius                : Semak, merarnbat, panjang ± 25 m.
Batang                 : Berkayu, lunak, segi lima, berambut, berbuku-buku, panjang ± 25 cm, hijau muda.
Daun                    : Tunggal, bulal, bertangkai, tangkai berlubang, ujung runcing, tepi berombak, pangkal membulat, berbulu, panjang 7-35 cm, lebar
                               6- 30 cm, beralur, pertulangan menyirip, hijau.
Bunga                  : Tunggal, di ketiak daun, bentuk corong, panjang + 15 cm, kuning, kelopak bentuk lonceng, pangkal berlekatan, bertaju empat 
5.      Citrullus lunatus
Habitus : merambat, semusim, panjang 3-5 m. Batang : bersegi, lunak, percabangan simpodial, berambut, hijau. Daun : tunggal, lonjong, tepi bergelombang, ujung runcing, pangkal bertoreh, panjang 8-15 cm, lebar 5-8 cm, tangkai silindris, panjang 3-7 cm, hijau, pertulangan menyirip, permukaan berbulu, hijau. Bunga : tunggal, berumah satu, di ketiak daun, kelopak bentuk lonceng, berbagi lima, panjang 6-8 mm, hijau, benang sari jumlah tiga, panjang 1-2 cm, putih, tangkai putik silindris, panjang ± 1,5 cm, kepala putik bentuk ginjal, putih, mahkota bentuk terompet, panjang 2-3 cm, kuning. Buah : buni, bulat, diameter 15-20 cm, permukaan licin, hijau. Biji : lonjong, pipih, putih kekuningan. Akar : tunggang, putih. (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
6.      Cucumis sativus
Habitusnya merupakan tumbuhan herba yang merambat, lemah melata atau setengah merambat, yangmerupakan tanaman semusim, yaitu berumur 1 tahun, yang mati setelah tanaman berbunga dan berbuah. Tanaman ini tidak tahan terhadap hujan yang terus menerus. Pertumbuhannya memerlukan kelembaban udara yang tinggi, tanah subur yang gembur dan mendapat sinar matahari penuh dengan drainage yang baik. Ketimun sebaiknya dirambatkan ke para-para dan tumbuh baik dari dataran rendah sampai 1.300 m dpl.
Ø Batang tanaman ketimun berbulu kasar, basah, mempunyai panjang 0,5-2,5 meter dan berbentuk segitiga.
Ø Mentimun mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar di sisi tangkai daun. Sulur ketimun adalah batang yang termodifikasi dan ujungnya peka sentuhan. Bila menyentuh galah misalnya, sulur akan mulai melingkarinya. Dalam 14 jam sulur itu telah melekat kuat pada galah itu. Kira-kira sehari setelah sentuhan pertama sulur mulai bergelung, atau menggulung dari bagian ujung maupun pangkal sulur. Gelung-gelung terbentuk mengelilingi suatu titik di tengah sulur yang disebut titik gelung balik. Dalam 24 jam, sulur telah tergulung ketat.
Ø Daunnya merupakan daun tunggal, letaknya berseling, bertangkai panjang, dan bentuknya bulat telur lebar. Ujing daun meruncing, bertajuk 3-7 dengan pangkal berbentuk jantung, dan tepinya bergerigi. Panjangnya 7-18 cm, lebar 7-15 cm, dan berwarna hijau.
Ø Bunga tanaman Cucumis sativus ada yang jantan berwarna putih kekuningan dengan bunga betina berbentuk seperti terompet yang ditutupi oleh bulu-bulu. Perbungaannya monoecious dengan tipe bunga jantan dan bunga hermafrodit (banci). Bunga pertama yang dihasilkan, biasanya pada usia 4-5 minggu, adalah bunga jantan. Bunga-bunga selanjutnya adalah bunga banci apabila pertumbuhannya baik.
Ø Buah berbentuk bulat panjang, tumbuh menggantung, dan warna hijau, berlilin putih dan setelah tua, warnaya berubah menjadi kuning kotor. Panjang buah sekitar 10-30 cm dengan bagian pangkal yang berbintil. Daging buah ketimun mengandung banyak air yang berwarna putih atau kekuningan.
Ø Biji terletak di dalam buah yang bentuknya lonjong meruncing pipih dan warnanya putih kotor.
Ø Akarnya berupa akar tunggang yang berwarna putih kotor.

Habitusnya merupakan tumbuhan herba yang merambat, lemah melata atau setengah merambat, yangmerupakan tanaman semusim, yaitu berumur 1 tahun, yang mati setelah tanaman berbunga dan berbuah. Tanaman ini tidak tahan terhadap hujan yang terus menerus. Pertumbuhannya memerlukan kelembaban udara yang tinggi, tanah subur yang gembur dan mendapat sinar matahari penuh dengan drainage yang baik. Ketimun sebaiknya dirambatkan ke para-para dan tumbuh baik dari dataran rendah sampai 1.300 m dpl.
Ø Batang tanaman ketimun berbulu kasar, basah, mempunyai panjang 0,5-2,5 meter dan berbentuk segitiga.
Ø Mentimun mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar di sisi tangkai daun. Sulur ketimun adalah batang yang termodifikasi dan ujungnya peka sentuhan. Bila menyentuh galah misalnya, sulur akan mulai melingkarinya. Dalam 14 jam sulur itu telah melekat kuat pada galah itu. Kira-kira sehari setelah sentuhan pertama sulur mulai bergelung, atau menggulung dari bagian ujung maupun pangkal sulur. Gelung-gelung terbentuk mengelilingi suatu titik di tengah sulur yang disebut titik gelung balik. Dalam 24 jam, sulur telah tergulung ketat.
Ø Daunnya merupakan daun tunggal, letaknya berseling, bertangkai panjang, dan bentuknya bulat telur lebar. Ujing daun meruncing, bertajuk 3-7 dengan pangkal berbentuk jantung, dan tepinya bergerigi. Panjangnya 7-18 cm, lebar 7-15 cm, dan berwarna hijau.
Ø Bunga tanaman Cucumis sativus ada yang jantan berwarna putih kekuningan dengan bunga betina berbentuk seperti terompet yang ditutupi oleh bulu-bulu. Perbungaannya monoecious dengan tipe bunga jantan dan bunga hermafrodit (banci). Bunga pertama yang dihasilkan, biasanya pada usia 4-5 minggu, adalah bunga jantan. Bunga-bunga selanjutnya adalah bunga banci apabila pertumbuhannya baik.
Ø Buah berbentuk bulat panjang, tumbuh menggantung, dan warna hijau, berlilin putih dan setelah tua, warnaya berubah menjadi kuning kotor. Panjang buah sekitar 10-30 cm dengan bagian pangkal yang berbintil. Daging buah ketimun mengandung banyak air yang berwarna putih atau kekuningan.
Ø Biji terletak di dalam buah yang bentuknya lonjong meruncing pipih dan warnanya putih kotor.
Ø Akarnya berupa akar tunggang yang berwarna putih kotor.
7.      Brassica oleraceae

Kubis bunga memiliki tangkai daun agak panjang dan helai daun berlekuk-lekuk panjang. Tangkai bunga kubis bunga lebih panjang dan lebih besar dibandingkan dengan kubis bunga. Massa bunga kubis bunga tersusun secara kompak membentuk bulatan berwarna hijau tua, atau hijau kebiru-biruan, dengan diameter antara 15-20 cm atau lebih  Pada kondisi lingkungan yang sesuai, massa bunga kubis bunga dapat tumbuh memanjang menjadi tangkai bunga yang penuh dengan kuntum bunga, tiap bunga terdiri atas 4 helai kelopak bunga ([I]calyx[/I]), empat helai daun mahkota bunga ([I]corolla[/I]), enam benang sari yang komposisinya empat memanjang dan dua pendek. Bakal buah terdiri atas dua ruang, dan setiap ruang berisi bakal biji
        Biji kubis bunga memiliki bentuk dan warna yang hampir sama, yaitu bulat kecil berwarna coklat sampai kehitaman. Biji tersebut dihasilkan oleh penyerbukan sendiri ataupun silang dengan bantuan sendiri ataupun serangga. Buah yang terbentuk seperti polong-polongan, tetapi ukurannya kecil, ramping dan panjangnya sekitar 3-5 mm
 Sistem perakaran relatif dangkal, dapat menembus kedalaman 60-70 cm. Akar yang baru tumbuh berukuran 0,5 mm, tetapi setelah berumur 1-2 bulan system perakaran menyebar ke samping pada kedalaman antara 20-30 cm
Bunga kubis bunga berwarna putih dan masa tumbuhnya lebih lama dari kubis bunga. Kubis bunga tersusun dari bunga-bunga kecil yang berwarna hijau, tetapi tidak sekompak kubis. Dibandingkan dengan kubis bunga, bunga kubis bunga akan terasa lebih lunak setelah direbus.
8.      Guazuma ulmifolia
Akar

Deskripsi
Sistem perakaran Guazuma ulmifolia adalah akar tunggang. Dari akar lateral tumbuh serabut akar. Terdapat rambut-rambut akar. Selain itu terdapat juga akar adventitia. Tidak terdapat modifikasi akar.


Batang
Deskripsi
Batang Guazuma ulmifolia adalah lignosus. Permukaannya sedikit bertekstur. Jika kulit pohonnya sudah tua, maka kulitnya akan mengelupas.

Daun
Deskripsi
Daun Guazuma ulmifolia berbentuk deltoid dengan ujung daun acuminate, pangkal daun truncate, tepian daun dentate. Permukaannya licin karena berlapis lignin. Daun tumbuh secara dorsiventral, Pertulangan daun menyirip. Daun tergolong daun tunggal.

Bunga
Deskripsi
Tipe perbungaan majemuk lateral. Bunga berwarna putih krim selama musim kemarau. Bunga bermahkota kecil berjulah 5. Tangkai putik dan tangkai sari panjang. Polinatornya adalah angin.

Buah
Deskripsi
Buah Guazuma ulmifolia berbentuk bulat berwarna hijau mengkilat. Buah sejati majemuk. Termasuk buah buni.
Biji
Deskripsi
Termasuk ke dalam angiospermae. Pada biji terdapat salut biji yang berair sebagai modifikasi dari tali pusar. Kulit biji terdiri atas 2 lapisan yaitu testa dan tegmen. Bagian inti bijinya terdiri dari putih lembaga dan inti lembaga
Dyah Cipta Ningsih NIM : K4309026
Secara tradisonal, daun jati belanda berkhasiat sebagai obat pelangsing tubuh dan menurunkan kadar lemak tubuh.[3] Bijinya dapat digunakan sebagai obat sakit perutdan kembung serta buahnya dapat digunakan sebagai obat batuk.[1] Selain itu,dekok kulit batang dapat digunakan sebagai obat malaria, diare dan sifilis. Jati belanda juga dapat digunakan untuk mengobati influenza (flu), pilek, disentri, luka dan patah tulang. [4] Ekstrak dari daunnya dapat menekan pertumbuhan bakteriStaphylococcus aureus, Shigella dysenteria, dan Bacillus subtilis secara in vitro.[4]

Akar (Radix)
Tunggang, putih kecoklatan.
Batang (Caulis)
Keras, bulat, permukaan kasar, banyak alur, berkayu, bercabang, berwarna hijau keputih-putihan.
Daun (Folium)
Tungal berbentuk bulat telur sampai lanset, panjang helai daun 4 cm sampai 22,5 cm, lebar 2 cm sampai 10 cm, pangkal daun menyerong berbentuk jantung yang kadang-kadang tidak setangkup, bagian ujung meruncing dan tajam, permukan daun bagian atas berambut jarang, permukaan bagian bawah berambut rapat, permukan kasar; panjang tangkai daun 5 mm sampai 25 mm, mempunyai daun penumpu berbentuk lanset atau berbentuk paku, panjang 3 mm sampai 6 mm, tepi atau pinggir daun bergerigi, ujung runcing, pangkal berlekuk, pertulangan menyirip, berseling, serta berwarna hijau kecoklatan sampai coklat muda. Daun majemuknya berseling dan berbentuk menjari. Daun memiliki stipula (daun penumpu) namun biasanya gugur awal.
Bunga (Flos)
Perbungaan berupa mayang terletak di ketiak daun, panjang 2 cm sampai 4 cm, berbunga banyak, bentuk bunga bulat agak ramping dan berbau wangi; panjang gagang bunga lebih kurang 5 mm; kelopak bunga lebih kurang 3 mm; mahkota bunga berwarna kuning, panjang 3 mm sampai 4 mm; tajuk terbagi dalam 2 bagian, berwarna ungu tua kadang-kadang kuning tua, panjang 3 mm sampai 4 mm, bagian bawah berbentuk garis, panjang 2 mm sampi 2,5 mm; tabung benang sari berbentuk mangkuk, tangkai 1-1,5 cm,
hijau muda.
Buah (Fructus)
Berbentuk kotak, bulat, keras, permukaan berduri bakal buah berambut, panjang buah 2 cm sampai 3,5 cm. Buah yang belum masak berwarna hijau dan yang telah masak berwarna hitam. Banyak dihasilkan ketika musim penghujan.
Biji (Semen)
Kecil, keras, diameter ± 2 mm, berwarna coklat muda.
ANATOMI
Akar (Radix)
Tersusun oleh empat lapisan jaringan pokok yaitu epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat (stele).
Batas antara ujung akar dengan kaliptra tidak jelas, perisikel terdiri dari satu lapis sel berdinding tebal, letak berkas pengangkut pada akar sekunder bersifat kolateral (xylem di dalam dan floem di luar), mempunyai empulur sempit atau tidak mempunyai empulur pada pusat akar, perisikel membentuk cabang akar dan meristem sekunder seperti kambium dan kambium gabus, kambium tampak sebagai meristem sekunder, jumlah lengan protoxilem antara 2 (diark) sampai 6 (heksark), jarang lebih.
Batang (Caulis)
Struktur primer batangnya dibangun oleh jaringan-jaringan primer sebagai berikut : epidermis, korteks, dan stele (silinder pusat). Stele tersebut disusun oleh xylem primer, floem primer, kambium vaskular, dan empulur.
Struktur sekunder batangnya terdiri atas floem sekunder, xylem sekunder, gabus, dan cambium gabus.
Batang bercabang-cabang, pembuluh angkut tersusun dalam susunan lingkaran atau berseling radial, mempunyai cambium vascular, sehingga dapat tumbuh membesar, tidak mempunyai meristem interlakar, jari-jari empulur deretan parenkima di antara berkas pengangkut, dan dapat dibedakn antara daerah korteks dan empulur.
Terdapat lubang sekretori (schizogenous dan lysigenous) dan getah. Namun pada beberapa tanaman juga tidak diketemukan lubang sekretori. Terdapat cambium gabus yang paa permulannya hanya dangkal saja. Nodus tri-lakunar. Jaringan pengangkutan utama berbentuk silinder, tanpa berkas terpisah. Tidak terdapat berkas kortikal. Sebagian besar tidak terdapat berkas medular atau dapat pula terdapat berkas medularnya (Leptonychia). Tidak terdapat floem internal. Perkembangan sekunder berasal dari cincin cambial. Floem sekunder terbagi atas zona keras (fibrous) dan lunak (parenchymatous). Pada xylem tidak terdapat trakeid fibre, dengan fibre libriform; dengan berkas pengangkutnya. Parenkim bertipe apotracheal atau paratracheal.
Daun (Folium)
Epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel, berambut penutup dan berambut kelenjar. Sel epidermis besar, pada penampang tangensial tampak berbentuk poligonal; kutikula agak tebal, tidak berstomata. Epidermis bawah terdiri dari 1 lapis sel, berstomata, berambut penutup dan berambut kelenjar. Sel epidermis bawah lebih kecil daripada epidermis atas, pada penampang tangensial tampak dinding samping bergelombang. Stomata tidak anisositik, bentuk jorong, panjang 20mm sampai 40mm. Rambut penutup bentuk menyerupai bintang, terdiri dari beberapa rambut bersel tunggal yang berimpit pada bagian pangkalnya, dinding tebal tidak berwarna, panjang berbeda-beda, ruang rambut berwarna coklat. Rambut kelenjar terdiri dari 2 sampai 3 sel tangkai dan 3 sel kepala, 1 sel kepala lebih besar dari 2 sel lainnya. Mesofil terdiri dari jaringan palisade dan jaringan bunga karang. Di dalam mesofil terdapat hablur kalsium oksalat berbentuk prisma. Jaringan palisade tersusun rapat terdiri dari 2 sampai 4 lapis sel. Berkas pembuluh tipe kolateral, disertai serabut sklerenkim dan serabut hablur yang berisi hablur kalsium oksalat berbentuk prisma. Hablur kalsium oksalat terdapat lebih banyak pada tulang daun daripada di mesofil. Pada parenkim tulang daun terdapat sel lendir atau saluran lendir.
Bunga (Flos)
Bunga berbentuk aktinomof atau terdapat pula zygomorf (jarang) serta bersifat biseksual atau jarang sekali yang bersifat uniseksual. Androecium (alat kelamin jantan) sering kali terdiri atas dua ulir dengan masing-masing ulir terdiri atas 5 stamen (benang sari) yang mana filamennya menyatu membentuk sebuah tabung yang umumnya mengelilingi ovarium atau tumbuh daru sebuah androgynophore. Gynoecium (alat kelamin betina) tersusun atas sekumpulan putik tunggal yang terdiri atas 4-5 bagian yang berasosiasi dengan carpella (daun buah)
Buah (Fructus)
Buah terdiri dari tiga lapisan yaitu : epikarpium (kulit luar), mesokarpium (bagian tebal dan lunak), dan endokarpium (yang melapisi biji). Carpela buah berbentuk apocarpous atau syncarpous; sebuah folikel atau samaroid. Kapsula biasanya septicidal atau loculicidal. Biji endosperma pada umumnya namun terdapat pula non endosperma. Endosperma dapat berminyak atau pun tidak berminyak.
Biji (Semen)
Biji terdiri atas kulit biji, endosperm, dan embrio. Germinasi phanerocotylar atau cryptocotylar. Biji mengandung zat tepung, memiliki dua kotiledon berbentuk datar, terlipat, atau menggulung. Embrio chlorophyllous (4/5); lurus atau bergelombang.
9.      Thebroma cacao

Species Theobroma cacao L.
1.      Habitat : Habitat aslinya dadalah hutan tropis dengan curah hujan yang tinggi dan kelembapan yang tinggi dan relatif tetap.
2.      Habitus : Herba
3.      Deskripsi akar : Memiliki sistem akar tunggang yang akar lembaganya tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar0akar yang lebih kecil. Akar tunggan ini berbentuk kerucut panjang yang tumbuh lurus ke bawah dan bercababg-cabang banyak.
4.      Deskripsi batang : Batang berkayu yang umumnya keras dan kuat yang bercabang jauh dari tanah. Bentuk batangnya bulat dengan bagian bawah yang besar dan semakin ke atas semakin mengecil. Warna batangnya adalah coklat kotor.
5.      Deskripsi daun : Daunnya tipis menjangat, bentuk helaian daun bulat telur sungsang hingga lonjong dan berbulu pada tulang daun utamanya.
6.      Deskripsi bunga : Bunga  yang sempurna berukuran kecil dengan diameter maksimum 3 cm. Bunga dari Theobroma cacao merupakan bunga tunggal yang tampak terangkai karena umumnya sejumlah bunga muncul dari satu titik tunas.
7.      Deskripsi buah : Ukuran buah lebih besar dari bunganya, yang berbentuk bulat hingga memanjang. Buah terdiri dari 5 daun buah dan memiliki ruang yang di dalamnya terdapat biji. Warna buah Theobroma cacao ini ketika muda adalah hijau hingga ungu. Namun ketika telah masak, kulit luar buah biasanya berwarna kuning.
8.      Deskripsi biji : Bijinya berdaging dan berair dengan bentuk bulat telur yang berwarna coklat.. Bijinya terangkai pada plasenta yang tumbuh dari pangkal buah bagian dalam. Biji Theobroma cacao dilindungi oleh salut biji (aril) yang lunak dan berwarna putih yang umumnya disebut pulp.
9.      Manfaat : Biji dari Theobroma cacao ini berkhasiat sebagai obat wasir, pusing, tekanan darah rendah, obat cacing dan juga sebagai perangsang saraf.
Sama dengan sifat percabangannya, daun kakao juga bersifat dimorfisme. Pada tunas ortotrop, tangkai daunnya panjang, yaitu 7,5-10 cm sedangkan pada tunas plagiotrop panjang tangkai daunnya hanya sekitar 2,5 cm (Hall (1932) dalam PPKI, 2010). Tangkai daun bentuknya silinder dan bersisik halus, bergantung pada tipenya (Hall (1932) dalam PPKI, 2010).
PPKKI (2010), juga menjelaskan bahwa salah satu sifat khusus daun kakao yaitu adanya dua persendian (articulation) yang terletak di pangkal dan ujung tangkai daunyang membuat daun mapu membuat gerakan untuk menyesuaikan dengan arah datangnya sinar matahari. Bentuk helai daun bulat memanjang (oblongus), ujung daun meruncing (acuminatus) dan pangkal daun runcing (acutus). Susunan daun tulang menyirip dan tulang daun menonjol ke permukaan bawah helai daun. Tepi daun rata, daging daun tipis tetapi kuat seperti perkamen. Warna daun dewasa hijau tua bergantung pada kultivarnya. Panjang daun dewasa 30 cm dan lebarnya 10 cm. Permukaan daun licin dan mengkilap (PPKKI, 2010).
Tanamankakao bersifat kauliflori. Artinya bunga tumbuh dan berkembang dari bekas ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut semakin lama semakin membesar dan menebal atau biasa disebut denganbantalan bunga (cushioll). Bunga kakao mempunyai rumus K5C5A5+5G (5) artinya, bunga disusun oleh 5 daun kelopak yang bebas satu sama lain, 5 daunmahkota, 10 tangkai sari yang tersusun dalam 2 lingkaran dan masing-masing terdiri dari 5 tangkai sari tetapi hanya 1 lingkaran yang fertil, dan 5 daun buah yang bersatu (Anonymus, 2013).
Bunga kakao berwarna putih, ungu atau kemerahan. Warna yang kuat terdapat pada benang sari dan daun mahkota. Warna bunga ini khas untuk setiap kultivar. Tangkai bunga kecil tetapi panjang (1-1,5 cm). Daun mahkota panjangnya 6-8 mm, terdiri atas dua bagian. Bagian pangkal berbentuk seperti kuku binatang (claw) dan bisanya terdapat dua garis merah. Bagian ujungnya berupa lembaran tipis, fleksibel, dan berwarna putih (Anonymus, 2013)
Warna buah kakao sangat beragam, tetapi pada dasarnya hanya ada dua macam warna. Buah yang ketika muda berwarna hijau atau hijau agak putih jika sudah masak akan berwarna kuning. Sementara itu, buah yang ketika muda berwarna merah, setelah masak berwarna jingga (oranye) (Anonymus, 2013).
Kulit buah memiliki 10 alur dalam dan dangkal yang letaknya berselang-seling. Pada tipe criollo dan trinitario alur kelihatan jelas. Kulit buahnya tebal tetapi lunak dan permukaannya kasar. Sebaliknya, pada tipe forasero, permukaan kulit buah pada umumnya halus (rata), kulitnya tipis, tetapi dan liat. Buah akan masak setelah berumur enam bulan. Pada saat itu ukurannya beragam, dari panjang 10 hingga 30 cm, pada kultivar dan faktor-faktor lingkungan selama perkembangan buah (Anonymus, 2013).
10.  Flaucourtia
Deskripsi :  Pohon kecil dengan dedauan rimbun.  Daunnya hijau tua,sampai cm, bulat telur dan berbentukelips, dengan tepi bergelombang bergigi. Warna daun dari merah muda sampai merah.  Buah bulat sampai 3 cm.  buah mentah berwarna hijau, masak merah' kemerah-merahan sampai hampir hitan.  Daging berair asam atau asam manis sampai sedikit asam.  Digunakan terutama untuk jus selai dan sirup .
Lobi-lobi (Flacourtia inermis) adalah pohon buah-buahan yang berasal kawasan Asia beriklim tropis termasuk Malesia.[1] Tumbuhan tahunan ini dalam bahasa Inggrisdisebut batoko plum, dan juga ditanam di kawasan tropis Dunia Baru.[2] Pohon ini ditanam sebagai peneduh dan diambil buahnya. Orang Minangkabau menyebutnyalubi-lubi, dan orang Batak menyebutnya balakko.Bentuk tumbuhan berupa pohon dengan ketinggian 3 m hingga 10 m.[3] Daun tunggal, duduk berseling, dan bertangkai pendek. Helaian daun bentuknya lonjong, panjang 8-20 cm, lebar 3-15 cm.
Buah buni, bulat, berbiji banyak, diameter 1-3 cm. Kulit buah lunak, permukaan licin. Buah muda berwarna hijau kekuningan, bila sudah masak kulit buah berwarna merahtua hingga ungu kehitaman. Rasa buah masam hingga sangat masam, kadang-kadang manis atau sepat. Daging buah hanya sedikit mengandung air. Buah dimakan setelah dijadikan rujakselaimanisan, atau dimasak dengan gula untuk diminum sebagai sirup.
Referensi[sunting | sunting sumber]
Pohon tegak, dengan tinggi 3-10 m. Batang bulat, percabangan simpodial, permukaannya kasar, dan berwarna coklat. Daun tunggal, ketika muda berwarna merah dan setelah tua berwarna hijau, letaknya duduk berseling, tersebar, bertangkai pendek, dan membulat; sedangkan helai daunnya berbentuk lonjong, panjang 8-20 cm, lebar 3-15 cm, ujung dan pangkalnya runcing, tepi bergerigi, pertulangan daunnya menyirip tegas, dan permukaannya licin. Bunga tunggal atau berkelompok, berwarna putih gading, terletak di batang atau di ketiak daun; kelopak berbentuk bintang dan berwarna hijau; benangsari banyak, berbentuk berkas memanjang dengan tiap berkas berhadapan dengan dasar mahkota, dan bakal buah menumpang; mahkota berbilang 5, panjang 2-4 mm, dan berlepasan. Buah buni, bulat, berdiameter 1-3 cm, permukaannya licin, kulit buah lunak, sewaktu muda berwarna hijau kekuningan dan setelah tua berwarna ungu kemerahan. Biji berbentuk bulat, berselaput, berdiameter 0,5-1 cm, dan berwarna putih kelabu. Akar tunggang dan berwarna kuning kecoklatan. Lobi-lobi merupakan tumbuhan liar yang banyak dijumpai di hutan-hutan alam, namun banyak juga dibudidayakan oleh masyarakat sebagai tanaman peneduh untuk diambil buahnya. Jenis ini tumbuh di dataran rendah sampai daerah pegunungan pada ketinggian tempat 100-1.300 m dpl. Berbunga pada bulan September-November dan waktu panen yang tepat pada bulan Februari-Mei.
11.  Manilkara kauki
Habitus
Pohon, berkayu, tumbuh menahun, tumbuh hingga setinggi 30-40 m.
Habitat
Tanaman sawo mudah menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan baru, dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Namun, daerah yang disenangi adalah dataran rendah hingga ketinggian 700 m dpl. Tipe tanah yang dikehendaki adalah lempung berpasir yang mengandung banyak bahan organik dengan pH antara 5,5-7. Curah hujan yang sesuai 1.500-2.500 mm per tahun (beriklim basah). Tanaman sawo tahan terhadap kekeringan dengan lima bulan musim kemarau. Perakarannya cukup kuat sehingga tanaman sawo baik untuk daerah yang rawan erosi. Tanaman ini mampu tumbuh di tempat yang ternaungi maupun terbuka sehingga sering ditanam di lahan rumah.
Batang (Caulis)
Keras, berkayu, bulat, bercabang, coklat kotor, pada pohon yang sudah tua terdapat banyak lentisel
Daun (Folium)
Tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 3-14 cm, lebar 3-5 cm. tangkai panjang ± 1,5 cm, hijau mengkilat.
Bunga (Flos)
Majemuk, di ketiak daun, menggantung, berkelamin dua, karangan bunga tiga sampai delapan, daun kelopak bulat, benang sari enam, putik menjulang ke luar, mahkota bentuk tabung, bertajuk, kuning muda.
Akar (Radix)
Tunggang, coklat, perakarannya cukup kuat
Buah (Fructus)
Buahnya berbentuk lonjong atau bulat telur dengan diameter sekitar 6-7 cm dan panjang 10 cm. Kulit buah yang masih muda berwarna cokelat tua, kasar dan tipis, sedangkan yang tua berubah menjadi cokelat muda dan halus. Daging buah tebal, berair, berwarna cokelat muda atau cokelat kemerahan. Buah yang masih muda
bergetah dan rasanya sepat, sedangkan buah yang matang rasanya manis tidak sepat dan tidak bergetah.
Buah berasal dari bakal buah. Bunga hanya memiliki satu bakal buah saja. Dalam satu buah terdapat 3-5 biji. Biasanya biji-biji ini berwarna hitam. Dinding buah (pericarpium) tebal berdaging dan dapat dibedakan lapisan-lapisannya, yaitu kulit luar (epicarpium), lapisan paling luar berwarna coklat, tipis, kasar, kaku seperti kulit; dan kulit tengah (mesocarpium), tebal berdaging, bisa dimakan, berair, berwarna coklat muda sampai coklat kemerahan;. Jika sudah masak buah tidak pecah. Biji-biji terletak bebas dalam mesocarpium. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa buah Achras zapota merupakan buah sejati, tunggal, berdaging dan buni
Gambar Kanan : penampang melintang buah Achras zapota
Kiri : penampang membujur buah Achras zapota
Biji (Semen)
Biji berbentuk bulat telur, pipih, keras, berwarna hitam atau coklat dan ada sebagian yang berwarna putih.
Kulit biji (spermodermis) memiliki dua lapisan, yaitu kulit luar (testa), berwarna hitam atau coklat, mengkilat, kaku; dan kulit dalam (tegmen), selaput berwarna putih, tipis. Terdapat pusar biji (hilus) yang berwarna putih. Inti biji terdiri atas lembaga (embrio) dan putih lembaga (albumen).
Daun lembaga (cotyledo) sebagai tempat menimbun makanan berwarna putih, berjumlah dua, berbentuk cembung pada salah satu sisi dan rata pada sisi lainnya, kedua cotyledo tersebut duduk pada sisi yang berhadapan. Karena memiliki cotyledo dua buah maka sawo dimasukkan ke dalam kelas Dicotyledonae (biji berkeping dua/berbelah). Sedangkan akar lembaga atau calon akar (radicula) yang kemudian akan tumbuh terus merupakan akar tunggang. Akar lembaga ini ujungnya menghadap ke arah liang biji, dan pada perkecambahan biji, akar itu akan tumbuh menembus kulit biji dan akan keluar melalui liang tadi. Akar lembaga ini terletak di antara ke dua daun lembaga juga berwarna putih, berbentuk bulat di ujungnya dan pipih di pangkalnya.
MANFAAT TANAMAN
Karena mengandung tannin, buah sawo yang muda bisa direbus dan airnya dimnum untuk menghentikan diare. Juga bisa untuk membantu mengatasi gangguan pada paru.
Air seduhan daun sawo yang sudah agak tua atau semacam teh diminum untuk mengobati batuk, demam, diare, dan disentri. Biji yang sudah dihancurkan memiliki sifat diuretik (peluruh kencing) serta bisa membantu menghancurkan batu ginjal dan batu kandung kemih. Ekstrak biji ini di kawasan Yucatan dipakai sebagai penenang atau obat tidur.Bijinya juga bisa dilumatkan dan dioleskan untuk mengatasi gigitan atau sengatan binatang berbisa. Getah buah dan daun Achras zapota berkhasiat sebagai obat mencret, di samping itu getahnya dapat digunakan untuk campurangula-gula.Untuk obat mencret dipakai lebih kurang 15 teles getah buah muda Achras zapota, diseduh dengan ½ gelas air matang panas. Hasil seduhan diminum sekaligus.
Meskipun Sawo Kecik merupakan pohon penghasil buah, namun tidak hanya buahnya saja yang dapat dimafaatkan. Batangnya banyak dipergunakan sebagai bahan bangunan, perabot rumah tangga, dan karya-karya seni seperti patung, ukiran, bahkan peralatan musik seperti rebana dan badan biola. Pohon Sawo Kecik mampu tumbuh di daerah bertanah kurang subur bahkan mampu berfungsi sebagai pohon perintis dan tanaman pemulih areal-areal yang kurang subur dan kritis. Karena itu banyak yang menjadikan pohon Sawo Kecik sebagai batang bawah untuk okulasi atau penyambungan dengan pohon Sawo Manila (Manilkara zapota).

            Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan memiliki sejumlah besar daun.Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan.Daun Sawo Kecik termasuk daun tidak lengkap yang hanya memiliki tangkai dan helaian saja.
            Tangkai Daun (Petiolus) merupakan bagian daun pendukung helaian.Pada Sawo Kecik tangkai daun memiliki bentuk dan ukuran yang pipih dan tepinya melebar (bersayap) dan juga pada pangkal dan ujung tangkai daunnya menebal.
            Sawo Kecik mempunyai helaian daun yang berbentuk bulat telur sungsang.Pada ujung daunnya berbentuk tumpul (Obtusus),yaitu tepi daun yang semula agak jauh dari ibu tulang,cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut yang tumpul (lebih besar dari 90’).Untuk Pangkal daun (Basis folli) pada Sawo Kecik berbentuk meruncing (Acuminatus),yaitu biasa pada daun bangun bulat telur sungsang atau daun bangun sudip.
            Sawo Kecik mempunyai daun-daun yang bertulang daun menyirip (Penninervis). Daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung,dan merupakan terusan tangkai daun.Dari ibu tulang ini kesamping keluar tulang-tulang cabang.Dilihat dari Tepi Daun (Margo folli) Sawo Kecik berbentuk rata (Integer).
            Menurut dari bagian daging daun (Intervium), Sawo kecik memiliki daging daun yang bersifat seperti perkamen (Perkamenteus),tipis tetapi cukup kaku.Dari warnanya,Sawo Kecik mempunyai warna hijau yang sebagian besar dimiliki semua daun pada umumnya.Dan berubah menjadi coklat apabila sudah tua,mempunyai permukaan licin (laevis),dalam hal ini permukaan daun dapat kelihatan mengkilap (Nitidus)
            Sawo Kecik termasuk daun majemuk menyirip gasal (Imparipinnatus),yang menjadi pedoman ialah ada tidaknya satu anak daun yang nenutup ujung ibu tangakainya. Ditinjau dari jumlah anak daunnya akan didapati bilangan yang benar-benar gasal jika anak daun berpasangan,sedangkan di ujung ibu tangkai terdapat anak daunyang tersendiri (biasanya anak daun ini lebih besar daripada yang lainnya
Buah Sawo Kecik ini termasuk jenis Buah Sejati Tunggal Yang Berdaging berbuah Buni (Bacca),yaitu buah yang memiliki dua lapisan.Lapisan luar yang tipis agak menjangat atau kaku seperti kulit (belulang) dan lapisan dalam yang tebal,lunak,dan berair.Sawo Kecik dapat dimakan dan banyak diminati orang karena rasanya juga tidak jauh beda dengan jenis-jenis sawo lainnya.bedanya adalah rasanya yang legit dan lebih manis.Namun,buahnya hanya dapat dinikmati pada musimnya saja.
A.Kulit biji (Spremodermis)
- kulit luar (Sarcotesta),tebal berdaging masih muda berwarna hijau,kemudian berubah menjadi merah.Dalam kulit luar biji Sawo Kecik juga terdapat pusar biji (Hilus),kelihatan kasar dan mempunyai warna yang lebih gelap.
- kulit tengah (Sclerotesta),lapisan kuat dan keras,berkayu,menyerupai kulit dalam (Endocarpium).
- kulit dalam (Endotesta),tipis seperti selaput dan melekat erat pada inti biji.

B.Tali pusar (Funiculus)
      Tali Pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dangan tembuni,jadi merupakan tangkainya biji.Jika biji masak,biasanya biji terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji),dan pada biji hanya tampak berkasnya yang dikenal sebagai pusar biji (pada kulit luar).

C.Inti Biji (Nucleus seminis)
-Lembaga (embryo),yang merupakan calon individu baru
-Putih lembaga (albumen),jaringan berisi cadangan makanan untuk  masa permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah),sebelum dapat mencari makanan sendiri.

12.  Cleome aspersa
13.  Moringa
Kelor (Moringa oleifera) tumbuh dalam bentuk pohon, berumur panjang (perenial) dengan tinggi 7 - 12 m. Batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar. Percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling (alternate), beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda - setelah dewasa hijau tua, bentuk helai daun bulat telur, panjang 1 - 2 cm, lebar 1 - 2 cm, tipis lemas, ujung dan pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, susunan pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas dan bawah halus. Bunga muncul di ketiak daun (axillaris), bertangkai panjang, kelopak berwarna putih agak krem, menebar aroma khas. Buah kelor berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 - 60 cm, buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat - berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak. Perbanyakan bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian ± 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang.
Kelor (Moringa oleifera) tumbuh dalam bentuk pohon, berumur panjang (perenial) dengan tinggi 7 - 12 m. Batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar. Percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling (alternate), beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda - setelah dewasa hijau tua, bentuk helai daun bulat telur, panjang 1 - 2 cm, lebar 1 - 2 cm, tipis lemas, ujung dan pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, susunan pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas dan bawah halus. Bunga muncul di ketiak daun (axillaris), bertangkai panjang, kelopak berwarna putih agak krem, menebar aroma khas. Buah kelor berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 - 60 cm, buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat - berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak. Perbanyakan bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian ± 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang.
Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang yang disebut klentang (Jawa). Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). Pengembangbiakannya dapat dengan cara stek dan biji. Pemeliharaan tanaman ini mudah, seperti tanaman lain membutuhkan cukup air dengan penyiraman atau menjaga kelembaban tanah dan pemupukan terutama pupuk dasar. Tanaman ini menghendaki tempat yang cukup dengan sinar matahari.

14.  Camellia
 Habitat : Dapat tumbuh di daerah tropis maupun subtropis.
2.      Habitus : Tanaman perdu, dengan tinggi 5 cm – 10 cm.
3.      Deskripsi akar: Akarnya berupa akar tunggang yang berwarna putih kotor.
4.      Deskripsi batang : Batangnya berupa kayu berwarna coklat kehijauan yang tumbuh tegak dan bercabang-cabang dengan ujung ranting berambut.
5.      Deskripsi daun : Daunnya merupakan daun tunggal dengan warna hijau, yang tersebar dan kaku dengan bentuk elips yang ujung serta pangkalnya meruncing. Tepi daunnya bergerigi dengan panjang 12 cm – 14 cm dan lebar 3,5 cm – 4,5 cm. Pertulangan daunnya menyirip.
6.      Deskripsi bunga : Bunga berwarna putih dengan diameter 3 cm – 4,5 cm. Kelopaknya berbentuk mangkok berwarna hijau, dengan benang sari yang membentuk lingkaran. Pangkalnya menyatu dan melekat pada daun mahkota. Bagian dalam terpisah dengan tangkai sari yang panjangnya ± 1 cm berwarna putih kekuningan dan kepala sari berwarna kuning. Tangkai putiknya bercabang tiga dengan panjang ± 1 cm yang berwarna hijau kekuningan. Mahkota bunga berwarna putih yang berbentuk bulat dan tidak berbulu dengan pangkal yang berlekatan.
7.      Deskripsi buah : Buahnya berbentuk hampir kotak dengan tekstur yang keras. Diameter buah ± 23 cm, dimana ketika masih muda berwarna hijau dan ketika tua berwarna coklat kehitaman.
8.      Deskripsi biji : Biji dari Camellia sinensis ini berdiameter ± 1,5 cm, yang ketika masih muda berwarna kuning muda dan setelah tua berwarna coklat.
9.      Manfaat : Selain digunakan untuk membuat teh, umumnya dipakai sebagai obat diare dan pening.