BAKTERI PATHOGEN
Walaupun beberapa pathogen dapat
menyebabkan kerusakan pada permukaan jaringan, lebih banyak menginfeksi
jaringan yang menyebabkan penyakit. Disini kita akan mempertimbangkan beberapa
faktor yang berperan dalam kemampuan bakteria dalam menyerang inang.
a.
Kapsul
Beberapa
bakteri membuat materi glikokalyx dalam bentuk kapsul yang menutup dinding
selnya; komponen ini meningkatkan daya serangnya ke spesies. Kapsul resisten
terhadap pertahanan inang dengan mengurangi fagositosis, yang merupakan
mekanisme sel dalam menelan tubuh mikroba dan menghancurkannya. Sifat dari zat
kimia kapsul tampaknya mencegah fagositosis sel dari pelekatan ke bacterium.
Akan tetapi, tubuh manusia dapat menghasilkan antibody yang melawan kapsul, dan
ketika antibody ini ada di permukaan kapsul, bakteri tak berkapsul dengan mudah
rusak melalui fagositosis.
Satu
bacterium yang bersifat pathogen dengan memilliki kapsul polisakarida adalah
Streptococcus pneumonia, penyebab penyakit pneumonia.
Namun
perlu diketahui bahwa kpasul bukan hanya penyebab virulence. Banyak bakteri
non-pathogen menghasilkan kapsul, dan pathogen penyebab penyakit tidak memiliki
kapsul.
b.
Komponen dinding sel
Dinding
sel dari bakteri tertentu mengandung substansi kimiawi yang berkontribusi
penyebab penyakit. Contohnya, Streptococcus
pyogenes yang menghasilkan protein yang tahan panas dan tahan asam yang
dikenal dengan Protein M. protein ini ditemukan diantara permukaan sel dan
fimbria. Protein M berperan dalam
pelektana bakteium ke sel epitel inang dan membantu bakteri resisten terhadap
fagositosis oleh sel darah putih. Protein ini meningkatkan sifat penyebab
penyakit mikroorganisme. Kekebalan S. Ptyogenes tergantung pada produksi
antibodi tubuh yang spesifik untuk
Protein M. Neisseria gonorrhoeae tumbuh dalam sel epitel manusi dan sel darah
putih. Bakteri ini menggunakan fimbriae dan protein membrane luar yang disebut
Opa untuk melekat ke sel inang. Melalui pelekatan kedua Opa dan fimbriae, sel
inang menerima masuk bakteri. Asam Mycolic yang membuat dinding
sel dari Mycobacterium tuberculosis juga meningkat sifat virulen nya
dengan resisten jika tertelan fagosit dan bisa dengan leluas menggandakan diri
dalam fagosit.
c.
Enzim
Sifar
virulen beberapa bakteri agaknya dibantu dengan menghasilkan enzim ekstra
seluler (exoenzym) dan dan berhubungan secara substansial. Ada zat kimia yang
bisa mencerna material diantara sel dan bentuk atau mencerna gumpalan darah,
diantara fungsi lainnya.
Coagulases adalah enzim bakteri yang bisa mengkoagulasi
fibrinogen darah. Fibrinogen, protein plasma dihasilkan oleh hati, berubah oleh
koagulasi menjadi fibrin, benag benang yang menggumpalkan darah. Kumparan
fibrin mungkin melindungi bakteri dari fagositosis dan isolasi dari pertahanan
lain inang. Coagulases dihasilkan oleh beberapa anggota dari genus Staphylococcus.
d.
Variasi antigenik
Kehadiran
antigen menyebabkan tubuh menghasilkan protein yang disebut antibody yang
mengikat antigen dan menginaktif atau menghancurkannya. Akan tetapi beberapa
pathogen bisa mengubah antigen permukaannya, proses yang dikenal dengan variasi
antigenic. Dengan demikian, ketika tubuh merespon infeksi pathogen,
pathogen tersebut telah mengubah antigennya dan tidak lagi terpengaruh oleh
antibody. Beberapa mikroba bisa aktif mengubah gen, menghasilkan antigen
berbeda. Contohnya, N. gonorrhoeae beberapa menyalin gen mengkode Opa, menghasilkan sel dengan antigen
yang berbeda dan dalam sel dapat mengekspresikan antigen berbeda pada suatu
waktu.
Mikroba
yang memiliki kemampuan dengan kisaran yang cukup luas dalam variasi antegenik.
Contohnya Infulenza virus agent penyebab influenza (flu), Neisseria gonorrhoeae, Trypanosoma brucei gambiense penyebab penyakit tidur
(trypanosimiasis).
e.
Penetrasi ke dalam sitokskeleton sel inang
Seperti
catatan sebelumnya, mikroba menyerang sel inang melalui pelekatan. Sitoplasma
eukariotik memiliki struktur internal yang kompleks (sitoskeleton), terdiri
dari protein filament yang disebut mikrofilamen, filament intermediet dan
mikrotubulus. Komponen utama dari sitoskeleton adalah protein yang disebut
aktin, yang digunakan oleh beberapa mikroba untuk penetrasi sel inang dan juga
untuk berpindah diantara dua sel inang.
Sumber:
(Gerard J. Tortora, Berdell R. Funke, Christine
L. Case, 2010. Microbiology an
Introduction. San Fransisco (USA): Pearson Education, Inc., publishing as
Pearson Benjamin Cummings)
0 comments:
Post a Comment