Saturday 31 January 2015

Cara bakteri Meningkatkan Resisten terhadap Antibodi Sel Inang

BAKTERI PATHOGEN

Walaupun beberapa pathogen dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan jaringan, lebih banyak menginfeksi jaringan yang menyebabkan penyakit. Disini kita akan mempertimbangkan beberapa faktor yang berperan dalam kemampuan bakteria dalam menyerang inang.
a.      Kapsul
Beberapa bakteri membuat materi glikokalyx dalam bentuk kapsul yang menutup dinding selnya; komponen ini meningkatkan daya serangnya ke spesies. Kapsul resisten terhadap pertahanan inang dengan mengurangi fagositosis, yang merupakan mekanisme sel dalam menelan tubuh mikroba dan menghancurkannya. Sifat dari zat kimia kapsul tampaknya mencegah fagositosis sel dari pelekatan ke bacterium. Akan tetapi, tubuh manusia dapat menghasilkan antibody yang melawan kapsul, dan ketika antibody ini ada di permukaan kapsul, bakteri tak berkapsul dengan mudah rusak melalui fagositosis.
Satu bacterium yang bersifat pathogen dengan memilliki kapsul polisakarida adalah Streptococcus pneumonia, penyebab penyakit pneumonia.
Namun perlu diketahui bahwa kpasul bukan hanya penyebab virulence. Banyak bakteri non-pathogen menghasilkan kapsul, dan pathogen penyebab penyakit tidak memiliki kapsul.
b.      Komponen dinding sel
Dinding sel dari bakteri tertentu mengandung substansi kimiawi yang berkontribusi penyebab penyakit. Contohnya, Streptococcus pyogenes yang menghasilkan protein yang tahan panas dan tahan asam yang dikenal dengan Protein M. protein ini ditemukan diantara permukaan sel dan fimbria. Protein M berperan dalam pelektana bakteium ke sel epitel inang dan membantu bakteri resisten terhadap fagositosis oleh sel darah putih. Protein ini meningkatkan sifat penyebab penyakit mikroorganisme. Kekebalan S. Ptyogenes tergantung pada produksi antibodi tubuh  yang spesifik untuk Protein M. Neisseria gonorrhoeae  tumbuh dalam sel epitel manusi dan sel darah putih. Bakteri ini menggunakan fimbriae dan protein membrane luar yang disebut Opa untuk melekat ke sel inang. Melalui pelekatan kedua Opa dan fimbriae, sel inang menerima masuk bakteri. Asam Mycolic yang membuat dinding sel dari Mycobacterium tuberculosis juga meningkat sifat virulen nya dengan resisten jika tertelan fagosit dan bisa dengan leluas menggandakan diri dalam fagosit.
c.       Enzim
Sifar virulen beberapa bakteri agaknya dibantu dengan menghasilkan enzim ekstra seluler (exoenzym) dan dan berhubungan secara substansial. Ada zat kimia yang bisa mencerna material diantara sel dan bentuk atau mencerna gumpalan darah, diantara fungsi lainnya.
Coagulases adalah enzim bakteri yang bisa mengkoagulasi fibrinogen darah. Fibrinogen, protein plasma dihasilkan oleh hati, berubah oleh koagulasi menjadi fibrin, benag benang yang menggumpalkan darah. Kumparan fibrin mungkin melindungi bakteri dari fagositosis dan isolasi dari pertahanan lain inang. Coagulases dihasilkan oleh beberapa anggota dari genus Staphylococcus.
d.      Variasi antigenik
Kehadiran antigen menyebabkan tubuh menghasilkan protein yang disebut antibody yang mengikat antigen dan menginaktif atau menghancurkannya. Akan tetapi beberapa pathogen bisa mengubah antigen permukaannya, proses yang dikenal dengan variasi antigenic. Dengan demikian, ketika tubuh merespon infeksi pathogen, pathogen tersebut telah mengubah antigennya dan tidak lagi terpengaruh oleh antibody. Beberapa mikroba bisa aktif mengubah gen, menghasilkan antigen berbeda. Contohnya, N. gonorrhoeae beberapa menyalin gen mengkode Opa, menghasilkan sel dengan antigen yang berbeda dan dalam sel dapat mengekspresikan antigen berbeda pada suatu waktu.
Mikroba yang memiliki kemampuan dengan kisaran yang cukup luas dalam variasi antegenik. Contohnya Infulenza virus agent penyebab influenza (flu), Neisseria gonorrhoeae, Trypanosoma brucei gambiense penyebab penyakit tidur (trypanosimiasis).
e.       Penetrasi ke dalam sitokskeleton sel inang
Seperti catatan sebelumnya, mikroba menyerang sel inang melalui pelekatan. Sitoplasma eukariotik memiliki struktur internal yang kompleks (sitoskeleton), terdiri dari protein filament yang disebut mikrofilamen, filament intermediet dan mikrotubulus. Komponen utama dari sitoskeleton adalah protein yang disebut aktin, yang digunakan oleh beberapa mikroba untuk penetrasi sel inang dan juga untuk  berpindah diantara dua sel inang.

Sumber:  (Gerard J. Tortora, Berdell R. Funke, Christine L. Case, 2010. Microbiology an Introduction. San Fransisco (USA): Pearson Education, Inc., publishing as Pearson Benjamin Cummings)

0 comments:

Post a Comment