Sunday 30 March 2014

struktur dan fungsi tumbuhan

BAB 3
STRUKTUR DAN FUNGSI TUBUH TUMBUHAN
1.   Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan
A.    Jaringan pada tumbuhan
Jaringan ialah kumpulan sel-sel (protoplas yang berdinding) yang sama bentuk dan fungsinya. Jaringan diklasifikasikan menurut dasar yang berbeda, dapat berdasar asal usul, struktur atau fisiologi. Salah satu klasifikasi yang lazim, berdasarkan aspek morfologis dan fisiologis adalah sebagai berikut :
a.       Jaringan permanen sederhana sebagian besar terdiri atas satu macam sel
1.      Parenkim
Di antara jaringan-jaringan permanen sederhana, parenkim merupakan jaringan yang paling umum dan paling berlimpah, jaringan parenkim terdapat pada hampir semua organ tumbuhan tingkat tinggi. Jaringan parenkim meskipun dikelompokkan sebagai jaringan permanen namun kemudian dapat kehilangan kedewasaannya dan menjadi meristematik kembali. Sel-sel parenkim akar dan batang, umpamanya parenkim empulur, biasanya tak berwarna dan berfungsi utama dalam penyimpanan makanan dan air.
2.      Sklerenkim
Jaringan sklerenkim juga termasuk tipe jaringan permanen sederhana. Ada dua tipe sel pada jaringan ini, yaitu serabut dan sklereida; sel batu termasuk sklereida yang berfungsi dalam pemberian kekuatan dan pendukung mekanik.
3.      Kolenkim
Kolenkim terbentuk dari sel-sel yang tetap hidup dalam periode waktu yang lama, mempunyai dinding yang mengalami penebalan terutama pada sudut-sudut atau lainnya. Kolenkim menjadi terdiferensiasi sebagai jaringan penguat yang paling awal dan karenanya kolenkim terdapat di bagian-bagian tumbuhan yang lebih muda, demikian pula terdapat di bagian yang lebih tua. Sel-sel kolenkim sering memanjang, namun tidak seperti serabut.
b.      Jaringan permanen majemuk (kompleks) terdiri atas beberapa macam sel
Masing-masing organ muda pada tumbuhan : daun, batang, akar. Memiliki tiga sistem jaringan : sistem jaringan dermal, sistem jaringan pembuluh (vaskuler), dan sistem jaringan dasar (ground). Masing-masing sistem jaringan itu sambung menyambung di seluruh tubuh tumbuhan, meskipun karakteristik spesifik jaringan dan hubungan spasialnya satu sama lain berbeda pada organ yang berbeda dalam tumbuhan tersebut.
(Sumber : Campbell edisi 8)
Sistem jaringan dermal (dermal tissue system), atau epidermis, umumnya adalah suatu lapisan tunggal sel-sel yang terbungkus rapat yang menutupi dan melindungi semua bagian muda tumbuhan “kulit” tumbuhan tersebut. Kesinambungan xilem dan floem di sepanjang tumbuhan akan membentuk sistem jaringan pembuluh, yang berfungsi dalam transpor dan penyokongan.
Sistem jaringan dasar adalah bagian terbesar dari semua tumbuhan muda, yang menempati ruangan antara sistem jaringan dermal dan sistem jaringan pembuluh. Jaringan dasar kebanyakan adalah parenkim, akan tetapi kolenkim dan sklerenkim juga umum ditemukan.
B.     Sturktur dan fungsi akar
Banyak tumbuhan dikotil memiliki sistem akar tunggang ( taproot ) yang terdiri dari satu akar vertikal yang besar yang menghasilkan banyak akar lateral yang lebih kecil.akar tunggang dari beberapa tumbuhan yang beradaptasi terhadap lingkungan kering dapat mengambil sumber air yang berada jauh di bawah tanah.Ada pula akar yang termodifikasi untuk menyimpan cadangan makanan dalam jumlah yang banyak, misalnya wortel.
Monokotil yang meliputi rumput-rumputan, umumnya memiliki sistem akar serabut ( fibrous root ) yang terdiri dari suatu anyaman benang, yang menyebar di bawah permukaan tanah. Sebagian besar penyerapan air dan mineral pada monokotil dan dikotil terjadi di dekat ujung akar, dimana sebagian besar rambut akar yang sangat halus meningkatkan luas permukaan akar tersebut. Akar juga memiliki bintil yang disebut nodul yang mengandung bakteri simbiotik yang mengubah nitrogen atmosfer  menjadi senyawa bernitrogen yang digunakan untuk membentuk protein dan molekul organik lainnya.
Beberapa tumbuhan memiliki akar yang keluar di permukaan tanah (adventitious), yang berasal dari batang  atau daun misalnya pada tanaman jagung.
C.     Sturktur dan fungsi batang
Batang adalah suatu sistem berselang seling terdiri dari buku, titik dimana daun melekat, dan ruas, bagian batang diantara buku-buku.Pada sudut yang terbentuk antara masing-masing daun dan batang terdapat suatu tunas askiler, yang memiliki potensi untuk membentuk suatu tunas cabang. Pertumbuhan tunas yang masih muda umumnya dipusatkan pada bagian apeksnya dimana terdapat tunas terminal dengan daun yang sedang berkembang dan suatu rentetan padat buku dan ruas. Adanya pucuk sedikit banyak bertanggungjawab terhadap pertumbuhan tunas askiler, suatu fenomena yang disebut dominasi apikal. Dominasi apikal merupakan suatu adaptasi evolusioner yang meningkatkan pemaparan tumbuhan ini terhadap cahaya matahari, khususnya pada suatu lokasi dengan vegetasi yang padat. Percabangan berperan untuk  meningkatkan pemaparan sistem tunas kelingkungannya, dan pada kondisi tertentu tunas askiler mulai tumbuh. Setelah mengakhiri masa dormansi tunas askiler dapat mernjadi  cabang vegetatif yang lengkap dengan tunas terminal, daun-daun  tunas aksiler. Pada beberapa kasus, pertumbuhan tunas askiler dapat dirangsang dengan cara membuang tunas terminal. Batang yang termodifikasi dengan fungsi yang beraneka ragam telah dievolusikan pada banyak tumbuhan, termaksud stolon, rhizoma, umbi, dan umbi lapis, sering kali di kira sebagai akar.
D.    Sturktur dan fungsi daun
Daun adalah organ fotosintesis utama pada sebagian besar tumbuhan. Bentuk daun sangat bervariasi, namun umumnya terdiri dari suatu helai daun (blade)yang  pipih dan tangkai daun (petiola) yang menghubungkan daun dengan buku batang. Banyak tumbuhan monokotil yang tidak memiliki tangkai daun dan membentuk suatu pelepah yang membungkus batang. Beberpa tumbuhan monokotil, termaksud pohon palem, memiki tangkai daun.
Daun tumbuhan monokotil memiliki tulang daun utama sejajar yang menjalar sepanjang helai daun. Sebaiknya, daun tumbuhan dikotil memiliki banyak percabangan pada tulang daun utama. Meskipun sebagian besar daun dikhususkan untuk fotosintesis, beberapa tumbuhan memiliki daun yang telah beradaptasi melalui evolusi untuk memiliki fungsi lainnya.
2.   Pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder pada tumbuhan
Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer menghasilkan tubuh ( primari plant body ), yang terdiri dari jaringan    dermal, jaringan pembuluh( vaskuler ) dan jaringan dasar.
a.    Pertumbuhan primer akar
Pertumbuhan primer akan mendorong akar menembus tanah. Ujung akar ditutupi oleh tudung akar yang secara fisik melindungi meristem yang rapuh pada saat akar memanjang menembus tanah yang abrasif. Pertumbuhan panjang akar terkonsentrasi di dekat ujung akar, dimana terletak tiga zona sel dengan tahapan pertumbuhan primer yang berurutan. Zona pembelahan sel meliputi meristem apikal dan turunannya yang disebut . meristem primer. Zona pembelahan sel bergabung ke zona pemanjangan. Disini sel-sel memanjang sampai lebih dari sepuluh kali panjang semula, sebelum meristem menyelesaikan pemanjangan sel-sel akar mengalami spesialisasi struktur dan fungsinya dimana zona pemanjangan menyatu dengan zona pematangan.
b.    Pertumbuhan primer tunas
Meristem apikal pada suatu tunas adalah suatu massa sel berbentuk kubah yang membelah pada ujung tunas terminal. Didalam tunas, buku dengan bakal daun berkelompok berdekatan, karena ruas berukuran sangat pendek.
c.    Jaringan primer batang
Jaringan pembuluh memanjang disepanjang sebuah batang dalam beberapa untaian yang disebut berkas pembuluh.
Pertumbuhan Sekunder
Sebagian besar meristem pembuluh mengalami pertumbuhan sekunder yang meningkatkan diameter dan panjangnya tubuh sekunder pertumbuhan terdiri dari jaringan yang dihasilkan selama pertumbuhan sekunder diameter.
a.    Pertumbuhan sekunder akar
Meristem lateral juga berkembang dan menghasilkan pertumbuhan sekunder pada akar. Setelah bertahun-tahun akar akan menjadi lebih berkayu dan lingkaran tahunan akan tampak lebih jelas pada xilem sekunder,
b.    Pertumbuhan sekunder batang
Kambium pembuluh dan pembentukan jaringan pembuluh sekunder.Kambium pembuluh adalah suatu silinder yang tersusun dari sel-sel meristematik yang membentuk jaringan pembuluh sekunder
(Sumber : Campbell Edisi 5 Jilid 2)
3.   Hormon pada tumbuhan
a.    Giberelin
Merupakan hormon yang memiliki berbagai pengaruh pada tumbuhan yaitu :
-       Pemanjangan  batang, akar dan daun muda merupakan tempat utama produksi giberelin.Giberelin merangsang pertumbuhan pada daun dan batang, akan tetapi sedikit pengaruhnya pada tubuhan akar.pada batang,giberelin merangsang pemanjangan sel dan pembelahan sel.
-       Pertumbuhan buah
Aplikasi komersial giberelin yang paling penting adalah penyemprotan buah thompson yang tak berbiji. Hormon tersebut menyebabkan buah anggur tumbuh menjadi lebih besar dan terpisah jauh sama lain.
-       Perkecambahan
Pembebasan giberelin dari embrio akan memberikan sinyal pada biji yang memerlukan kondisi lingkungan yang khusus dapat berkecambah,pemaparan pada cahaya atau suhu dingin,akan mengakhiri dormansinya jika biji-biji diberi perlakuan dengan larutan giberelin.
b.   Auksin
Merupan hormon yang digunakan untuk menjelaskan segala jenis  bahan kimia yang membantu proses pemanjangan koleoptil sedangkan pada auksin alamiah merupakn suatu senyawa yang disebut asam undosetat (Indoleacetic acid,1AA). Auksin memberikan fungsi yang paling penting pada pemanjangan sel pada tunas muda yang sedang berkembang, tapi auksin tidak dapa berkonsentrasi pada suhu tinggi. hal ini disebabkan tingginya level auksin yang menginduksi sintesis hormon lain yaitu etilen, yang umumnya bekerja sebagai inhibitor pertumbuhan tumbuhan.Auksin berpindah hanya dari ujung tunas kepangkalnya,bukan arah sebaliknya. Transpor auksin searah disebut  transpor polar. Transpor polar tidak memliki kaitan sama sekali dengan gravitasi,karena auksin bergerak kearah atas pada percobaan  dimana suatu segmen batang atau potongan koleoptil ditempatkan terbalik dan transper polar auksin  ini memerlukan energi. Efek lain auksin selain merangsang pemanjangan sel untuk pertumbuhan primer auksin juga mempengaruhi pertumbuhan sel sekunder dengan cara menginduksi pembelahan sel pada kambium pembulah dengan mempengaruhi diferensia xilem sekunder. Auksin dapat meningkatkan aktivitas pembentukan akar advetif pada pangkal potongan dari suatu batang,suatu efek auksin yang digunakan dalam bidang hortikultura dengan cara menceplukan potongan –potongan batang didalam media perakaran yang  menjadi auksin sintetik.auksin sintetik disemprotkan kepohon tomat untuk menginduksi perkembangan buah tampa perlu melakukan penyerbukan
c.    Asam absisat
Merupakan hormon yang merangsang  pertumbuhan daun, batang, dan buah hijau yang   fungsinya menghambat pertumbuhan selain perananya  sebagai penghambat pertumbuhan. Asam abisat bertindak sebagai hormon  ”cekaman” yang membantu pertumbuhan dengan menghadapi kondisi buruk sebagai contoh ketika suatu tumbuhan mulai layu,ABA  akan terakumulasi didaun dan menyebabkan  stomata  menutup, mengurangi transpirasi dan mencegah kehilangan air lebih banyak
d.   Sitokinin
Merupakn hormon untuk mempengaruhi pertumbuhan dan diferiansi akr,merangsang pembelahan dan pertumbuhan sel, merangsang perkecsmbshsn menunda senesens disiintesis dalam akar dan diangkut keorgan lain
e.    Etilen
Merupakn hormon yang digunakan untuk mempercepat pematangan buah, menghambat beberapa pengaruh auksin, mempercepat  atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan akr, daun dan bunga bergantung pada spesies.
4.   Reproduksi pada tumbuhan
a.    Struktur Reproduksi pada Tumbuhan Berbunga
Reproduksi adalah pembentukan indvidu baru. Semua tumbuhan berbunga berkembang biak dengan reproduksi seksual* pada saat gamet* (sel kelamin) jantan bergabung dengan gamet betina. Pada tumbuhan berbunga, gamet jantan (jelasnya hanya nucleus jantan) berada didalam polen dan gamet betina berada didalam ovul. (Sumber: Kamus Biologi Bergambar : 30)

Ø Polen (serbuk sari)
Butiran kecil yang dibentuk oleh benang sari* (bagian jantan) dari bunga. Setiap butir polen merupakan sel khusus yang memiliki dua nucleus. Ketika sebuah polen melekat pada sebuah ovarium*(badan betina), satu nucleus yaitu nucleus generative terbagi dua membentuk dua nucleus jantan.
(Sumber: Kamus Biologi Bergambar : 30)

Ø Ovul (bakal biji)
Struktur kecil yang berada di dalam badan bunga betina atau Ovarium. Ovul menjadi biji stelah proses fertilisasi. Masing-masing mengandung sebuah sel Oval (kantung embrio) yang dikelilingi oleh lapisan-lapisan jaringan yang disebut integument, kecuali pada satu tempat di mana ada lubang kecil (mikropil). Sebelum fertilisasi, nucleus kantong embrio mengalami beberapa pembelahan, Proses ini menghasilkan beberapa sel baru (sebagian menjadi bagian biji untuk menyimpan makanan), dan dua nucleus telanjang yang bergabung. Satu dari sel-sel yang baru tersebut adalah gamet betina, atau sel telur.                  
(Sumber: Kamus Biologi Bergambar : 30)
Ø Polinasi (Penyerbukan)
Proses polen mentransfer nucleus jantan ke dalam ovarium bunga. Benih tersebut mendarat pada stigma dan membentuk suatu tabung polen, di bawah kontol dari tabung nucleus. Tabung tersebut tumbuh ke bawah melalui jaringan ovarium dan memasuki ovul melalui mikropilnya. Kedua nucleus jantan tersebut kemudian bergerak sepanjang tabung tersebut.
(Sumber: Kamus Biologi Bergambar : 30)
Ø Fertilisasi (Pembuahan)
Setelah polinasi, satu nucleus jantan bergabung dengan telur di dalam ovul untuk membentuk zigot* (sel pertama dari tumbuhan baru). Lainnya bergabung dengan dua nucleus betina yang berfusi untuk membentuk sebuah sel yang berkembang menjadi endosperma.
(Sumber: Kamus Biologi Bergambar: 30)
Tumbuhan diploid yang disebut Sporofit, menghasilkan spora haploid melalui meiosis. Spora membelah melalui mitosis, yang menjadi gametofit jantan dan betina yang merupakan generasi haploid. Mitosis dalam gametofit menghasilkan gamet sel sperma dan sel telur. Fertilisasi menghasilkan zigot diploid yang membelah melalui mitosis dan membentuk sporofit baru.
(Sumber: Campbell Reece-Mitchell Edisi Kelima-Jilid 2 : 355)


(Sumber : Campbell Edisi Kedelapan Jilid 2)

Keterangan Gambar: Gambaran Umum Siklus Hidup Angiospermae. Di dalam ovarium bunga, sel telur pada suatu bakal biji dibuahi oleh sebuah sel sperma yang dibebaskan dari suatu tabung serbuk sari. Sel telur tersebut merupakan bagian dari kantung embrio yang merupakan gametofit betina, dan serbuk sari yang mengandung sel sprema adalah gametofit jantan. Setelah fertilisasi, bakal biji yang dewasa menjadi biji yang mengandung embrio dan ovarium berkembang menjadi buah yang membantu penyebaran biji. Dalam habitat yang cocok biji itu akan berkecambah , embrionya berkembang menjadi benih.
(Sumber: Campbell Reece-Mitchell Edisi Kelima Jilid 2 : 356)
b.    Anatomi bunga











(Sumber : Campbell Edisi Kedelapan Jilid 2)
Ø  Reseptakulum, yaitu perpanjangan ujung tangkai bunga, atau tangkai di mana bunga tumbuh.
Ø  Petal (daun mahkota), yaitu bagian yang halus, biasanya merupakan struktur berwarna cerah disekeliling organ reproduksi.biasanya berbau (untuk menarik serangga) dan berkelompok.
Ø  Sepal (daun kelopak), yaitu bagian kecil berstruktur seperti daun yang berada disekeliling kuncup, yang yang berkelompok. Pada beberapa bunga seperti Buttercup, mereka berada disekeliling petal yang terbuka , sedangkan pada tanaman lain seperti poppy, mereka menjadi kering dan akhirnya rontok.
Ø  Kelenjar Nektar, yaitu daerah sel-sel dibagian dasar petal yang menghasilkan cairan gula disebut nectar. Cairan ini menarik serangga yang diperlukan untuk proses POLINASI (penyerbukan). Diperkirakan bahwa garis hitam yang terdapat pada banyak Petal digunakan untuk menarik serangga menuju ke nectar, sehingga mereka disebut penunjuk madu.
Ø  Organ-organ Betina :
1.      Karpel (daun buah) atau Putik. Organ reproduksi betina terdiri dari ovarium, stigma, dan stilus. Beberapa bunga hanya memiliki satu karpel, bunga lain memiliki beberapa karpel yang tersusun menjadi satu.
2.      Ovarium (bakal buah). Struktur reproduksi betina. Masing-masing merupakan bagian utama karpel dan mengandung satu atau lebih badan kecil yang disebut Ovul (bakal biji), yang masing-masing mengandung sel kelamin betina. Ovul dilekatkan oleh sebuah tangkai (funikulus) pada daerah dinding dalam yang disebut plasenta. Tangkainya menempel di Ovul pada lokasi yang disebut KALAZA.
3.      Stigma (kepala putik). Bagian paling atas dari karpel, dengan permukaan yang lengket tempat serbuk sari atau polen menempel saat proses polinasi.
4.      Stilus. Bagian pada karpel yang menghubungkan stigma dengan ovarium. Banyak bunga yang memiliki stilus yang jelas, mislanya dafodil. Namun pada bunga lain stilus ini sangat pendek (misalnya pada buttercup) atau hamper tidak ada (pada poppy).
5.      Ginesium, yaitu keseluruhan struktur reproduksi betina yang tersusun dari satu atau lebih karpel.
Ø  Organ-organ Jantan:
1.      Stamen (benang sari), organ reproduksi jantan. Masing-masing memiliki tangkai yang tipis atau disebut filamen, dengan anther (kepala sari) pada ujungnya. Masing-masing anther terdiri dari kantong sari yang mengandung serbuk sari atau polen.
2.      Andresium, yaitu istilah kolektif untuk untuk semua struktur jantan bunga misalnya semua benang sari.
(Sumber: Kamus Biologi Bergambar : 28-29)
c.    Reproduksi seksual pada tumbuhan
Reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga melibatkan transfer serbuk sari, biasanya dari satu tanaman ke yang lain. Tanaman tidak bisa bergerak untuk mencari pasangan, sehingga mereka bergantung pada faktor-faktor dalam lingkungan yang dapat menggerakkan serbuk sari di sekitarnya. Banyak tanaman yang diserbuki oleh udara, di mana serbuk sari melimpahkan semuanya yang seluruhnya tidak spesifik. penyerbukan tanaman oleh udara sering melepaskan miliaran serbuk sari, jenis jaminan mereka adalah beberapa serbuk sari akan mencapai stigma reseptif, tanaman lain mendapat  bantuan dari penyerbuk.
Seekor binatang yang tertarik pada bunga tertentu sering mengambil serbuk sari
pada
saat bertemu dengan bunga tertentu, maka secara tidak sengaja transfer dari bunga
ke tanaman yang berbeda pada kunjungan berikutnya. Daya tarik yang lebih  spesifik, yang lebih efisien adalah transfer serbuk sari antara tanaman dari spesies yang sama. Mengingat keuntungan selektif Untuk sifat bunga yang menarik penyerbuk tertentu,  tidak mengejutkan bahwa sekitar 90 persen dari tanaman berbunga memiliki penyerbuk hewan. Sebuah bentuk bunga, pola, warna, dan aroma adalah adaptasi
yang menarik
bagi penyerbuk hewan tertentu. Misalnya, penyerbuk seperti kelelawar dan ngengat memiliki indera penciuman yang sangat baik, dan dapat mengikuti bahan kimia keudara yang dipancarkan oleh bunga. Tidak semua bunga berbau manis. bau seperti kotoran atau daging membusuk mengisyaratkan kumbang dan lalat.
Hadiah hewan untuk kunjungan ke bunga mungkin nektar (cairan manis yang dipancarkan oleh bunga), minyak, serbuk sari bergizi, atau bahkan seks. Nektar adalah satu-satunya makanan untuk kupu-kupu dewasa kebanyakan, dan itu adalah makanan pilihan untuk kolibri. Lebah madu mengumpulkan nektar dan mengubahnya menjadi
madu, yang membantu memberi makan lebah
untuk melewati musim dingin.
Serbuk sari merupakan makanan yang kaya, dengan lebih banyak protein, vitamin,
dan mineral dari nektar.
Beberapa bunga memiliki spesialisasi yang mencegah penyerbukan
oleh segala sesuatu selain penyerbuk
dari spesies tertentu. Misalnya, nektar (dan serbuk sari) di bagian bawah dari tabung bunga panjang dapat diakses hanya untuk serangga
dengan perangkat makan yang cocok. Sebuah bunga yang menawan
perhatian binatang memiliki penyerbuk yang menghabiskan waktunya untuk mencari (dan menyerbuki) bunga-bunga itu. Penyerbuk juga mendapat manfaat ketika mereka menerima persediaan eksklusif dari hadiah yang ditawarkan oleh tanaman.
·      Sebuah Generasi Baru Dimulai
Produksi gamet wanita dimulai ketika massa jaringan-yang bakal biji-mulai tumbuh di dinding bagian ovarium.
1.      Satu sel di tengah-tengah massa mengalami meiosis dan pembagian sitoplasma, membentuk empat haploid megaspore.
2.      Tiga dari empat megaspora biasanya hancur. Megaspora yang tersisa mengalami tiga putaran mitosis tanpa pembagian sitoplasma, hasilnya menjadi satu sel dengan delapan inti haploid.
3.      Sitoplasma sel ini membelah tidak merata, membentuk tujuh sel kantung embrio yang merupakan gametofit betina.
4.      Gametofit ini tertutup dan dilindungi oleh lapisan sel, yang dikembangkan dari lapisan luar dari ovula. Salah satu sel di gametofit, sel ibu endosperm, memiliki dua inti (n + n). Sel lain adalah telur.
5.      Setiap sel di dalam kantung serbuk sari mengalami divisi meiosis dan sitoplasma untuk membentuk empat haploid mikrospora.
6.      Mitosis dan diferensiasi dari mikrospora menghasilkan butiran serbuk sari. Sebutir serbuk sari terdiri dari dua sel, satu di dalam sitoplasma yang lain, tertutup oleh 7 mantel tahan lama.
7.      Mantel itu melindungi sel-sel di dalam perjalanan mereka untuk bertemu telur. Setelah butir serbuk sari terbentuk , mereka memasuki masa dormansi, periode metabolisme dihentikan, sebelum dibebaskan dari anter ketika kantung serbuk sari pecah.
8.      Penyerbukan mengacu pada kedatangan sebutir serbuk sari pada reseptif stigma. Interaksi antara dua struktur merangsang butiran serbuk sari untuk melanjutkan aktivitas metabolik. Salah satu dari dua sel dalam butiran serbuk sari kemudian berkembang menjadi hasil tubular disebut tabung polen. Sel yang lainnya mengalami pembelahan mitosis dan sitoplasma, menghasilkan dua sel sperma (gamet jantan) dalam tabung serbuk sari.
9.      Tabung polen tumbuh dari ujungnya turun melalui ovarium menuju ovula, membawa dua sel sperma. Sinyal kimia yang disekresi oleh gametofit betina membimbing pertumbuhan tabung ke dalam kantung embrio ovula. Banyak Tabung serbuk sari tumbuh ke dalam sebuah karpel, tetapi biasanya hanya satu yang menembus kantung embrio. Sperma Sel-sel tersebut kemudian dilepaskan ke dalam kantung.
10.  Tanaman berbunga  menjalani fertilisasi ganda: Salah satu sel sperma dari gabungan tabung serbuk sari dengan (pembuahan) telur dan merupakan zigot diploid. Yang lainnya gabungan dengan endosperm sel induk, membentuk sel (3n) triploid. Sel ini menimbulkan reaksi untuk endosperm triploid, sebuah jaringan bergizi yang terbentuk hanya dalam biji tanaman berbunga. Ketika biji berkecambah, endosperm menopang pertumbuhan yang cepat dari bibit sporophyta sampai daun sebenarnya terbentuk dan fotosintesis dimulai.


























(Sumber: Biology Concepts and Applications : 433)
d.   Reproduksi aseksual pada tumbuhan
Reproduksi yang tanpa bergabung dari telur dan sperma disebut reproduksi aseksual. Reproduksi vegetatif adalah sebuah bentuk reproduksi aseksual dimana tanaman baru tumbuh dari bagian-bagian yang ada dalam sebuah tanaman. Tanaman baru adalah klon dari tanaman asli karena susunan genetik mereka sama dengan tanaman asli. Ada beberapa keuntungan dari reproduksi vegetative. Ini biasanya cara yang lebih cepat untuk menanam tanaman daripada dengan spora atau bibit. Organisme yang diproduksi secara seksual akan memiliki kombinasi dari cirri-ciri yang dimiliki induknya. Namun, tanaman yang dihasilkan secara vegetatif lebih beragam daripada yang dihasilkan dari reproduksi seksual. Juga, beberapa buah-buahan tidak menghasilkan biji dan reproduksi vegetatif adalah satu-satunya cara untuk mereproduksi mereka.
Terjadinya Reproduksi Vegetatif Alami. Ada banyak contoh dari reproduksi vegetatif alami. Ketika kondisi kering, beberapa lumut mongering, menjadi rapuh, mudah rusak dan tersebar oleh hewan atau angin. Ketika kondisi membaik dan air tersedia, beberapa fragmen ini dapat melanjutkan pertumbuhan. Tanaman strawberry menhasilkan batang horizontal yang disebut stolon, dan jika stolon dipotong, tanaman dapat terus tumbuh.
·         Penggunaan Manusia Pada Reproduksi Vegetatif.
Petani, holticulturist, dan ilmuwan tel;ah menggunakan reproduksi vegetative selama bertahun-tahun. Daun, akar, atau batang ketika dipotong dari tanaman tertentu, dapat tumbuh dan menjadi tanaman baru, jika disimpan di bawah kondisi lingkungan yang tepat. Misalnya, kentang putih dapat dipotong menjadi beberapa bagian. Selama setiap bagian berisi mata atau tunas dan ditanam di lingkungan yang baik, tumbuhan baru dapat tumbuh dari bagian itu dan menghasilkan kentang baru. Beberapa tanaman dapat tumbuh dari beberapa sel pada  jaringan tanamn denagan menggunakan teknik yang disebut kultur jaringan. Jaringan tanaman tumbuh dalam hara agar kondisinya steril. Akhirnya, ratusan tanaman yang identik dapat diproduksi.
-          Klon kaktus yang diproduksi dengan teknik kultur jaringan








Reproduksi Lumut dan Siklus Hidup
Tahap dominan adalah tahap gametofit yang mungkin Anda lihat tumbuh di tempat teduh atau lembab pada batu di sepanjang sungai. Struktur ini bisa terdapat pada tanaman lumut yang sama atau, seperti yang sering  terjadi pada tanaman yang terpisah. Tergantung pada spesies lumut, suatu arkegonium bisa menghasilkan satu atau lebih telur. Jaringan dari arkegonium  mengelilingi telur atau telur dengan sebuah lapisan pelindung. Anteridium  menghasilkan sperma flagellata yang membutuhkan air untuk sampai ke arkegonium. Jika sebuah lapisan tipis dari air menutupi lumut, sperma dapat bergerak menuju arkegonium. Ini merupakan respon terhadap bahan kimia yang diproduksi oleh arkegonium  dan disebut kemotaksis. Ketika sperma membuahi suatu  telur, membentuk sel pertama dari tahap sporophyta disebut zigot. Jaringan
dari
arkegonium melindungi sporophyta  baru.  Sporophyta baru menyerap nutrisi dari arkegonium  untuk tumbuh dan matang. Karena banyak lumut sporophyts dewasa tidak dapat menjalani fotosintesis, mereka tergantung pada gametofit mereka untuk gizi dan dukungan.
Sebuah sporophyta  yang matang terdiri dari tangkai dengan kapsul di ujungnya. Sel-sel tertentu di dalam kapsul mengalami meiosis dan menghasilkan spora. Beberapa spesies memproduksi hingga 50 juta spora per kapsul. Ketika kondisi menguntungkan, kapsul terbuka, melepaskan spora. Jika spora mendarat di tempat yang cocok, mitosis pembelahan sel dimulai. Yang dihasilkan Pertumbuhan bentuk protonema, struktur benang kecil yang dapat berkembang menjadi tanaman gametofit, dan siklus pun berulang.


(Sumber: Glencoe-Biology (McGraw, 2008) : 709)

0 comments:

Post a Comment