Sunday, 30 March 2014
metabolisme
BAB 5
METABOLISME
A.
Enzim
dan Mekanisme Kerjanya
Enzim merupakan biokatalisator protein yang diperlukan untuk
mempercepat reaksi-reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel. Tanpa enzim maka
reaksi selular berlangsung sangat lambat, bahkan mungkin tidak terjadi reaksi.
Dalam mengkatalisis sutu reaksi enzim bersifat sangat spesifik, sehingga
meskipun jumlah enzim ribuan di dalam sel dan subtratnya pun sangat banyak,
tidak akan terjadi kekeliruan. Substrat substansi yang mengalami perubahan kimia setalah
bercampur dengan enzim, sedangkan produk adalah substansi baru yang terbentuk
setelah reaksi mencapai keseimbangan.
Pada umumnya terdapat 2 mekanisme kerja enzim dalam mempengaruhi
katalisis yaitu :
·
Enzim
meningkatkan kemungkinan molekul-molekul yang bereaksi saling bertemu dengan
permukaan yang saling berorientasi. Hal ini terjadi sebab enzim mempunyai suatu
afinitas yang tinggi terhadap substrat dan mempunyai kemampuan mengikat
substrat walaupun bersifat sementara. Pernyataan antara substrat dengan enzim
tidak seenaknya, melainkan terorientasi secara tepat untuk terjadi reaksi.
·
Pembentukan
ikatan yang sementara antara substrat dengan enzim menimbulkan penyebaran
elektron dalam molekul substrat dan penyebaran ini menyebabkan suatu regangan
pada ikatan kovalen spesifik dalam molekul substrat sehingga ikatan kovalen
tersebut menjadi mudah terpecah.
Dapat disimpulkan bahwa enzim mempercepat laju reaksi agar
keseimbangan reaksi (equilibrium) tercapai, tetapi tidak mempengaruhi konstanta
keseimbangan.
Model Mekanisme Kerja Enzim
§ Model “lock and key (teori gembok kunci)” dari Fischer : substrat dan
enzim sesuai seperti gembok dan kuncinya. Model ini menerangkan adanya
kespesifikan suatu enzim karena senyawa yang tidak cocok bentuknya dengan
tempat aktif, baik karena terlalu besar maupun terlalu kecil tidak dapat
terikat pada tempat aktif. Enzim berperan dalam reaksi tetapi hanya berubah
sementara. Setelah reaksi, enzim kembali ke bentuk semula.
§ Model “Induced-fit (induksi pas)” dari Koshland : substrat terikat
pada sisi aktif enzim. Model ini menerangkan di mana tempat aktif pada mulanya
belum sesuai dengan bentuk substrat, tetapi setelah substrat menempel pada
bagian tertentu di tempat aktif barulah terinduksi dan menyesuaikan dengan bentuk substrat. Hal ini dimisalkan
seprti jari tangan menyesuaikan bentuk dengan sarung tangan. Jadi intinya enzim
bersifat fleksibel.
Dalam kinerja enzim, juga terdapat penghambat kerja enzim yang
disebut Inhibitor, yaitu, inhibitor kompetitif dan inhibitor
nonkompetitif.
B.
Reaksi
Katabolisme dan Anabolisme
Metabolisme secara keseluruhan mengelola sumber daya materi dan energi
bagi sel. Beberapa jalur metabolik melepaskan energi
melalui penguraian molekul kompleks menjadi senyawa yang sederhana. Proses degradasi ini di sebut jalur
katabolik ,atau jalur penguraian. Salah satu jalur utama katabolisme adalah
respirasi seluler, ketika glukosa dan
bahan-bakar organik lain di uraikan menjadi karbon dioksida dan air dangan
kehadiran oksigen. (jalur metabolik bisa memiliki lebih dari satu molekul awal
dan/atau produk). Sebaliknya jalur anabolik
mengomsumsi energi untuk
membangun molekul kompleks dari molekul-molekul sederhana. Jalur anabolik
terkadang di sebut juga jalur biosintetik. Salah satu contoh anabolisme adalah
adalh sintetis protein dari asam-asam amino.
C.
Respirasi
Seluler
1.
Glikolisis
Proses
Glikolisis (sumber: Biology by Campbell 8th edition, Hal 167)
|
|
2.
Siklus
Asam Sitrat (Daur Krebs)
Saat
memasuki mitokondria melalui transpor aktif, piruvat pertama-tama diubah
menjadi senyawa yang disebut asetil koenzim A. Langkah ini, persambungan antara
glikolis dengan siklus asam sitrat. Molekul asetil KoA memasukkan gugus asetilnya ke dalam siklus
asam sitrat intuk dioksidasi lebih lanjut.
Sikluls
asam sitrat berfungsi sebagai tungku metabolik yang mengoksidasi bahan-bahan
organik yang berasal dari piruvat.
Siklus
Krebs (sumber: Biology by Campbell 8th edition, Hal 170)
|
Sebagian
besar ATP yang diproduksi oleh respirsi dihasilkan dari fosforilasi oksidatif,
ketika NADH dan FADH2 yang diproduksi oleh siklus asam sitrat
meneruskan elektron-elektron yang diekstraksi dari makanan ke rantai transpor
elektron. Dalam proses tersebut, NADH dan FADH2 menyuplai energi
yang dibutuhkan untuk fosforilasi ADP menjadi ATP.
3.
Posforilasi
Oksidatif
Komponen-komponen
metabolik pada respirasi sejauh ini, yaitu glikolisis dan siklus asam sitrat,
menghasilkan hanya 4 molekul ATP per molekul glukosa, semuanya melalui
fosforilasi tingkat-subtrat : 2 ATP netto dari glikolisis dan siklus asam
sitrat. Pada titik ini, molekul NADH (dan FADH2) menampung sebagian
besar energi yang diekstraksi dari glukosa.
Fosforilasi
oksidatif menggunakan energi yang dilepaskan oleh rantai transpor elektron
untuk memberikan tenaga bagi sintesis ATP.
Posforilasi
Oksidatif (sumber: Biology by Campbell 8th edition, Hal 175)
|
Selama kemiosmosis, proton mengalir kembali
menuruni radiennya melalui ATP sintase, yang tertanam dalam membran di dekat
rantai transpor elektron. ATP sintase memanfaatkan gaya gerak-proton untuk
memfosforilasi ADP, membentuk ATP. Transpor elektron dan kemiosmosis
bersama-sama menyusun fosforilasi oksidatif.
D.
FERMENTASI
DAN RESPIRASI ANAEROBIK
Fermentasi
dan respirasi anaerob memungkinkan sel menghasilkan ATP tanpa menggunakan oksigen.
Karena sebagian besar ATP yang di
hasilkan oleh respirasi selular merupakan
kerja fosforilasi oksidatif, estimasi kita mengenai perolehan ATP dari respirasi aerobic bergantung pada
suplai oksigen yang memadai ke sel.
Tanpa oksigen yang elektronegatif untuk menarik electron menuruni rantai
transport , fosforilasi oksidatif akan berhenti . akan tetapi, ada dua
mekanisme umum yang dapat digunakan sel tertentu untuk mengoksidasi bahan bakar
organic dan membentuk ATP tanpa menggunkan oksigen yaitu respirasi anaerobic
dan fermentasi. Perbedaan antara kedua mekanisme ini terletak pada kehadiran
rantai transport electron . (rantai transport electron disebut juga rantai
respirasi karena peranannya dalam respirasi selular.)
Kita
sebelumnya telah menyebutkan respirasi anaerobic , yang berlangsung dalam
organism prokariota tertentu yang hidup di lingkungan tanpa oksigen . organism
ini memiliki rantai transport
electron tapi tidak menggunakan oksigen
sebagai penerima electron terakhir di ujung rantai tersebut . oksigen melakukan
fungsi ini dengan sangat baik karena sifatnya yang sangat elektronegatif ,
namun zat-zat lain yang kurang
elektronegatif juga dapat berperan sebagai penerima elektron terakhir .
beberapa bakteri laut ‘pereduksi – sulfat’, misalnya ,menggunakan ion sulfat
(SO4 -2) di ujung rantai respirasinya . Bekerjanya rantai ini menghasilkan gaya
gerak – proton yang di gunakan untuk menghasilkan ATP , namun produk sampingan
yang terbentuk berupa H2S (hydrogen sulfide), bukan air.
1.
Fermentasi
Fermentasi adalah cara memanen
energy kimia tanpa menggunakan oksigen maupun rantai transport electron manapun
dengan kata lain, tanpa respirasi selular. Jika oksigen memang ada , maka ATP
tambahan akan di buat melalui fosforilasi oksidatif ketika NADH meneruskan electron yang di pindahkan dari
glukosa ke rantai transport electron. Namun glikolisis menghasilkan 2 ATP
terlepas dari apakah oksigen ada atau tidak
artinya ,pada kondisi aerobic maupun anaerobic.
Fermentasi merupakan pengembangan
glikolisis yang memungkinkan
pembentukan ATP terus menerus
melalui fosforilasi tingkat substrat
pada glikolisis.
2.
Tipe-tipe
Fermentasi
Fermentasi terdiri atas
gliklolisis plus reaksi - reaksi yang
meregenerasi (membentuk kembali) NAD+ dengan cara mentransfer
electron dari NADH ke pirufat atau turunan piruat. NAD+ kemudian
dapat digunakan ulang untuk mengoksidasi gula melalui glikolisis ,dengan hasil
netto 2 molekul ATP melalui fosforilasi tingkat substrat. Dua bentuk fermentasi
yang umum adalah fermentasi alcohol dan fermentasi asam laktat.
a.
Pada
fermetasi alcohol (alcohol
fermentation) pirufat di ubah menjadi etanol (etil alcohol) dalam dua langkah.
Langkah pertama melepaskan karbon dioksida dari piruvat, yang di ubah menjadi
senyawa berkarbon-dua,asetildehida. Pada langkah ke dua, asetildehida diredksi
menjadi etanol oleh NADH. Reduksi ini meregeneasi suplai NAD+ yang
di butuhkan agar glikolisis berlanjut. Banyak bakteri melaksanakan fermentasi
alcohol selama ribuan tahun.
b. Fermentasi
asam laktat (lactic acid fermentation), pirufat
direduksi secara langsung oleh NADH untuk membentuk laktat sebagai produk
akhir, tanpa pelepasan CO2. (laktat merupakan bentuk terionisasi dari asam
laktat.) Fermentasi asam laktat oleh fungsi dan bakteri tertentu di manfaatkan
dalan industry pengolahan susu untuk membuat keju dan yoghurt.
Proses Fermentasi
(sumber: Biology by Campbell 8th edition, Hal 178)
|
E.
FOTOSINTESIS
1.
Fotosintesis
Mengubah Energi Cahaya Menjadi Energi Kimia pada Makanan
Kloroplas
terutama ditemukan dalam sel mesofil (mesophyll),
jaringan di interior daun. Karbonn dioksida memasuki daun, dan oksigen keluar,
melalui pori-pori mikroskopik yang disebut stomata.
Menyusuri
Perjalanan Atom dalam Fotosintesis: Penelitian
Ilmiah
Jika
ada cahaya, bagian-bagian hijau dari tumbuhan menghasilkan senyawa-senyawa
organik dan oksigen dari karbon dioksida dan air. Dengan menggunakan
rumus-rumus molekul, kita dapat merangkum serangkaian reaksi kimia yang
kompleks dalam fotosintesis dengan persamaan kimia ini:
6CO2 + 12 H2O + Energi
Cahaya ® C6Hl2O6
+ 6O2 + 6 H2O
Penguraian Air
Kloroplas
memecah air menjadi hidrogen dan oksien. Van Niel, dari Stanford University,
menyelidiki fotosintesis pada bakteri yang membuat karbohidratnya dari CO2
namun tidak melepaskan O2. Van Niel menyimpulkan bahwa, setidaknya
pada bakteri ini, CO2 tidak dipecah menjadi karbon dan oksigen.
Inilah persamaan pada bakteri sulfur tersebut:
CO2
+ 2 H2S ® [CH2O] + H2O + 2 S
Melacak Atom
melalui Fotosintesis (sumber: Biology by Campbell 8th edition,
Hal 188)
|
Fotosintesis sebagai Proses Redoks
Fotosintesis
membalik arah aliran elektron. Air dipecah, dan elektron ditransfer bersama-sama
ion
hidrogen dari air ke karbon dioksida, yang mereduksinya menjadi gula.
Kedua tahap fotosintesis dikenal
sebagai reaksi terang dan siklus Calvin.
Kerjasama Reaksi
Terang dan Siklus Calvin (sumber: Biology by Campbell 8th
edition, Hal 189)
|
1.
Reaksi
Terang Fotosintesis
Reaksi
terang merupakan tahap-tahap fotosintesis yang mengubah energi surya menjadi
energi kimia. Reaksi terang menggunakan tenaga surya untuk mereduksi NADP+
menjadi NADPH dengan cara menambahkan sepasang elektron bersama-sama dengan H+.
Reaksi terang juga menghasilkan ATP, menggunakan kemiosmosis untuk memberikan
tenaga bagi penambahan gugus fosfat ke ADP, proses yang disebut fotofosforilasi (photophosphorylation).
Dengan demikian energi cahaya awalnya diubah menjadi energi kimia dalam bentuk
dua senyawa: NADPH, dan ATP. Reaksi terang tidak menghasilkan gula, pembentukan
gula terjadi pada tahap kedua fotosintesis, yaitu siklus Calvin. Tilakoid
kloroplas merupakan tempat berlangsungnya reaksi terang.
Kloroplas
adalah pabrik kimiawi yang memperoleh tenaga dari matahari. Tilakoid dalam
kloroplas mentransformasi energi cahaya menjadi energi kimia dalam ATP dan
NADPH.
2.
Reaksi
Gelap Fotosintesis / Daur Calvin
Siklus
Calvin dinamakan menurut Melvin Calvin yang bersama-sama para koleganya mulai mengungkapkan
langkh-langkah siklus tersebut pada akhir tahun 1940-an. Siklus Calvin diawali
dengan penggabungan CO2 dari udara ke dalam molekul organik yang
sudah ada dalam kloroplas. Siklus Calvin kemudian mereduksi karbon yang
terfiksasi menjadi karbohidrat melalui penambahan elektron. Tenaga pereduksi
disediakan oleh NADPH, yang menerima muatan elektronnya dalam reaksi terang.
Untuk mengubah CO2 menjadi karbohidrat, siklus Calvin juga
membutuhkan energi kimia dalam bentuk ATP, yang juga dibentuk oleh reaksi
terang. Dengan demikian, siklus Calvin-lah yang membuat gula, namun siklus
hanya dapat melakukannya dengan bantuan NADPH dan ATP yang dihasilkan oleh
reaksi terang. Langkah-langkah metabolik pada siklus Calvin terkadang disebut
sebagai reaksi gelap, atau reaksi tak-bergantung-cahaya, sebab tak ada satupun
dari langkah itu yang membutuhkan cahaya secara langsung. Siklus Calvin pada
sebagian besar tumbuhan terjadi pada siang hari, karena hanya pada waktu itulah
reaksi terang dapat menyediakan NADPH dan ATP. Siklus Calvin terjadi dalam
stroma.
Siklus Calvin
terbagi menjadi 3 (tiga) fase:
Fase I: Fiksasi karbon.
Fase II: Reduksi.
Fase III: Regenerasi Penerima CO2
Siklus Calvin
(sumber: Biology by Campbell 8th edition, Hal 189)
|
struktur dan fungsi hewan
BAB 4
STRUKTUR DAN FUNGSI TUBUH HEWAN
1.
Struktur Dan
Fungsi Tubuh Hewan
a.
Jaringan
Jaringan,
yaitu struktur yang dibentuk oleh sekumpulan sel-sel yang biasanya memiliki
sifat-sifat morfologis dan fungsi yang sama. Pada hewan multiseluler, dikenal
ada empat jenis jaringan dasar, yaitu (1) jaringan epitel, (2) jaringan
penyambung atau jaringan ikat, (3) jaringan otot, dan (4) jaringan saraf.
Keempat jaringan dasar tersebut masih dapat dipecah menjadi berbagai jenis
jaringan.
·
Jaringan Epitel
Jaringan epitel,
yaitu jaringan yang terdiri atas sel-sel yang biasanya bentuknya sama yang
berkumpul dengan sangat erat dengan bahan ekstra seluler atau matriks yang
sangat sedikit. Jaringan epitel dapat mengalami pelipatan ke dalam atau
invaginasi menembus jaringan di bawahnya, dan berkembang menjadi sel-sel
sekresi atau sel-sel kelenjar. Jaringan epitel dibentuk dari ketiga lapisan
lembga, yaitu ektoderem, endoderem, dan mesoderem.
Ciri-ciri umum
jaringan epitel, antara lain sebagai berikut :
1.
Sel-sel
penyusunnya saling berikatan erat sehingga membentuk lapisan sel. Biasanya
batas antar selnya sulit dilihat.
2.
Bentuk
sel dan bentuk inti bervariasi.
-
Epitel
pipih (gepeng, skuamosa): inti bulat panjang tersusun horizontal.
-
Epitel
kubus (kuboidal): inti bulat
-
Epitel
silindris (batang, kolumnar): inti bulat panjang tersusun vertical.
3.
Mempunyai
lamina basalis.
Pada permukaan basal semua jaringan
epitel terdapat suatu struktur ekstra sel berupa lapisan tipis yang disebut
lamina basalis yang berfungsi sebagai pelekat dan pengait jaringan epitel ke
jaringan pengikat di bawahnya, dan sebagai penyalur nutrisi.
4.
Mempunyai
permukaan sel yang disesuaikan dengan fungsinya.
-
Mikrovilli: merupakan
tonjolan-tonjolan sel berdiameter 0.08 mm, panjang 1 mm. Fungsi:
memperluas permukaan sel guna absorbs zat. Misalnya terdapat pada jonjot usus
halus.
-
Silia: merupakan
tonjolan-tonjolan sel berdiameter 0,2 mm. Panjang 8 mm. Fungsi: untuk
pergerakan atau tranpor zat. Misalnya terdapat pada tuba rahim.
-
Stereo silia: merupakan
mikrovilli yang besar dan panjang. Fungsi: memperluas permukaan sel. Misalnya terdapat
pada rongga saluran reproduksi jantan.
-
Flagella: merupakan
tonjolan sel berdiameter 0,6 mm, panjang 30 mm. Fungsi: untuk
pergerakan. Misalnya terdapat pada spermatozoid.
-
Interdigitasi: merupakan
cekukan-cekukan kecil dipermukaan sel yang berbentuk seperti jari. Fungsi:
untuk memperkuat pelekatan sel sejaringan. Misalnya terdapat pada sel-sel
absorptive saluran urin dalam ginjal.
Menurut struktur
dan fungsinya, jaringan epitel dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu epitel
penutup dan epitel kelenjar. di samping itu terdapat dua macam epitel khusus,
yaitu epitel persarafan dan epitel pergerakan.
1.
Jaringan
epitel penutup (covering epithelia) merupakan jaringan epitel yang sel-selnya
tersusun seperti lapisan yang menutupi permukaan luar atau melapisi rongga-rongga
tubuh. Jaringan ini dapat dibagi lagi menurut jumlah lapisan sel dan bentuk
sel-sel penyusunnya (tabel 1.1). Epitel sederhana atau epitel berlapis tunggal
hanya mengandung satu lapisan sel; epitel berlapis banyak mengandung lebih dari
satu lapisan sel. Disamping itu terdapat epitel berlapis semu, yaitu epitel
yang tersusun atas selapis sel dengan ketinggian sel yang tidak sama, tidak
semua sel mencapai permukaan, tetapi semua sel melekat pada membrane bassalis.
Pada kandung kemih misalnya, terdapat epitel transisional, tersusun atas
sel-sel yang aga membulat. Ketika kandung kemih meregang karena terisi urine,
sel-sel epitelnya kan berubah menjadi agak pipih.
Tabel 1.1. Tipe dan distribusi epitel
penutup
Berdasarkan
jumlah lapisan selnya
|
Berdasarkan
bentuk selnya
|
Distribusi
|
Sederhana
(berlapis tunggal / simple epithelia)
|
-
Pipih
|
Melapisi
pembuluh darah (endo-tel), lapisan serosa rongga (meso-tel) dari pericardium,
pleura, perironeum.
|
-
Kubus
|
Melapisi
ovarium, tiroid
|
|
-
Silindris
|
Melapisi usus,
kandun empedu
|
|
Berlapis semu (pseudostratified
epithelia)
|
Silindris
|
Melapisi trakea, bronkus, rongga
hidung.
|
Berlapis
banyak (stratified epithelis)
|
-
Pipih menaduk
|
Kulit
|
-
Pipih tidak menaduk
|
Rongga mulut,
esophagus, vagina
|
|
-
Kubus
|
Kanalis
analis. Folikel ovarium yang sedang berkembang.
|
|
-
Silindris
|
Konjungtiva
|
|
-
Transisional
|
Kandung kemih,
ureter, kaliks ginjal
|
2.
Jaringan
epitel kelenjar (glandular epithelia) dibentuk oleh sel-sel khusus,
menghasilkan secret atau getahan cair yang berupa enzim, hormone, musin, atau
lemak. Kelenjar yang mempunyai saluran pengeluaran (duktus) unutk menyalurkan
hasil sekresinya, disebut kelenjar eksokrin. Kelenjar yang tidak mempunyai
saluran pengeluaran disebut kelenjar endokrin atau kelenjar buntu, sekretnya berupa
hormone diepaskan langsung ke dalam pembuluh darah. Beberapa organ dapat
berperan sebagai kelenjar eksokrin dan endokrin sekaligus, misalnya hati dan
pankreas. Kelenjar eksokrin mengandung sel-sel penghasil sekret (bagian
sekretori) dan duktus kelenjar atau saluran pengeluaran untuk menyalurkan hasil
sekresinya.
·
Jaringan
Ikat/Konektif
Jaringan ikat
atau jaringan penyambung terdapat diantara jaringan-jaringan atau diantara
organ-organ, atau membungkus organ-organ, berkembang dari jaringan embrionik,
mesenkim. Jaringan mesenkim terdiri atas sel-sel mesenkim yang mempunyai
saluran-saluran sitoplasma, diantara sel-selnya terdapat zat antar sel yang
amorf dalam jumlah besar.
Jaringan
pengikat dibangun oleh tiga macam komponen, yaitu sel, serabut, dan zat dasar
yang amorf. Berbeda dengan jaringan laninnya, komponen fungsional utama
jaringan pngikat adalah komponen ekstraselnya.
Dalam jaringan ikat terdapat serabut kolagen, elastic, dan reticulum.
1.
Serabut kolagen: tersusun
paralel membentuk berkas, dalam jumlah sedikit tidak berwarna, dalam jumlah
banyak berwarna putih.
2.
Serabut elastic: lebih halus
dari serabut kolagen, tidak terdapat dalam berkas, tetapi berupa serabut yang
bercabang dan beranastomosis, dalam jumlah sedikit tidak berwarna, dalam jumlah
banyak berwarna kuning.
3.
Serabut
reticulum:
merupakan serabut yang paling halus, tidak terdapat dalam berkas, bercabang dan
beranastomosis sehingga membentuk gambaran seperti jala.
Jaringan pengikat
mengandung beberapa jenis sel yang mempunyai sifat morfologi dan fungsi yang
berbeda-beda, tetapi tubuh dari sel yang sama, yaitu sel mesenkim. Sel-sel yang terdapat pada jaringan antara lain:
fibroblas, makrofag, sel mast, sel plasma, sel adipose, dan leukosit.
1.
Fibroblas merupakan sel
yang paling sering ditemukan dalam jaringan pengikat. Sel ini mempunyai
saluran-saluran sitoplasma yang tidak teratur. Dalam preparat histologist,
biasanya membrane sel dan sitoplasmanya sulit terlihat, inti berbentuk lonjong
dan lebih besar dari inti sel lainnya. Fibroblas yang sudah tua disebut
fibrosit, berukuran lebih kecil, dan saluran sitoplasmanya lebih sedikit.
2.
Makrofag (histiosit) ada
dua macam, yaitu makrofag yang menetap dan makrofag yang mengembara. Makrofag
yang menetap berbentuk kumparan atau bintang, berinti bulat telur dengan
kromatin padat. Makrofag yang mengembara berbentuk tidak beraturan dengan inti
bulat yang mengandung kromatin padat.
3.
Sel mast berukuran
besar, berbentuk bulat telur, berinti bulat yang terletak di tengah sel,
sitoplasmanya penuh dengan granula basofilik yang mudah menyerap warna.
4.
Sel plasma
(plasmasit)
sulit ditemukan dalam jaringan pengikat karena jumlahnya sedikit, terdapat pada
jaringan yang terkena radang, organ lomfoid dan bagian-bagian tubuh yang
menjadi sasaran masuknya kuman. Ukuran sel ini besar, berbentuk bulat telur
atau bulat dengan inti eksentris, sitoplasma banyak mengandung reticulum
endosplasma kasar.
5.
Sel adipose (sel
lemak)
merupakan sel yang terkhususkan untuk menyimpan lemak. Sel ini berbentuk
polyhedral dengan vakuola besar berisi lemak, sitoplasma dan inti terdesak ke
tepi. Sel adipose dapat ditemukan soliter, atau dalam kelompok-kelompok kecil.
6.
Leukosit (sel
darah putih)
berasal dari darah atau limfe yang keluar dari
pembuluhnya ketika terjai peradangan. Jenis leukosit yang biasanya
ditemukan pada jaringan pengikat adalah eosinofil, basofil dan limfossit
Jaringan
pengikat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Jaringan
pengikat biasa tidak memiliki komponen tunggal yang menonjol.
1.
Jaringan
pengikat longgar (jaringan areolar), mengandung semua komponen jaringan
pengikat. Sel yang paling banyak terdapat adalah fibrolas, kemudian makrofag.
Serabut kolagen, elastic dan reticulum terdapat dalam proporsi kecil.
2.
Jaringan
pengikat padat, komponen-komponen jaringan ini sama dengan yang terdapat pada
jaringan pengikat longgar, tetapi serabut kolagennya lebih menonjol, dan jumlah
selnya lebih sedikit. Berdasarkan letak atau susunan serabut-serabutnya,
jaringan ini dibedakan menjadi jaringan pengikat padat teratur (berkas
kolagennya tersusun sejajar dan rapat), dan jaringan pada tidak teratur (berkas
kolagennya tersususn ke segala arah).
Jaringan
pengikat dengan sifat khusus, terdiri dari:
1.
Jaringan
adiposa: terdiri atas sel-sel adiposa (sel lemak), diantaranya terdapat serabut
kolagen dan reticulum. Terdapat pada subkutan, omentum, dan mesenterium.
2.
Jaringan
elastic: terdiri atas berkas serabut elastic yang tebal dan sejajat,
diantaranya terdapat jaringan pengikat longgar. Terdapat pada ligament kuning
kolumna vertebralis dan ligament suspensorium penis.
3.
Jaringan
hematopoietic (jaringan reticulum): terdiri atas sel-sel reticulum dan
serabut-serabut reticulum yang disintesanya. Sel reticulum berbentuk bintang,
mempunyai saluran-saluran sitoplasma yang berhubungan satu sama lain. Terdapat
pada organ-organ hematopoietic, yaitu sumsum merah tulang dan organ-organ
limfoid.
4.
Jaringan
mukosa: mengandung banyak zat dasar dan fibroblast, serabut kolagen dan sedikit
serabut elastik atau reticulum.
Jaringan
pengikat penyokong (penunjang) ada dua, yaitu jaringan tulan rawan dan jaringan
tulang.
1.
Jaringan
tulang rawan (kartilago) merupakan jaringan penunjang yang liat dan lentur.
Berbeda dengan jaringan pengikat lainnya, tulang rawan tidak mengandung
pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf. Berdasarkan jenis dan banyaknya
serabut dalam matriksnya, dapat dibedakan tiga macam tulang rawan, yaitu tulang
rawan hialin, tulang rawan elastk, dan tulang rawan fibrosa (tulang rawan
serabut).
a.
Tulang
rawan hialin. Disebut demikian karena matriksnya terlihat jernih, mengandung
serabut kolagen dalam bentuk anyaman halus dan rapat; serabut dan zat dasarnya
mempunyai indeks bias yang sama.
b.
Tulang
rawan elastic. Struktur jaringan tulang rawan elastic serupa dengan tulang
rawan hialin. Perbedaannya hanya terletak pada macam dan jumlah serabut dalam
matriksnya. Disamping memiliki serabut kolagen yang tidak terlihat, tulang
rawan elastic juga memilki sejumlah besar serabut elastic yang tersusun
bercabang-cabang dan beranastomosis.
c.
Tulang
rawan fibrosa, tidak memiliki perikondrium, jumlah dan ukuran kondrositnya
lebih kecil daripada kondrosit kedua tulang rawan lainnya. Kondrosit kebanyakan
tersusun dalam deretan diantara berkas-berkas serabut kolagen.
2.
Tulang
merupakan jaringan dalam tubuh yang paling keras. Jaringan tulang terdiri dari
tiga komponen, yaitu sel tulang, matriks tulang, dan jaringan pengikat yang
melapisi tulang (pelapis sebelah luar disebut periosteum, sedangkan pelapis
sebelah dalam disebut endoosteum). Sel-sel tulang ada tiga macam, yaitu:
a.
Osteoblas
(sel induk tulang),
b.
Osteosit
(sel tulang dewasa),
c.
Osteoklas.
Macam-macam
jaringan tulang berdasarkan rongga didalamnya, jaringan tulang dibedakan
menjadi tulang kompak (tulang padat), dan tulang bunga karang (tulang sponsa).
a.
Tulang
kompak. Cirri khas tulang kompak yaitu tersusun atas sistem-sistem Havers
(osteon). System havers mengandung 4-20 lamela Havers yang tersusun konsentris
mengelilingi saluran Havers. Saluran Havers berhubungan berhubungan dengan
saluran Havers yang lain melalui saluran melintang atau miring yang disebut
saluran Volksmann. Diantara lamela-lamela terdapat lakuna yang berisi osteosit.
Osteosit dari lamela yang satu berhubungan dengan osteosit dari lamella yang
lain melalui salurn-saluran halus yang disebut kanalikuli. Diantara
sistem-sistem Havers terdapat lamela-lamela interstisial yang juga mengandung
lacuna bersisi osteosit.
b.
Tulang
bunga karang, secara makroskopis tulang bunga karang mempunyai banyak rongga
yang saling berhungan. Berbeda dengan tulang kompak, tulang bungan karang tidak
memiliki sistem Havers, tetapi terdiri atas trabekula-trabekula tulang yang
bercabang-cabang dan beranastomosis. Dalam trabekula terdapat osteosit yang
terletak di dalam lakuna.
·
Jaringan Otot
Jaringan otot
merupakan jaringan khusus yang berfungsi untuk pergerakan aktif, karena
tersusun atas sel-sel otot yang mempunyai kemampuan untuk berkontraksi.
Kemampuan otot untuk berkontraksi disebabkan oleh adanya serabut intarseluler
atau miofibril yang kontraktil.
Sel otot umumnya
memanjang, sehingga disebut juga serabut otot. Bagian-bagian sel otot mempunyai
sebutan khusus: membrane selnya disebut sarkolema, sitoplasmanya disebut
sarkoplasma, reticulum endosplasmanya disebut retikulum sarkoplasma, dan
mitokondrianya disebut sarkosoma.
Pada vertebrata
terdapat tiga tipe jaringan otot, yaitu oto rangka, otot jantung dan otot
polos. Secara histologist, otot rangka dan otot jantung tergolong sebagai otot
lurik atau otot serat lintang, karena miofibrilnya memantulkan cahaya gelap dan
terang berselang-seling yang berjajar teratur membentuk pita-pita vertical
terhadap poros otot.
1.
Otot rangka
Disebut otot
rangka, karena tipe jaringan otto ini kebanyakan melekat pada rangka. Sel atau
serabut otot berbetuk silindris dengan diameter 10-100 mm dan panjang
1-400 mm, mempunyai banyak inti yang terletak di tepi sitoplasmanya. Tiap
serabut otot diselaputi oleh jaringan pengikat yang disebut endomisium.
Beberapa serabut otot bergabung membentuk berkas otot (fasikulus), yang
diselaput oleh jaringan pengikat perimisium. Beberapa berkas otot bergabung
membentuk gumpal otot yang diselaputi oleh jaringan pengikat epimisium. Dalam
jaringan pengikat yang menyelaputi otot terdapat serabut kolagen, serabut
elastik, fibroblast, dan pembuluh darah.
Nukleus
2.
Otot jantung
Otot jantung
terdapat khusus pada jantung, tersusun atas serabut otot lurik berbentuk
silindris yang bercabang-cabang dan beranastomosis. Ukuran serabut otot jantung
lebih kecil dari otot rangka. Tiap sel mempunyai 1-2 inti yang terletak di
tengah-tengah sarkoplasma. Cirri khas otot jantung adalah adanya diskus
interkalaris, yaitu suatu kompleks junction yang menghubungkan sel-sel yang
berdekatan.
3.
Otot polos
Otot polos
terdapat pada organ-organ dalam, sehingga disebut juga otot visera. Disebut
otot polos, karena miofibrilnya tidak memantulkan cahaya berselang-seling,
sehingga sarkoplasmanya tampak polos dan homogen. Sel oto polos berbentuk
gelendong dengan diameter 5-10 mm dan panjang 3-200 mm, mempunyai
sebuah inti di tengah-tengah sarkoplasma. Sel-sel otot polos dapat bergabung
membentuk fasikulus, dan beberapa fasikulus membentuk gumpal otot.
nukleus
·
Jaringan saraf
Jaringan saraf merupakan jaringan khusus yang membangun sistem saraf. Pada
hewan vertebrata, jaringan saraf didistribusikan ke seluruh tubuh sebagai suatu
jaringan komunikasi yang terpadu.
Jaringan saraf terdiri atas dua macam sel, yaitu sel saraf (neuron) dan sel
jaringan antar saraf (neuroglia).
Neuron atau sel saraf merupakan sel utama dari jaringan saraf yang memilki
sifat iritabilitas dan konduktifitas. Bentuk dan ukuran neuron sangat
bervariasi. Pada umunya neuron terdiri atas sebuah badan neuron (perikarion),
beberapa dendrit dan sebuah akson. Ciri khas perikarion adalah adanya badan
Nissl (retikulum endoplasma kasar dan ribosom bebas), berupa butiran atau
kepingan kasar yang tersebar dalam sitoplasmanya. Umunya setiap perikarion
mengandung sebuah inti yang terletak di tengah. Dendrit merupakan saluran
sitoplasma yang berjumlah banyak, masing-masing bercabang pendek. Akson
merupakan sebuah saluran sitoplasma yang panjang dan silindris, bagian ujungnya
bercabang-cabang yang disibut telodendria.
Neuroglia adalah sel jantar saraf atau penunjang sel saraf. Bentuk
neuroglia sangat bervariasi dan berukuran jauh lebih kecil dari neuron.
Serabut saraf tidak bermielin umumnya merupakan serabut saraf yang
berdiameter kecil. Pada serabut saraf ini satu sel Schwann tidak membungkus
satu akson secara individual, tetapi membungkus beberapa akson ataupun beberapa
fasikulus saraf bersama-sama.
Saraf atau urat saraf merupakan kumpulan berkas (fasikulus) saraf. Setiap
fasikulus saraf terdiri dari banyak serabut saraf. Serabut jaringan yang lain,
jaringan saraf juga mempunyai selaput jaringan pengikat, yaitu endoneurium yang
membungkus serabut saraf, perineurium yang membungkus fasikulus saraf, dan
epineurium yang membungkus saraf.
b.
Organ dan Sistem
Organ
Organ merupakan kumpulan jarinmgan-jaringan berbeda yang bekerja sama dalam
melakukan fungsi tertentu. Sedangkan sistem organ merupakan kumpulan dari
beberapa organ yang bekerja sama dalam melakukan suatu fungsi tertentu.
1.
Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri atas sebuah saluran panjang, disebut saluran
alimentari atau saluran pencernaan, serta organ terkait, termasuk hati, kandung
empedu, dan pankreas. Saluran pencernaan makanan berawal di mulut
(makanan dikunyah, dilumasi oleh air liur dan digerakkan oleh lidah) dan berlanjut ke tenggorokan atas (faring) dan masuk ke dalam esofagus. Setelah itu dilanjutkan ke lambung dan usus halus. Lambung menyimpan 1,5 liter atau lebih makanan, dan mencernanya baik secara fisik dan kimiawi. Usus halus melanjutkan pemecahan kimiawi dan merupakan tempat penyerapan utama zat gizi kedalam aliran darah. Setelah iti dlanjutkan ke usus besar dan dikeluarkan melalui rektum dan anus.
(makanan dikunyah, dilumasi oleh air liur dan digerakkan oleh lidah) dan berlanjut ke tenggorokan atas (faring) dan masuk ke dalam esofagus. Setelah itu dilanjutkan ke lambung dan usus halus. Lambung menyimpan 1,5 liter atau lebih makanan, dan mencernanya baik secara fisik dan kimiawi. Usus halus melanjutkan pemecahan kimiawi dan merupakan tempat penyerapan utama zat gizi kedalam aliran darah. Setelah iti dlanjutkan ke usus besar dan dikeluarkan melalui rektum dan anus.
2.
Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan darah. Jantung
merupakan sebuah organ kuat dengan besar sekitar kepalan tangan. Terletak tepat
disebelah kiri tengan diantara paru-paru, jantung bertindak sebagai dua pompa
terkoordinasi yanmg mengirim darah keseluruh tubuh.
Darah merupakan sekumpulan sel khusus yang terendam di dalam cairan
berwarna yang disebut plasma. Darah membawa oksigen dan zat gizi ke sel tubuh,
mengambil zat sisa, mengantar hormon, menyebar ke seluruh tubuh untuk mengatur
suhu, dan berperan dalam melawan infeksi dan menyembuhkan cedera.
Pembuluh darah terdiri atas pembuluh darah arteri, vena dan kapiler.
Pembuluh darah arteri membawa darah dari jantung menuju organ dan jaringan
diseluruh tubuh. Pembuluh darah vena merupakan pembuluh darah yang membawa
darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung. Adapun pembuluh darah kapiler
merupakan pembuluh darah terkecil dan paling banyak yang mwmbawa darah diantara
arteri dan vena.
3.
Sistem Respirasi
Udara masuk ke dalam tubuh
melalui hidung (atau mulut). Dari luibang hidung menuju rongga hjidung yang
terbuka dalam tengkorak dan bergabung degan faring menuju ke belakang. Faring
merupakan pipa berbentuk corong yang memanjang ke bawah leher. Bagian pertama
faring hanya dilewati udara tapi di bagian bawah makanan dan cairan dapat
melaluinya. Laring tempat pita suara, bergabung dengan faring menuju trakea.
Lipatan tulang rawan yang longgar, epiglotis terletak tepat di atas laring dan
menutupnya saat menelan agar makanan dan cairan tidak masuk ke dalam trakea.
Trakea terbagi menjadi dua saluran napas disebut bronkus primer dimana satu
bronkus menuju ke paru-paru kanan dan satu bronkus menuju ke paru-paru kiri.
Setiap bronkus terbagi lagi menjadi bronkus sekunder dan tersier. Akhirnya
menjadi bronkiolus kecil. Percabangan ini disebut pohon bronkus. Dalam paru berpasangan yang menyerupai corong terjadi
pertukaran darah.
4.
Sistem kekebalan
dan limfatik
Sistem sistem pertahanan tubuh yang mampu beradaptasi ini terpusat pada sel
darah putih khussu, yaitu limfosit (sel imun utama, memiliki inti sel besar
yang hampir mengisi seluruh sel, berupa sel B atau T, tergantung pada
perkembangan sel). Sel ini bereaksi terhadap serangan berbagai macam mikroorganisme.
Rumitnya sistem ini bertujuan untuk menciptakan kekebalan yaitu setelah
serangan pertama, tubuh menjadi terlindung atau resisiten terhadap serangan
dari jenis mikroorganisme yang sama.
5.
Sistem ekskresi
Sistem ekskresi terdiri dari sepasang ginjal,sepasang ureter,satu kandung
kemih,dan satu uretra.seluruh komponen ini menjalankan fungsi sistem ekskresi
yakni mengatur folume dan komposisi cairan tubuh, memindahkan zat sisa dari
darah serta membuang zat sisa dan kelebihan air dari tubuh dalam bentuk urine
6.
Sistem endokrin
Sistem endokrin merupak sistem yang terdapat dalam tubuh dan berfungsi
untuk mengkordinasi aktifitas tubuh (misalnya pencernaan, metabolisme,dll).
Komponen utama dalam sistem endokrin yaitu pituitari(hipofisis), tiroid,
pankreas, kelenjar penghjasil hormon lain.
7.
Sistem reproduksi
Sistem reproduksi termasuk sistem utama dalam tubuh merupakan sistem yang
sangat berbeda di dua jenis kelamin dan satu satunya yang belum bekerja sampai
pubertas tiba sel sistem pria menghasilkan kelamin (gamet) yang di sebut
sperma.tidak seperti perkembangan sel telur wanita yang terjadi dalam siklus dan berhenti saat manopause,produksi sperma terus
berlanjut tetapi berkurang berlahan seiring penuaan.
8.
Sistem saraf
Sistem saraf terdiri atas tiga komponen, yang dikelompokkan berdasarkan
anatomi dan fungsinya. Sitem saraf pusat CNS (central nervous system), adalah
pusat struktur dan mekanisme kerja tubuh. Sistem ini terdiri atas otak dan
saraf utamnya sumsum tulang belakang yang mengalir di dalam tulang belakang.
9.
Sistem integumen
Sistem integumen merupakan sistem perlindungan terhadap cedera
mekanisinfeksi, dan pengeringan. Komponen utama dalam sistem ini adalah kulit
dan aksesorisya, misalnya rambut, kuku, dan kelenjar kulit.
10. Sistem kerangka
Sistem kerangka merupakn sistem yang terpenting dalam pergerakan serta
penopang dan perlindungan tubuh. Sistem kerangka jg berfungsi untuk melindung
organ organ vital tubuh seprti jantung, hati, lambung, otak,dll. Adapun
komponen utama dari sistem kerangka yaitu, tulang sejati, tendon, ligamen, dan
tulang rawan.
11. Sistem otot
Sistem otot dan sistem rangka sangat berkaitan erat karena otot yang ada
dalam tubuh berfungsi untuk menggerakkan atau lokomosi. Komponen utama dalam
sistem otot adalah otot rangka.
Sistem Organ
|
Komponen
Utama
|
Fungsi Utama
|
Pencernaan
|
Mulut,
faring, esofagus, lambung, usus halus, hati, pankreas, anus
|
Pengolahan
makanan (penelanan, pencernaan, penyerapan, pembuangan)
|
Sirkulasi
|
Jantung,
pembuluh darah, darah
|
Distribusi
internal bahan-bahan
|
Respirasi
|
Paru-paru,
trakea, pipa pernapasan lain
|
Pertukaran gas
(pengambilan oksigen; pembuangan karbon dioksida)
|
Kekebalan dan
limfatik
|
Sumsum
tulang, nodus limfa, timus, limpa, pembuluh limfa, sel darah putih
|
Pertahanan tubuh
(perlawanan terhadap infeksi dan kanker)
|
Ekskresi
|
Ginjal,
ureter, kandung kemih, uretra
|
Pembuangan sisa
metabolisme; pengaturan keseimbangan osmotik darah)
|
Endokrin
|
Pituitari
(hipofisis), tiroid, pankreas, kelenjar panghasil hormon lain
|
Kooordinasi
aktivitas tubuh (misalnya pencernaan metabolisme)
|
Reproduksi
|
Ovarium,
testis, dan organ-organ terkait
|
Reproduksi
|
Saraf
|
Otak,
sumsum tulang belakang, saraf, organ sensori
|
Koordinasi
aktivitas tubuh; deteksi stimulus dan formulasi atau penentuan respons
terhadap stimulus
|
Integumen
|
Kulit dan
aksesorisnya (misalnya rambut, kuku, dan kelenjar kulit)
|
Perlindungan
terhadap cedera mekanis, infeksi, pengeringan
|
Kerangka
|
Kerangka
(tulang sejati, tendon, ligamen, tulang rawan)
|
Penyokong tubuh,
perlindungan organ internal
|
Otot
|
Otto
rangka
|
Pergerakan,
lokomosi
|
2.
Reproduksi pada Hewan
a.
Reproduksi aseksual
Pada perkembangbiakan secara aseksual, organisme baru
yang dihasilkan merupakan hasil pembentukan yang bersal dari individu induk
atau sebagian tubuh individu induk. Cara seperti ini meliputi:
1.
Fission, fragmentasi,
pembentukan zooid, Strobilasi, dan pembentukan gemmula. Fission antara lain
dijumapi pada amoeba dan stentor. Fisiion pada amoeba dan stentor terjadi
dengan cara pembelahan mitosis dan replikasi strukrut-struktur intenal. seluruh
tubuh hewan turut dalam kegiatan reproduksi.
2.
Fragmentasi dapat
dijumpai pada annelida oscillatoria. Pada annelida satu individu akan terbagi
menjadi dua individu dan selanjutnya kedua individu tersebut akan membentuk
segmen-segmen yang baru.
3.
Zooid atau calon invidu
baru dapat dijumpai pada planaria. Calon individu baru telah terbentuk sebelum
dilepaskan. Proses ini hampir sama dengan fission.
4.
Strobilasi dapat dijumpai
pada Scypomedusa dimana bentuk polip dapat membentuk zooid secara aseksual,
kemudian zooid yang matang dilepaskan dan berkembang menjadi ephyrae. Phyrae
selanjutnya berkembang menjadi medusa yang memilki gonad sehingga dapat
berepruduksi secara seksual menghasilkan larva planula. Selanjutnya berkembang
menjadi polip yang baru.
b.
Reproduksi seksual
Perkembangbiakan secara seksual adalah perkembangbiakan
yang melibatkan dua individu yang berbeda jenis kelaminnya atau melibatkan fusi
dua buah gamet yang berbeda misalnya sperma dan telur. Beberapa ciri-ciri umum
dari perkembangbioakan yang berlangsung secara seksual adalah:
1.
Individu baru yang
dihasilkan melibatkan fusi dua sel kelamin yang berbeda.
2.
Individu baru yang
dihasilkan bervariasi sebagai akibat adanya rekombinasi genetik pada
pembentukan gamet pada fase profase miosis pertama, dan adanya fertilisasi yang
mengakibatkan persilangan antara materi genetik dari kedua parental.
3.
Pada organisme
dimorfik, kedua parental yang berbeda jenis kelaminnya mutlak dibutuhkan,
sedangkan pada organisme hermaprodit adalah relatif.
4.
Umumnya berlangsung
pada organisme yang telah dewasa secara seksual, kecuali pada organisme
terntentu seperti Ambistoma americana, sebangsa salamander, dimana
perkembangbiakan berlangsung pada stadium larva. Peristiwa ini disebut Neoteni.
5.
Vertebrata tinggi
pada umumnya membutuhkan alat0alat repruduksi khusus yang sangat
terspesialisasi, adalah alat reproduksi utama berupa gonad dan alat reproduksi
tambahan berupa saluran-saluran reproduksi dan kelenjar-kelenjar assesori
lainnya.
Untuk terbentuknya suatu zigot, diperlukan penggabunganm
dua gamet pada saat fertilasasi. Dikenal ada
tiga tipe penggabungan gamet adalah:
1.
Isogami, adalah persatuan dua buah gamet yang secara
morfologi sama, tetapi secara fisiologis dan genetik berbeda. Misalnya pada
beberapa jenis protozoa.
2.
Heterogami atau Anisogami, adalah persatuan dua gamet yang secara morfologis berbeda, adalah
mikrogamet yang bersifat motil dan makrogamet yang bersifat non motil.
3.
Oogami, adalah persatuan
antara dua gamet berupa sperma dan sel telur.
Beberapa variasi dalam reproduksi seksual antar lain
adalah Ginogenesis, Neoteni dan Poliembrioni.
1.
Neoteni adalah reproduksi
yang berlangsung pada stadium larva misalnya larva pada salamander tertent
(Ambystoma americana) larvana
disebut larva dewasa atau adult larva.
2.
Ginogenesis adalah cara
reproduksi dimana tidak melibatkan peleburan antara dua materi genetik induk,
misalnya pada ikan-ikan terntentu sperma hanya diperlukan untuk merangsang
pertumbuhan embrio,jadi yang dihasilkan adalah individu betina.
3.
Poliembrioni adalah cara
reproduksi dimana dalam satu kali pembiakan dihasilkan lebih dari satu anak
misalnya pada Armadillo quadruplets yang
ada di mexico, .bagaimana cara alami menghasilkan 4 anak dari satu zigot
c.
Reproduksi pada manusia
·
Sistem
Reproduksi Perempuan
Sistem
reproduki
perempuan meliputi indung telur (ovarium), suatu sistem saluran kelamis (tuba
uterine, rahim atau uterus dan vagina) dan alat kelamin luar. Kelenjar mamae
atau kelenjar susu walaupun bukan alat kelamin, termasuk dikelompok ini karena
merupakan kelenjar penting dalam system reproduksi perempuan. Fungsi utama
sistem ini yang dikelola oleh mekanisme hormon dan saraf, menghasilkan gamet
betina yaitu ovum melalui peristiwa oogenesis; kemudian menyediakan lingkungan
yang cocok untuk terjadi fertilisasi oleh spermatozoa dan perkembangan fetus,
selanjutnya mekanisme untuk pengeluaran janin.
1.
Anatomi sistem reproduksi perempuan
Ovarium tergolong
kelenjar ganda karena ia menghasilkan getah eksokrin dan endokrin. Bentuk
ovarium lonjong, gepeng dengan ukuran 5 x 21 cm. alat ini tergantung pada
mesovarium yaitu ligamentum suspensorium ovary yang berisi pembuluh darah dan
saraf ovarium serta ligament ovary proprium. Permukaan ovarium fungsional
berbenjol-benjol karena tonjolan folikel-folikelnya. Jika dipotong melintang
akan terlihat bagian korteks dan medulla/stroma. Pembuluh darah utama terletak
dibagian tengan. Lapisan luar ovarium yang sudah berkembang lengkap terdiri
dari epitel (pipih atau kuboid) dan lapisan fibrosa subepitel, disebut tunika
albugenia ovarium yang bertanggung jawab akan warna kepurihan dari ovarium.
Uterus adalah organ
berbentuk buah pir dengan bagian yang melebar disebut korpus, bagian atsanya
disebut fundus, bagian bawahnya yang silindris bermuara kedalam vagina disebut
servik atau leher uterus. Didnding uterus terdiri dari 3 lpisan: (1) lapisan
lluar serosa (jaringan penyambung dan mesotel) atau adventisia (jaringan
penyambung); (2) miometrium, suatu tunika oto polos; (3) endometrium, merupakan
mukosa uterus/selaput lender yang membatasi dinding bagian dalam vagina,
dindingnya tak mengeluarkan kelenjar, ada 3 lapisan ; lapisan mukosa, lapisan
muskularis, lapisan fibrosa. Mucus yang terdapat dalam lumen vagina berasal
dari kelenjar-kelenjar sevik. Genetalia eksterna (Vulva) perempuan terdiri dari
klitoris, labia minora, labia majora. Kelenjar vestibularis
·
Sistem
Reproduksi Laki-laki
Sistem
reproduksi laki-laki terdiri atas testis, saluran reproduksi (epididimis,
duktus seminalis, duktus ejakularis dan uretra), kelenjar-kelenjar (vesikula
seminalis, prostat, bulbouretralis), dan alat kelamin luar yaitu penis.
Testis merupakan organ reproduksi utama pada jantan,yang biasnya berpasangan, dan
dikelilingi oleh jaringan ikat yang disebut tunika albugenia. Testis berfungsi
untuk menghasilkan spermatozoa dan hormon hormon jantan, utamanya andro gen. Di
dalam testis terdapat saluran halus yang melilit yang disebut tubulus
seminefurus dimana spermatogenesis berlangsung.
Tubulus
semineferus
terdiri atas tunika jaringan ikat fibrosa, lamina basalis, epitel germinativum. Epitel germinal terdiri atas sel sel
spermatogenetik yang terdiri atas 4-8 lapisan sel yang menempati ruang antara
membran basalis dan lumen tubulus. Diantara sel sel spermatogenetik terdiri
atas spermatogonia, spermatosit, spermatid,dan spermatozoa. Sel sertoli paling
sedikit memiliki tiga fungsi adalah sebagai penyokong, pelindung, dan mengatur
nutrisi spermatozoa yang sedang berkembang,fagositosis dan sekresi androgen
binding protein atau ABP.
Epididimis merupoakn jarigan yang
menghubungkan antara testis dengan vas deferens, terdiri atas 3 daerah utama
caput, korpus, dan cauda. Caput adalah bagian depan atau kepala yang menampung
cairan testis yang berisi spermatozoa lewat ductuli efferentes.corpus adalah
bagian tengah atau badan, melekat pada bagian samping testes, sedangkan cauda
adalah bagian ujung atau ekor yang berhubungan dengan vas deferens. Epididimis
dibatasi oleh jaringan ikat pada bagian luar, lapisna tipis otot polos di
tengah dan epitel berlapis banyak palsu di bagian dalam yang membatasi lumen
epididimis. Secara umum epididimis berfungsi untuk absorbsi, maturasi,
transportasi, penyimpang spermatozoa dan eliminasi sperma yang tersimpan
terlalu lama dan tidak di ejakulasi. Pada manusia, testis menghasilkan cairan
20-40 ml/hari. Cairan tersebut akan diabsorbsi kembali epididimis bagian caput
sebanyak 98%. Mekanisme eliminasi spermatozoa pada epididimis adalah mengalami
fragmentasi lalu diabsorbsi oleh epitel, difagositosis oleh sel darah putih,
dan disalurkan ke uretra yang akan keluar bersama dengan urine.
Kelenjar-kelenjar aksesori terdiri atas
vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar bulbourethra. Ketiga kelenjar
tersebut terdapat dalam keadaan berpasangan.
Penis terdiri atas 3 massa silindris jaringan erektil dan
urethra. Bagian luarnya diliputi oleh kulia. Dua diantara selinder tersebut
adalah korpora kavernosa penis yang terletak pada bagian dorsal dan yang
satunya terletak dibagian ventral dan disebut korpus kavernosum urethrae dan
mengelilingi urethra. Pada bagian ujungnya mengalami pelebaran membentuk glans
penis.