BAB 5
METABOLISME
A.
Enzim
dan Mekanisme Kerjanya
Enzim merupakan biokatalisator protein yang diperlukan untuk
mempercepat reaksi-reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel. Tanpa enzim maka
reaksi selular berlangsung sangat lambat, bahkan mungkin tidak terjadi reaksi.
Dalam mengkatalisis sutu reaksi enzim bersifat sangat spesifik, sehingga
meskipun jumlah enzim ribuan di dalam sel dan subtratnya pun sangat banyak,
tidak akan terjadi kekeliruan. Substrat substansi yang mengalami perubahan kimia setalah
bercampur dengan enzim, sedangkan produk adalah substansi baru yang terbentuk
setelah reaksi mencapai keseimbangan.
Pada umumnya terdapat 2 mekanisme kerja enzim dalam mempengaruhi
katalisis yaitu :
·
Enzim
meningkatkan kemungkinan molekul-molekul yang bereaksi saling bertemu dengan
permukaan yang saling berorientasi. Hal ini terjadi sebab enzim mempunyai suatu
afinitas yang tinggi terhadap substrat dan mempunyai kemampuan mengikat
substrat walaupun bersifat sementara. Pernyataan antara substrat dengan enzim
tidak seenaknya, melainkan terorientasi secara tepat untuk terjadi reaksi.
·
Pembentukan
ikatan yang sementara antara substrat dengan enzim menimbulkan penyebaran
elektron dalam molekul substrat dan penyebaran ini menyebabkan suatu regangan
pada ikatan kovalen spesifik dalam molekul substrat sehingga ikatan kovalen
tersebut menjadi mudah terpecah.
Dapat disimpulkan bahwa enzim mempercepat laju reaksi agar
keseimbangan reaksi (equilibrium) tercapai, tetapi tidak mempengaruhi konstanta
keseimbangan.
Model Mekanisme Kerja Enzim
§ Model “lock and key (teori gembok kunci)” dari Fischer : substrat dan
enzim sesuai seperti gembok dan kuncinya. Model ini menerangkan adanya
kespesifikan suatu enzim karena senyawa yang tidak cocok bentuknya dengan
tempat aktif, baik karena terlalu besar maupun terlalu kecil tidak dapat
terikat pada tempat aktif. Enzim berperan dalam reaksi tetapi hanya berubah
sementara. Setelah reaksi, enzim kembali ke bentuk semula.
§ Model “Induced-fit (induksi pas)” dari Koshland : substrat terikat
pada sisi aktif enzim. Model ini menerangkan di mana tempat aktif pada mulanya
belum sesuai dengan bentuk substrat, tetapi setelah substrat menempel pada
bagian tertentu di tempat aktif barulah terinduksi dan menyesuaikan dengan bentuk substrat. Hal ini dimisalkan
seprti jari tangan menyesuaikan bentuk dengan sarung tangan. Jadi intinya enzim
bersifat fleksibel.
Dalam kinerja enzim, juga terdapat penghambat kerja enzim yang
disebut Inhibitor, yaitu, inhibitor kompetitif dan inhibitor
nonkompetitif.
B.
Reaksi
Katabolisme dan Anabolisme
Metabolisme secara keseluruhan mengelola sumber daya materi dan energi
bagi sel. Beberapa jalur metabolik melepaskan energi
melalui penguraian molekul kompleks menjadi senyawa yang sederhana. Proses degradasi ini di sebut jalur
katabolik ,atau jalur penguraian. Salah satu jalur utama katabolisme adalah
respirasi seluler, ketika glukosa dan
bahan-bakar organik lain di uraikan menjadi karbon dioksida dan air dangan
kehadiran oksigen. (jalur metabolik bisa memiliki lebih dari satu molekul awal
dan/atau produk). Sebaliknya jalur anabolik
mengomsumsi energi untuk
membangun molekul kompleks dari molekul-molekul sederhana. Jalur anabolik
terkadang di sebut juga jalur biosintetik. Salah satu contoh anabolisme adalah
adalh sintetis protein dari asam-asam amino.
C.
Respirasi
Seluler
1.
Glikolisis
Proses
Glikolisis (sumber: Biology by Campbell 8th edition, Hal 167)
|
|
2.
Siklus
Asam Sitrat (Daur Krebs)
Saat
memasuki mitokondria melalui transpor aktif, piruvat pertama-tama diubah
menjadi senyawa yang disebut asetil koenzim A. Langkah ini, persambungan antara
glikolis dengan siklus asam sitrat. Molekul asetil KoA memasukkan gugus asetilnya ke dalam siklus
asam sitrat intuk dioksidasi lebih lanjut.
Sikluls
asam sitrat berfungsi sebagai tungku metabolik yang mengoksidasi bahan-bahan
organik yang berasal dari piruvat.
Siklus
Krebs (sumber: Biology by Campbell 8th edition, Hal 170)
|
Sebagian
besar ATP yang diproduksi oleh respirsi dihasilkan dari fosforilasi oksidatif,
ketika NADH dan FADH2 yang diproduksi oleh siklus asam sitrat
meneruskan elektron-elektron yang diekstraksi dari makanan ke rantai transpor
elektron. Dalam proses tersebut, NADH dan FADH2 menyuplai energi
yang dibutuhkan untuk fosforilasi ADP menjadi ATP.
3.
Posforilasi
Oksidatif
Komponen-komponen
metabolik pada respirasi sejauh ini, yaitu glikolisis dan siklus asam sitrat,
menghasilkan hanya 4 molekul ATP per molekul glukosa, semuanya melalui
fosforilasi tingkat-subtrat : 2 ATP netto dari glikolisis dan siklus asam
sitrat. Pada titik ini, molekul NADH (dan FADH2) menampung sebagian
besar energi yang diekstraksi dari glukosa.
Fosforilasi
oksidatif menggunakan energi yang dilepaskan oleh rantai transpor elektron
untuk memberikan tenaga bagi sintesis ATP.
Posforilasi
Oksidatif (sumber: Biology by Campbell 8th edition, Hal 175)
|
Selama kemiosmosis, proton mengalir kembali
menuruni radiennya melalui ATP sintase, yang tertanam dalam membran di dekat
rantai transpor elektron. ATP sintase memanfaatkan gaya gerak-proton untuk
memfosforilasi ADP, membentuk ATP. Transpor elektron dan kemiosmosis
bersama-sama menyusun fosforilasi oksidatif.
D.
FERMENTASI
DAN RESPIRASI ANAEROBIK
Fermentasi
dan respirasi anaerob memungkinkan sel menghasilkan ATP tanpa menggunakan oksigen.
Karena sebagian besar ATP yang di
hasilkan oleh respirasi selular merupakan
kerja fosforilasi oksidatif, estimasi kita mengenai perolehan ATP dari respirasi aerobic bergantung pada
suplai oksigen yang memadai ke sel.
Tanpa oksigen yang elektronegatif untuk menarik electron menuruni rantai
transport , fosforilasi oksidatif akan berhenti . akan tetapi, ada dua
mekanisme umum yang dapat digunakan sel tertentu untuk mengoksidasi bahan bakar
organic dan membentuk ATP tanpa menggunkan oksigen yaitu respirasi anaerobic
dan fermentasi. Perbedaan antara kedua mekanisme ini terletak pada kehadiran
rantai transport electron . (rantai transport electron disebut juga rantai
respirasi karena peranannya dalam respirasi selular.)
Kita
sebelumnya telah menyebutkan respirasi anaerobic , yang berlangsung dalam
organism prokariota tertentu yang hidup di lingkungan tanpa oksigen . organism
ini memiliki rantai transport
electron tapi tidak menggunakan oksigen
sebagai penerima electron terakhir di ujung rantai tersebut . oksigen melakukan
fungsi ini dengan sangat baik karena sifatnya yang sangat elektronegatif ,
namun zat-zat lain yang kurang
elektronegatif juga dapat berperan sebagai penerima elektron terakhir .
beberapa bakteri laut ‘pereduksi – sulfat’, misalnya ,menggunakan ion sulfat
(SO4 -2) di ujung rantai respirasinya . Bekerjanya rantai ini menghasilkan gaya
gerak – proton yang di gunakan untuk menghasilkan ATP , namun produk sampingan
yang terbentuk berupa H2S (hydrogen sulfide), bukan air.
1.
Fermentasi
Fermentasi adalah cara memanen
energy kimia tanpa menggunakan oksigen maupun rantai transport electron manapun
dengan kata lain, tanpa respirasi selular. Jika oksigen memang ada , maka ATP
tambahan akan di buat melalui fosforilasi oksidatif ketika NADH meneruskan electron yang di pindahkan dari
glukosa ke rantai transport electron. Namun glikolisis menghasilkan 2 ATP
terlepas dari apakah oksigen ada atau tidak
artinya ,pada kondisi aerobic maupun anaerobic.
Fermentasi merupakan pengembangan
glikolisis yang memungkinkan
pembentukan ATP terus menerus
melalui fosforilasi tingkat substrat
pada glikolisis.
2.
Tipe-tipe
Fermentasi
Fermentasi terdiri atas
gliklolisis plus reaksi - reaksi yang
meregenerasi (membentuk kembali) NAD+ dengan cara mentransfer
electron dari NADH ke pirufat atau turunan piruat. NAD+ kemudian
dapat digunakan ulang untuk mengoksidasi gula melalui glikolisis ,dengan hasil
netto 2 molekul ATP melalui fosforilasi tingkat substrat. Dua bentuk fermentasi
yang umum adalah fermentasi alcohol dan fermentasi asam laktat.
a.
Pada
fermetasi alcohol (alcohol
fermentation) pirufat di ubah menjadi etanol (etil alcohol) dalam dua langkah.
Langkah pertama melepaskan karbon dioksida dari piruvat, yang di ubah menjadi
senyawa berkarbon-dua,asetildehida. Pada langkah ke dua, asetildehida diredksi
menjadi etanol oleh NADH. Reduksi ini meregeneasi suplai NAD+ yang
di butuhkan agar glikolisis berlanjut. Banyak bakteri melaksanakan fermentasi
alcohol selama ribuan tahun.
b. Fermentasi
asam laktat (lactic acid fermentation), pirufat
direduksi secara langsung oleh NADH untuk membentuk laktat sebagai produk
akhir, tanpa pelepasan CO2. (laktat merupakan bentuk terionisasi dari asam
laktat.) Fermentasi asam laktat oleh fungsi dan bakteri tertentu di manfaatkan
dalan industry pengolahan susu untuk membuat keju dan yoghurt.
Proses Fermentasi
(sumber: Biology by Campbell 8th edition, Hal 178)
|
E.
FOTOSINTESIS
1.
Fotosintesis
Mengubah Energi Cahaya Menjadi Energi Kimia pada Makanan
Kloroplas
terutama ditemukan dalam sel mesofil (mesophyll),
jaringan di interior daun. Karbonn dioksida memasuki daun, dan oksigen keluar,
melalui pori-pori mikroskopik yang disebut stomata.
Menyusuri
Perjalanan Atom dalam Fotosintesis: Penelitian
Ilmiah
Jika
ada cahaya, bagian-bagian hijau dari tumbuhan menghasilkan senyawa-senyawa
organik dan oksigen dari karbon dioksida dan air. Dengan menggunakan
rumus-rumus molekul, kita dapat merangkum serangkaian reaksi kimia yang
kompleks dalam fotosintesis dengan persamaan kimia ini:
6CO2 + 12 H2O + Energi
Cahaya ® C6Hl2O6
+ 6O2 + 6 H2O
Penguraian Air
Kloroplas
memecah air menjadi hidrogen dan oksien. Van Niel, dari Stanford University,
menyelidiki fotosintesis pada bakteri yang membuat karbohidratnya dari CO2
namun tidak melepaskan O2. Van Niel menyimpulkan bahwa, setidaknya
pada bakteri ini, CO2 tidak dipecah menjadi karbon dan oksigen.
Inilah persamaan pada bakteri sulfur tersebut:
CO2
+ 2 H2S ® [CH2O] + H2O + 2 S
Melacak Atom
melalui Fotosintesis (sumber: Biology by Campbell 8th edition,
Hal 188)
|
Fotosintesis sebagai Proses Redoks
Fotosintesis
membalik arah aliran elektron. Air dipecah, dan elektron ditransfer bersama-sama
ion
hidrogen dari air ke karbon dioksida, yang mereduksinya menjadi gula.
Kedua tahap fotosintesis dikenal
sebagai reaksi terang dan siklus Calvin.
Kerjasama Reaksi
Terang dan Siklus Calvin (sumber: Biology by Campbell 8th
edition, Hal 189)
|
1.
Reaksi
Terang Fotosintesis
Reaksi
terang merupakan tahap-tahap fotosintesis yang mengubah energi surya menjadi
energi kimia. Reaksi terang menggunakan tenaga surya untuk mereduksi NADP+
menjadi NADPH dengan cara menambahkan sepasang elektron bersama-sama dengan H+.
Reaksi terang juga menghasilkan ATP, menggunakan kemiosmosis untuk memberikan
tenaga bagi penambahan gugus fosfat ke ADP, proses yang disebut fotofosforilasi (photophosphorylation).
Dengan demikian energi cahaya awalnya diubah menjadi energi kimia dalam bentuk
dua senyawa: NADPH, dan ATP. Reaksi terang tidak menghasilkan gula, pembentukan
gula terjadi pada tahap kedua fotosintesis, yaitu siklus Calvin. Tilakoid
kloroplas merupakan tempat berlangsungnya reaksi terang.
Kloroplas
adalah pabrik kimiawi yang memperoleh tenaga dari matahari. Tilakoid dalam
kloroplas mentransformasi energi cahaya menjadi energi kimia dalam ATP dan
NADPH.
2.
Reaksi
Gelap Fotosintesis / Daur Calvin
Siklus
Calvin dinamakan menurut Melvin Calvin yang bersama-sama para koleganya mulai mengungkapkan
langkh-langkah siklus tersebut pada akhir tahun 1940-an. Siklus Calvin diawali
dengan penggabungan CO2 dari udara ke dalam molekul organik yang
sudah ada dalam kloroplas. Siklus Calvin kemudian mereduksi karbon yang
terfiksasi menjadi karbohidrat melalui penambahan elektron. Tenaga pereduksi
disediakan oleh NADPH, yang menerima muatan elektronnya dalam reaksi terang.
Untuk mengubah CO2 menjadi karbohidrat, siklus Calvin juga
membutuhkan energi kimia dalam bentuk ATP, yang juga dibentuk oleh reaksi
terang. Dengan demikian, siklus Calvin-lah yang membuat gula, namun siklus
hanya dapat melakukannya dengan bantuan NADPH dan ATP yang dihasilkan oleh
reaksi terang. Langkah-langkah metabolik pada siklus Calvin terkadang disebut
sebagai reaksi gelap, atau reaksi tak-bergantung-cahaya, sebab tak ada satupun
dari langkah itu yang membutuhkan cahaya secara langsung. Siklus Calvin pada
sebagian besar tumbuhan terjadi pada siang hari, karena hanya pada waktu itulah
reaksi terang dapat menyediakan NADPH dan ATP. Siklus Calvin terjadi dalam
stroma.
Siklus Calvin
terbagi menjadi 3 (tiga) fase:
Fase I: Fiksasi karbon.
Fase II: Reduksi.
Fase III: Regenerasi Penerima CO2
Siklus Calvin
(sumber: Biology by Campbell 8th edition, Hal 189)
|
0 comments:
Post a Comment