BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia genetika merupakan bidang sains yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan tidak dapat dipisahkan dari kita. Bagaimana tidak, setiap individu yang dalam hal ini adalah manusia akan terus melanjutkan keturunannya untuk mempertahankan generasinya. Dan hal ini sama sekali berhubungan langsung dengan dunia genetika.
Sering kali kita menjumpai dalam kehidupan sehari-hari keadaan genetika seseorang yang dipengaruhi oleh keturunannya, salah satu diantarnya adalahnya adalah golongan darahnya yang terkait dengan alel ganda. Darah begitu urgen peranannya dalam metabolisme tubuh. Hampir sembilan puluh persen kerja faan atau metabolisme tubuh berlangsung dalam darah. Namun tak jarang kita menjumpai pula berbagai macam kelainan pada darah manusia. Sebut saja hemofilia atau darah yang sukar membeku.
Selain karena masalah genetika tersebut, berbagai masalah tekhnis lainnya biasanya muncul yang berhubungan dengan darah misalnya dalam tranfusi darah. Sering kita menjumpai adanya kesalahan fatal pada proses transfusi darah, yaitu terjadinya aglutinasi atau menggumpalnya darah. Hal ini disebabkan ketidak tahuan kita akan gologan darah masing-masing. Jika hal ini sampai terjadi, bukan hanya terjadi kerusakan kondisi fisiologis, tapi juga bisa menimbulkan kematian.
Hal inlah yang mendorong kami untuk melakkaan praktikum ini, setidaknya dengan mengethui lebih dini golongan darah masing-masing, dapat lebih meminimalisir kemungkinan-kemungkinan seperti yang saya sebutakn sebelumnya. Bahkan bisa menjadi acuan genetika dalam melanjutkan keturunan dan diharapakan dapat menjadi referensi bagi berkembangan dunia sains khususnya disiplin ilmu genetika.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal beberapa sifat keturunan pada manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda dan mencoba menetapkan genotif dirinya sendiri.
C. Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui dengan baik beberapa sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dengan baik mengenai tata cara uji golongan darah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada tumbuhan, hewan dan manusia dikenal beberapa sifat keturunan yang ditentukan oleh suatu seri alel ganda. Sa;ah satunya adalah golongan darah. Golongan darah ABO yang ditemukan oleh Landsteiner pada tahun 1900 dan factor Rh yang ditemukan oleh Landsteiner bersama Weinet pada tahun 1942 juga ditentukan oleh alel ganda (Hartati dan Karim, 2007).
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu ndividu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membrane sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongna ABO dan Rhesus (factor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekital 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Tranfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfuse immunologis yang berakibat anemia, hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Golongan darah manusi ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibody yang terandung dalam darahnya (Anonim, 2007).
Ditinjau dari golongan darah ABO, manusia dikelompokkan menjadi 4 golongan. Pengelompokan ini didasarkan ada tidaknya suatu zat di dalam sel darah merah, yaitu dikenal dengan aglutinogen (antigen). Ada dua macam aglutinogen, yaitu aglutinogen A dn aglutinogen B. Aglutinogen merupakan polisakarida, yang terdapat tidak saja terbatas di dalam sel darah merah tetapi juga dalam kelenjar ludah, pangkreas, hati, ginjal, paru-paru, testis dan semen (Wulangi, 1993).
Dua jenis antigen tetapi berhubungn yaitu tipe A dan tipe B terdapat pada berbagai jenis orang. Karena antigen ini diturunkan, seseorang dapat tidak hanya mempunyai salah satu dari antigen ini, atau ia dapat mempunyai salah satu atau keduanya. Beberapa darah juga mengandung antibody kuat yang secara spesifik bereaksi dengan antigen tipe A atau tipe B dalam sel, menyebabkan aglutinasi dan hemolisis. Karena antigen tipe A dan tipe B dalam sel membuat sel peka terhadap aglutinasi, antigen-antigen ini dinamakan aglutinogen (Guyton, 1988).
Golongan darah seseorang mempunyai arti penting dalam kehidupan karena golongan darah itu bersifat menurun atau herediter. Golongan darah seseorang ditetapkan berdasarkan macamnya antigen dalam eritrosit yang dimilikinya. Antigen-antigen diwariskan oleh suatu seri alel ganda. Alel iti diberi simbol I (berasal dari isoaglutinin, suatu protein yang terdapat pada permukaan eritrosit). Orang yang mampu membentuk antigen A memiliki alel IA dalam kromosom. Orang yang mampu membentuk antigen B memiliki alel IB, yang memiliki alel IA dan IB mampu membentuk antigen A dan B, sedangkan yang tidak mampu membentuk antigen samasekali memiliki alel resesif i. Interaksi antara alel-alel IA, IB, dan i menyebabkan terjadinya 4 fenotif golongan darah yaitu A, B, AB, dan O. (Suryo, 1986).
Menurut Hariyadi (1991), bahwa protein yang terpenting dalam darah adalah a. Albumin : Menjaga tekanan osmosis
b. Gamma globulin : Membentuk antibody
c. Fibrinogen : Penting dalam proses pembekuan darah.
Protein dari individu ini bila masuk dalam tubuh merupakan antigen (benda asing) yang dapat merangsang terbentuknya antibody. Zat yang berperan dalam pembentukan antibody ialah gamma globulin . Reaksi antigen dan antibody kan menghasilkan lysin yaitu dapt mengurai atigen, presipityn, yaitu dapat menggupalkan antigen, dan antitoxin yaitu dapat menawarkan racun. Aglutinogen merupakan antigen dan banyak terdapat pada permukaan eritrosit. Aglutinin merupakan antibody dan banyak terdapat dalam plasma. Untyk mencegah reaksi transfusi, sebaiknya ntuk transfusi diberikan golongan darah yang sama. Dengan adanya transfusi ini seseorang harus berhati-hati, sebab berbagai kemungkinan penyakit dapat timbul baik karena penyakit yang memang sudah ada sebelumnya dalam darah donor, maupun penyakit karena transfusi darah tersebut (Hariyadi, 1991).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Jumat, 30 Desember 2007
Pukul : 09.15-10.55 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai II Barat FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
I. Alat
1. Blood lancet
2. Lidi pengaduk
3. Plat golda (golongan darah)
II. Bahan
1. Larutan antiserum A
2. Larutan antiserum b
3. Alkohol
4. Kapas
5. Darah probandus
C. Prosedur Kerja
1. Membersihkan tangan probandus dengan kapas yang sudah diberi alcohol.
2. Menusuk ujung jari probandus dengan menggunakan blood lancet.
3. Meneteskan darah probandus pada plat golongan darah.
4. Meneteskan masing-masing antiserum pada darah dan mengaduknya dengan lidi.
5. Mengamati reaksi yang terjadi dan menuliskan di papan tulis golongan darah probandus.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
No Nama Golongan darah
A B Ab O
1 Anna Hamid √
2 Suhaedir B. √
3 Amri wahid √
4 Erna A. H. √
5 Nurwaqiah √
6 Fitrawana amal √
7 Ikraman √
8 A. Nurul √
9 Arfadina √
10 Aksana √
11 Jumriani Katti √
12 Asriyanti √
13 A. Anna. A √
14 Rafiuddin √
15 M.Rijal √
16 Asnir √
17 A. Maryam √
18 Syamsiah Nur √
19 Zainuddin √
20 Ruth Megawati √
21 A. Fitriani √
No Nama Golongan darah
A B AB O
22 Nursaman √
23 Fajri √
24 Mardhawati √
25 Nasaruddin √
26 Rini Novianti √
27 Mila karmila √
28 Husna √
29 Ramat A. √
30 Halny Novianti √
31 Ramat. R √
32 Martha H. √
33 Herlina √
34 Nurrahmi √
35 Eva Nurvianti √
36 Iranilawati √
37 Anastasia √
38 A. Musdalifah √
39 Astuti √
40 Lisa Widya W. √
41 Syamsiah √
42 St. Zainab √
43 Isnaeni
44 Megawati √ √
45 Dwiyanti √
No Nama Golongan darah
A B AB O
46 Nawirah √
47 Nurbaya √
Jumlah 16 10 1 20
B. Analisis data
Diketahui :
- Jumlah probandus adalah 47 orang.
- Jumlah probandus yang bergolongan darah A adalah 16 orang.
- Jumlah probandus yang bergolongan darah B adalah 10 orang.
- Jumlah probandus yang bergolongan darah AB adalah 1 orang.
- Jumlah probandus yang bergolongan darah O adalah 20 orang.
- Rumus : Jumlah Golongan darah
Jumlah P robandus X 100%
Persentase tiap golongan darah adalah sebagai berikut :
1. Untuk golongan darah A
- Jumlah Golongan darah A
Jumlah P robandus X 100%
- 16/47 X 100%
- 34,04 %
2. Untuk golongan darah B
- Jumlah Golongan darah B
Jumlah P robandus X 100%
- 10/47 X 100%
- 21,27 %
3. Untuk golongan darah AB
- Jumlah Golongan darah AB
Jumlah P robandus X 100%
- 1/47 X 100%
- 2,12 %
4. Untuk golongan darah O
- Jumlah Golongan darah O
Jumlah P robandus X 100%
- 20/47 X 100%
- 42,55 %
C. Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat kita lihat bahwa dalam data kelas persentsi masing-masing golongn darah berrbeda-beda. Jumlah probandus yang bergolongan darah O adalah sebanyk 42,55%. Golongan darh ini merupakan glongan darah yng palng anyk dimiliki oeh probandus. Alel atau genotif dari probandus yang bergolongn darah O adalah ii. Selanjutnya disusul oleh robandus yang bergolongan darah A sebanyak 34,04%. Alel atau genotif dari probandus yang bergolongan darah A ádala IAIA,IAi. Sedangkan terbanyak ketiga golongn darah yang dimiliki oleh probandus ádala golongan darah B dengan presentase 21, 27 %. Alel atau genotif dari probandus yang bergolongan darah B ádala IBIB,IBi. Untuk golongan darah AB merupakan jenis golongan darah yang paling sedikit atau minor dimiliki oleh probandus. Terbukti dari kegiatan percobaan atau pengamatan yang dilakukan, jumlah probandus yang memiliki golongan darah AB adalah satu orang ataukah sekitar 2,12 %.
Pada praktikum juga dapat kita lihat bahwa, golongan darah A darah yang ditetesi serum anti A saja dan terjadi aglutinasi, maka termasuk golongan darah A. Jika darah ditetesi serum anti B saja dn terjadi aglutinasi, maka termasuk golongan darah B. Jika darah ditetesi atei A dan anti B dan tidak ad glutinasi, mka trmasuk golongan darah AB. jira ditetesi anti A dan anti B dan ada aglutinasi maka termasuk golongan darah O (Hartati dan Karim, 2007).
Individu dengan golongan darah A meiliki sel drah merah dengan antigen A dipermukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga orang dengan golongan darah A negatif hanya dapat menerima dari orang yang bergolongan darah A negatif atau O negatif. Individu dengan golongan darah B meiliki sel drah merah dengan antigen B dipermukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga orang dengan golongan darah B negatif hanya dapat menerima dari orang yang bergolongan darah B negatif atau O negatif. Individu dengan golongan darah AB meiliki sel darah merah dengan antigen A dan B dipermukaan membran selnya dan tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B dalam serum darahnya. Sehingga orang dengan golongan darah AB Positif dapat menerima darah ABO (resipien universal), Namur hanya dapat mendonorkan darahnya ke sesama AB positif. Individu dengan golongan darah O meiliki sel darah merah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga orang yang bergolongan darah O negatif daa mendonorkan darahnya ke golongan darah ABO (donor universal). Namur golongan darah O negatif hanya dapat menerima darah dari sesamanya (Anonim, 2007).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum kita dapat menyimpulkan bahwa:
1. Golongan darah pada manusia merupakan salah satu sifat keturunan yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda.
2. Probandus sendiri memiliki golongan darah O sehingga genotifnya adalah ii.
3. Dari percobaan yang dilakukan, probandus yang bergolongan darah O paling banyak yaitu sekitar 42,55 % disusul golongan A sebanyak 34,04 %, golongan darah B sebanyak 21, 27 %, dan terakhir golongan darah AB sebanyak 2,12 %.
B. Saran
Dalam melakukan praktikum sebaiknya di tempat yang tertutup agar probandus tidak merasa tegang saat akan dikeluarkan darahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. GolonganDarah. http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan darah.diakses tanggal 2 Desember 2007.
Guyton. 1986. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Hariyadi, Wito. 1991. Biologi. Surabaya: SIC Surabaya.
Hartati, Karim H. 2007. Penuntun Praktikum Genetika. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Suryo. 2004. Genetika. Jakarta: Erlangga.
Wulangi K. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta: DEPDIKBUD.
0 comments:
Post a Comment